Deal Keren hari ini

http://www.dealkeren.com/jakarta/invitation/?s=30361a9dfdb17c1885a833e78303ebdd

Sabtu, 29 Maret 2008

lateral marketing (keluar dari pasar yang sudah jenuh)


hmmm malem-malem habis makan enaknya ngeblog bener gak ??? soalnya mau keluar malem-malem juga males bawaannya.

Postingan saya sebelumnya membahas tentang industri seluler di Indonesia yang sudah sangat hyperfragmented dan para operatornya sudah terjebak di dalam perang harga untuk saling menjatuhkan satu sama lain.

Nah sekarang saya akan membahas bagaimana strategi yang digunakan untuk membebaskan kita dari pasar yang sudah terfragmentasi. buku diatas adalah buku yang mengajak kita berpikir secara lateral atau berpikir diluar apa yang biasanya dipikirkan orang lain, berpikir secara lateral adalah mengajak kita berkreatif. seperti biasanya tulisan ini akan disajikan secara simpel dan mudah dimengerti


Dalam menghadapi pasar yang terfragmentasi atau telah dipenuhi produk yang homogen, pemasar haruslah dapat berpikir secara lateral. Karena di dalam pola pikir manusia selain pola pikir secara konvensional atau secara vertikal terdapat pula pola pikir secara horizontal atau lateral.

Pola pikir konvensional digambarkan sebagai garis vertikal, yang menambahkan yang sudah ada ke atas atau ke bawah. Misalnya makin bagus, makin cepat, dan seterusnya. Pola pikir lateral, adalah pola pikir menyamping secara horisontal. Artinya bukan hanya meneruskan apa yang sudah ada ke atas atau ke bawah - tetapi menciptakan jalur baru disampingnya. Inovasi yang lahir dari pola pikir lateral inilah, yang merupakan bagian dari Lateral Marketing.

Lateral marketing ini fokus di dalam :
  1. berpikir menambahkan kebutuhan lain atau elemen lain yang dapat memuaskan konsumen di dalam produk yang sama
  2. berpikir menambahkan segmen konsumen mana lagi yang dapat dijangkau dengan produk yang sama
  3. berpikir menambahkan nilai lebih suatu produk yang dapat dijual kepada konsumen yang sudah ada
  4. berpikir menambahkan fungsi produk yang baru jika produk tersebut diinovasi
  5. memikirkan produk baru yang dapat menciptakan segmen baru di pasaran sehingga dapat mengalahkan produk kompetitor
Lateral marketing berbeda dengan konvesional marketing karena bergerak dari pemikiran yang berbeda konvensiona dimulai dari pikiran "apa" (decutive thinking) yang dapat ditambahkan agar dapat memuaskan konsumen, tetapi lateral marketing berpikir dari "bagaimana" (inductive thinking) untuk memuaskan konsumen.

Bagaimana Lateral Marketing Bekerja ?????
lateral marketing dimulai dengan memisahkan skema marketing secara vertikal yang terdiri dari tiga level utama, yaitu :
  1. Level definisi pasar
  2. Level definisi produk
  3. level marketing mix
setelah itu para pemasar, memutuskan dari ketiga level diatas mana yang akan dimulai dengan mengaplikasikan lateral marketing. Dan kita jika kita memilih level definisi pasar maka kita harus berpkir secara lateral mengenai utilitas produk, konsumen, dan situasi pembelian. jika kita fokus pada definisi produk maka kita berpikir mengenai inovasi produk. jika kita memilih marketing mix berarti kita fokus pada bagaimana suatu produk akan dijual.
Proses dari lateral marketing sendiri terdiri dengan berpikir secara kreatif atau lateral dengan menciptakan antara produk yang ada sekarang "existing" dengan ide-ide gila, nah jembatan yang menghubungkan antara "existing produk" dan ide-ide gila menjadi kenyataan itulah yang disebut dengan lateral marketing.

3 Langkah Mudah Lateral Marketing
  1. pilihlah satu dari ketiga elemen (market, produk, marketing mix) yang akan difokuskan untuk dilakukan pengembangan atau diferensiasi
  2. Dari elemen yang telah dibuat tersebut buatlah suatu ide kreatif yang dapat membuat suatu celah antara exixting produk dan pengembangan
  3. buatlah suatu ide yang dapat menjembatani celah tersebut

berpikirlah kratif jangan terjebak di dalam perang tarif yang berkepanjangan...

Jumat, 28 Maret 2008

Pulsa Murah Sementara atau Selamanya ????? (menyikapi persaingan di industri seluler Indonesia)


akhirnya saya mempunyai waktu juga untuk kembali menulis dan mengupdate segala pikiran-pikiran yang telah ada di otak saya. selama seminggu lebih saya tidak mengupdate blog ini, karena liburan paskah kemarin saya pulang ke kota kelahiran saya di semarang untuk menemui keluarga tercinta dan wanita yang paling saya cintai serta merayakan paskah bersama mereka dan juga disamping berbagai kesibukan yang mewarnai hari-hari saya.

akhir-akhir ini kita melihat berbagai iklan dan tawaran menarik yang ditawarkan oleh para operator seluler dan cdma, mereka berlomba-lomba mengklaim bahwa dirinyalah yang paling murah, paling lengkap, bla bla bla dan seterusnya. karena itulah saya mempunyai pikiran untuk menulis apakah harga yang mereka tawarkan memang untuk selamanya (biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mengakuisisi pelanggan baru) atau hanyalah sementara (promotional). untuk itu mari kita cermati dan bahas satu persatu. memang postingan kali ini agak berbeda karena tidak terlalu marketing, namun hal ini juga penting bagi para marketer bahwa perlu diingat "janji yang meleset dari promosi suatu produk akan menyebabkan produk tersebut mulai ditinggalkan pelanggannya di pasar (over promise)."


I. Persaingan Industri Seluler di Indonesia

Industri telepon seluler mengalami perkembangan yang pesat dalam dua dekade terakhir ini, baik di negara maju ataupun sedang berkembang. Di Indonesia pun telepon seluler telah mengubah peta industri telekomunikasi secara radikal. Dimana telepon yang dulunya merupakan barang mewah, sehingga hanya kelompok tertentu yang bisa menikmatinya, sekarang dengan mudah mendapatkannya, murah lagi, baik dalam sarana telekomunikasi fixedline wireline ataupun fixedline wireless serta seluler. Semua lapisan masyarakat memiliki akses untuk dapat menggunakan sarana telekomunikasi untuk berbagai keperluan, baik untuk urusan bisnis, keluarga, ataupun keperluan lainnya. Demikian juga semua lapisan masyarakat dari lapisan elit sampai pembantu rumah tangga dari kota besar ataupun pelosok-pelosok di seluruh Indonesia dapat mengakses sarana telekomunikasi yang ada. Apalagi program universal service obligation (USO) sudah menjadi program pemerintah dalam beberapa tahun terakhir ini. Sehingga pelayanan jasa telekomunikasi dibawa ke daerah-daerah terisolir, meskipun hasilnya masih belum memuaskan.

Akhir-akhir ini kita melihat persaingan yang semakin ketat antar operator dalam menarik konsumen supaya tertarik untuk menggunakan produknya, khususnya untuk fixedline wireless ataupun seluler. Bahkan dalam beberapa media kita saksikan perang harga untuk menarik pelanggan dilakukan oleh berbagai operator, sampai-sampai ada yang menawarkan sms gratis ataupun percakapan gratis guna menarik konsumen. Sehingga masyarakat ataupun konsumen pun yang mulai cerdas juga banyak memanfaatkan perang harga tersebut untuk mendapatkan harga termurah dengan sering berganti operator ataupun memiliki beberapa jasa pelayanan dari beberapa operator. Oleh karena itu pasar telepon seluler di Indonesia diperkirakan memiliki tingkat perputaran pelanggan bulanan tertinggi di dunia. Pelanggan telepon seluler di Indonesia begitu mudah untuk berganti nomor telepon ke operator lain. Hal ini tidak terlepas dari persaingan antar operator telekomunikasi di Indonesia. Angka perputaran pelanggan telepon seluler di Indonesia diperkirakan mencapai 8,6 persen dalam sebulan. Sementara angka perputaran pelanggan di India mencapai 4 persen per bulan, Malaysia 3,7 persen per bulan, Philipina 3,1 persen per bulan, Thailand 2,9 persen per bulan, Cina 2,7 persen per bulan, dan Bangladesh 2,1 persen per bulan

Perkembangan yang pesat pada industri telekomunikasi akhir-akhir ini terutama didorong oleh pekembangan yang pesat dari pasar seluler. Dimana sejak awal perkembangannya produk seluler berbeda dengan telepon tetap dengan jaringan kabel yang dimonopoli oleh PT Telkom. Sementara telepon seluler sejak awal sudah tidak ada hambatan masuk pasar bagi operator yang berminat dalam bisnis ini, sehingga persaingan antar operator dalam pasar ini cukup sengit. Bahkan akhir-akhir ini sudah menjurus pada perang harga. betapa perkembangan pasar seluler yang pesat juga diikuti dengan persaingan yang semakin ketat antar operator, sehingga pelayanan yang ada di pasar juga semakin beragam dengan berbagai fitur yang semakin menarik, jangkauan yang semakin luas, dan harga yang semakin murah. Sehingga manfaat yang diterima oleh masyarakat dengan semakin berkembangnya pasar seluler dapat dirasakan oleh masyarakat umum.

A. Struktur Industri Seluler (Structure)
Seperti kita ketahui bahwa struktur pasar yang biasanya dilihat dari jumlah pelaku dan pangsa pasarnya akan menentukan market conduct atau perilaku perusahaan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Biasanya semakin bertambahnya jumlah penjual maka persaingan akan meningkat, sehingga keuntungan akan menurun. Sementara itu, derajat dari diferensiasi produk, pengetahuan penjual dan pembeli mengenai produknya serta adanya hambatan untuk masuk pasar juga mempengaruhi kekuatan penjual di pasar. Meskipun demikian biasanya dalam literatur sering digunakan Concentration Ratio (CR) dan Herfindahl Hirschman Index (HHI) untuk mengukur derajat konsentrasi pasar. Biasanya nilai HHI antara 1000-1800 dinyatakan sebagai konsentrasi moderat, sedangkan lebih dari 1800 adalah konsentrasi tinggi.

Undang-undang RI no.36/1999 tentang Telekomunikasi memberikan pondasi bagi kompetisi pasar telekomunikasi di Indonesia. Meskipun belum merubah posisi dominan PT Telkom untuk penyelenggaraan jasa telepon tetap, baik untuk domestik maupun SLJJ sampai sekarang. Namun demikian sampai saat ini ada 3 operator yang melayani jasa telepon tetap, tetapi hanya PT Telkom yang dapat melayani seluruh wilayah Indonesia. PT Indosat (”Star One”) hanya beroperasi di Jakarta dan sekitarnya, Surabaya dan sekitarnya, dan wilayah Joglosemar (Jogjakarta, Solo dan Semarang). Sementara pendatang baru seperti PT. Bakrie Telecom, yang menyediakan layanan jasa telepon tetap nirkabel memiliki pangsa pasar yang kecil dan terbatas (layanan daerah Jakarta, Banten dan sekitarnya, namun telah memiliki lisensi FWA untuk seluruh Indonesia pada akhir 2006) meskipun sangat agresif dalam memasarkan produknya. Sehingga dapat dikatakan bahwa kompetisi antara operator telepon tetap terbatas di daerah padat penduduk. Secara nasional, PT Telkom masih dapat dikatakan tetap “monopoli” tanpa pesaing baik melalui telepon tetap dengan kabel ataupun tanpa kabel dalam Flexi

Sementara itu kompetisi di telepon selular telah terjadi lebih intensif. Dimana PT Telkomsel dan PT. Indosat memiliki cakupan nasional, sedangkan Exelcomindo memiliki cakupan hampir di seluruh wilayah kecuali Maluku, dan Fren dari Mobile-8 hanya terdapat di pulau Jawa, Madura dan Bali. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kompetisi antara operator seluler secara praktis terjadi hanya pada 3 operator. Bahkan, PT Telkomsel menguasai 59,6% pasar, yang berarti merupakan pemain dominan di pasar. Rasio konsentrasi tiga perusahaan besar tersebut (CR3) adalah 0,989 dan Indeks Herfindahl adalah 4450 pada tahun 2005, yang mengindikasikan struktur pasar oligopoli yang sangat ketat.

Dengan melihat data-data sebelumnya nampak bahwa konsentrasi pasar pada industri telekomunikasi masih tinggi. Namun hal tersebut dapat dimengerti sebab liberalisasi industri telekomunikasi yang dilakukan sejak tahun 2002 belum mampu mengubah struktur pasar secara drastik dengan cepat. Namun demikian liberalisasi industri telekomunikasi telah mendorong masuknya lebih banyak operator, sehingga persaingan antar operator dalam menarik pelanggan juga semakin ketat. Secara umum dapat dikatakan bahwa liberalisasi pasar telekomunikasi Indonesia telah membawa dampak yang besar pada industri telekomunikasi sehingga masyarakat luas diuntungkan dengan semakin banyaknya operator yang masuk pasar dan beragamnya jasa telekomunikasi yang ditawarkan di pasar dengan kualitas yang lebih baik dan harga lebih terjangkau meskipun sampai saat ini incumbent masih memiliki posisi dominan di pasar

Hingga saat ini di Indonesia telah hadir 10 operator yaitu Telkom, Telkomsel, Indosat, Excelcomindo (XL), Hutchison (3),Sinar Mas Telecom,Sampoerna Telecommunication, Bakrie Telecom (Esia), Mobile-8 (Fren), dan Natrindo Telepon Selular (sebelumnya Lippo Telecom). Dari jumlah ini, pelanggan fixed phone sekitar 9 juta dan pelanggan selular 64 juta pada tahun 2006. Kalau dibagi berdasarkan platform yang digunakan, pemakai GSM selular sebanyak 88%, CDMA selular 3%, dan CDMA fixed wireless access (FWA) 9%. Namun dari sepuluh operator itu hanya 3 operator yang memiliki pangsa pasar lebih dari 5% yaitu Telkomsel, Indosat dan Excelcomindo. Hal ini menyebabkan tingkat persaingan antar operator di Indonesia mengalami peningkatan. Dan para pelanggan telepon seluler juga menikmati manfaat dari persaingan tersebut.


B. Perilaku Pasar (Conduct)
Seperti kita ketahui bahwa struktur pasar biasanya akan mempengaruhi perilaku pelaku pasar. Ada beberapa indikator perilaku pasar yang sering digunakan selama ini, antara lain penetapan harga, jumlah produk yang dijual, investasi, iklan, reaksi terhadap inisiatif pesaing, penerapan teknologi baru dan inovasi. Dimana semakin tingginya persaingan karena semakin banyaknya pelaku usaha seperti dalam industri telekomunikasi mengakibatkan meningkatnya kegiatan periklanan, penurunan harga, dan munculnya berbagai ragam layanan yang ditawarkan operator, sehingga pengguna menikmati rendahnya harga, kualitas layanan yang lebih baik, dan beragam pilihan jasa.

bahkan tarif promosi yang ditawarkan luar biasa murahnya, demikian iklan yang gencar banyak dilakukan oleh operator. Perkembangan akhir-akhir ini bahkan menunjukkan bahwa persaingan dengan menawarkan pulsa ataupun sms gratis dengan kondisi tertentu juga terjadi

Hal ini wajar pada tahap awal perkembangan pasar yang masih mencari keseimbangannya. Apalagi untuk industri telekomunikasi yang sarat teknologi dan sangat dinamis merupakan hal yang wajar bagi perusahaan-perusahaan untuk menguji pasar, mengukur reaksi pesaing, dan mengubah tingkah laku mereka untuk menyesuaikan dengan strategi dan kondisi pesaing

dapat dilihat bahwa PT Bakrie Telecom (Esia) adalah operator yang menerapkan harga murah (Rp.50 per menit antar pelanggan on-net), dan Rp.800.- per menit untuk panggilan ke pelanggan off-net. Sedangkan untuk telepon bergerak, PT Mobile-8 (Fren) tarifnya Rp.275 untuk menit pertama dan Rp.14 untuk tiap menit berikutnya untuk on-net, dan Rp.800 per menit untuk panggilan off-net. Jelas dapat dilihat bahwa kedua operator tersebut menggunakan strategi tarif murah untuk menyaingi pesaingnya. Jadi dapat dilihat bahwa new comer menggunakan tarif rendah untuk penetrasi pasar. Demikian juga pemain lama (incumbent) juga tidak mau kalah, mereka juga menerapkan hal yang sama. Sehingga perang harga antar operator tak terelakkan

Selain itu tarif promosi juga banyak dilakukan oleh operator, diantaranya PT Excelcomindo Pratama menurunkan tarifnya sebesar kira-kira Rp.149 per 30 detik, sementara Simpati (PT Telkomsel) memberlakukan tarif Rp.300 per menit untuk pelanggan yang melakukan panggilan antara pukul 23.00 hingga 07.00. PT Indosat (Mentari) bahkan memberikan gratis kepada pelanggan yang melakukan panggilan antara pukul 00.00 hingga 05.00. Gambaran tersebut mengindikasikan bahwa industri telekomunikasi baik untuk jaringan tetap tanpa kabel dan seluler di Indonesia pada saat ini telah memasuki situasi “perang tarif” sementara para operator baru berusaha memaksimalkan kapasitas jaringan yang dimilikinya. Oleh karena itu perang tarif nampaknya akan tetap terjadi sampai dengan kapasitas jaringan digunakan secara penuh

Perkembangan akhir-akhir ini bahkan menunjukkan perang tarif yang semakin gencar sehingga banyak operator yang menawarkan berbagai keuntungan seperti roaming gratis, tarif telepon interlokal sama dengan tarif lokal, bonus pulsa, dan lain-lainnya. Adanya perang tarif antar operator tersebut menyebabkan tarif telepon seluler cenderung mengalami penurunan

Kecenderungan turunnya tarif seluler sebagai akibat perang tarif antar operator mengindikasikan bahwa persaingan antar operator seluler semakin ketat.

Pelaku dalam industri telekomunikasi tidak banyak sebagaimana halnya dalam struktur pasar yang bersaing sempurna (perfect competition), yang didalam praktek struktur pasar persaingan sempurna jarang ditemui. Struktur pasar oligopoli adalah ciri dari industri telekomunikasi di seluruh dunia. Namun demikian pasar oligopoli tidak dengan sendirinya diikuti oleh persekongkolan horisontal dalam bentuk kartel misalnya. Fakta di Indonesia menunjukkan bahwa katel dalam bentuk price fixing atau market division tidak terjadi, justru perang harga (price war) yang disertai dengan berbagai bentuk persaingan non-harga (non-price competition).

Dibandingkan dengan tarif telepon di negara lain, tarif yang berlaku di Indonesia berada di posisi tengah dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia. Hal ini wajar mengingat kebutuhan investasi, skala ekonomi, penggunaan teknologi, dan besarnya pasar berbeda antara satu negara-dengan negara lain, yang dengan sendirinya menyebabkan perbedaan struktur biaya dan tingkat harga. Untuk telepon tetap ternyata beberapa tarif Indoneia lebih rendah dibandingkan dengan Malaysia meskipun lebih mahal dari India. Demikian juga pada telepon bergerak, beberapa tarif Indonesia lebih mahal dari India meskipun lebih murah dari negara-negara tetangga lainnya.


C. Kinerja (Performance)

Kinerja dari industri telekomunikasi dapat dilihat dari berbagai aspek. Meski demikian dalam tulisan ini akan dilihat dari sisi output yang dihasilkan, ARPU dan profitabilitasnya. Dari sisi output jelas bahwa semakin banyaknya operator dan juga semakin baiknya pelayanan serta semakin murahnya tarif dan portabel nya handset telah membuat jumlah pelanggan seluler juga meningkat pesat. Ini tentu saja menguntungkan masyarakat luas sebagai pengguna jasa layanan seluler. Demikian juga dilihat dari luasnya jangkauan layanan seluler yang sudah meliputi seluruh Indonesia (menurut klaim dari operator) jelas menguntungkan pelanggan.

Demikian juga semakin banyaknya operator baru yang masuk pasar telekomunikasi telah meningkatkan kompetisi, menurunkan tarif, sehingga berdampak pada penurunan tingkat Pendapatan Rata-rata per Pengguna (Average Revenue per User-ARPU) di banyak operator. dapat dilihat bahwa sebagian besar operator turun ARPU nya, kecuali pada PT Telkom dan PT Bakrie Telekom. Flexi pun yang baru diluncurkan tahun 2003 ikut-ikutan turun ARPU nya sejak PT Bakrie Telecom masuk, dan gencarnya promosi perang harga operator jaringan bergerak. Demikian juga ARPU telepon seluler seperti PT Telkomsel, PT Indosat dan PT Excelcomindo Pratama juga turun. Dimana ARPU campuran dari 3 operator seluler sudah dibawah Rp.100.000,-.

Untuk mengetahui kinerja industri telekomunikasi selain dilihat dari sisi kepentingan masyarakat seperti perubahan harga, perubahan layanan, dan cakupan jaringan juga perlu dilihat dari sisi keuangannya atau tingkat profitabilitas. Dari data Return on Asset (ROA) operator di pasar dapat dilihat bahwa banyak operator turun ROA nya pada tahun 2005.

PT Excelcomindo yang turunnya terbesar, dari 10,2% di tahun 2004 menjadi 6,1% untuk tahun 2005. Sementara itu PT Telkomsel cukup dinamis, ROA nya meski turun pada tahun 2004, pada tahun 2005 meningkat lagi. Demikian ROA PT Telkom juga meningkat pada tahun 2005 meski lebih rendah dari tahun 2002. Perkembangan ini menunjukkan dinamisnya pergerakkan biaya dan pendapatan jangka pendek, dibandingkan dengan potensi keuntungan jangka panjang

Perkembangan ROE tidak banyak berbeda dengan kondisi ROA. Dimana ROE PT Excelcomindo turun sangat tajam dari 63,4% pada tahun 2004 menjadi 15,7% di tahun 2005, meskipun masih lebih tinggi dari PT Indosat dan PT Bakrie Telecom. Sementara itu PT Telkomsel masih saja bagus ROE nya, 48% pada tahun 2004, menjadi 51% pada tahun 2005. Pada saat yang sama ROE PT Telkom turun dari 30,3% di tahun 2004 menjadi 24,3% pada tahun 2005. Pendatang baru PT Bakrie Telecom mencatat peningkatan ROE dari 1.32% (2004) dan 0.13% (2005). Secara umum dapat dilihat adanya trend penurunan ROE yang merefleksikan adanya peningkatan kompetisi.


II. Era Pulsa Murah

Ini pasti menyenangkan. Pada saat harga kebutuhan pokok melonjak karena terseret oleh naiknya harga minyak di pasaran dunia dan menyebabkan Indonesia mengalami inflasi di berbagai sektor, tarif seluler akan segera turun. Kepastian turunnya tarif ini diperoleh setelah muncul regulasi tarif interkoneksi baru yang diumumkan Menteri Komunikasi dan Informatika. Isinya adalah tarif interkoneksi sambungan langsung jarak jauh (SLJJ) dan seluler turun 5 % hingga 40 %. Regulasi ini juga bisa menyeret tarif seluler reguler ke angka yang lebih kecil. Aturan tarif interkoneksi tersebut harus dilaksanakan oleh operator seluler mulai 1 April mendatang. Penurunan paling besar terjadi pada layanan komunikasi lokal antar seluler beda operator. Selama ini batas atas yang diberlakukan adalah Rp. 898 permenit, dipangkas 42% menjadi Rp. 522 per menit. Penurunan terkecil terjadi pada komunikasi lokal seluler ke PSTN yang sebelumnya Rp. 513 per menit menjadi Rp. 464 per menit atau diturnkan 9,5%.


III. Pulsa Murah (Apa Iya ??????)

Di berbagai media massa dan media elektronik serta media iklan outdoor kita sering kali melihat berbagai operator berlomba-lomba mengiklankan diri bahwa tarif mereka adalah tarif yang termurah. Tapi apakah tarif murah tersebut sudah wajar dan memang benar-benar murah ??? tarif murah belum tentu wajar lho!!!!

Tarif yang wajar adalah tarif yang menjamin kesinambungan berlangsungnya usaha telekomunikasi.
Kita tentunya tidak menginginkan terjadinya perang tarif yang mengakibatkan para penyelenggara komunikasi justru saling membunuh. Jika ini yang terjadi, pada akhirnya konsumen justru kehilangan jasa telekomunikasi yang berkualitas.

pada sisi lain, konsumen berhak menikmati kualitas jasa telekomunikasi yang wajar dengan tarif yang wajar. Ini berarti bahwa konsumen berhak menikmati tarif yang murah tanpa mengorbankan kualitas dari jasa telekomunikasi itu sendiri. Misalnya, karena tarif yang sangat murah mengakibatkan peningkatan volume percakapan karena teledensitasnyapun naik sehingga kapasitas networkpun menjadi naik dan overload dan mengakibatkan pembicaraan terputus di tengah jalan.

Apa benar tarif yang mereka gembar-gemborkan lewat iklan benar-benar murah ???? Jawabannya : BELUM TENTU MURAH, karena selalu terdapat tulisan-tulisan kecil yang menyatakan "syarat dan ketentuan berlaku". Tulisan-tulisan kecil ini sangat bermakna di dalam menentukan tarif percakapan. Yang paling penting adalah tarif murah hanya berlaku untuk sesama pelanggan satu operator atau dengan istilah teknis percakapan on net. Adapun untuk percakapan antar operator yang berbeda atau tarif off net tarif hampir tidak mengalami perubahan yang berarti. Tarif murah hanya bisa dinikmati dengan cara tertentu dan tidak berlaku secara keseluruhan.


Perbedaan tarif antara on net dan off net sebenarnya menciptakan kondisi subsidi silang karena tingginya tarif off net dan rendahnya tarif on net. Padahal biaya investasi jaringan tidak membedakan antara jaringan untuk off net dan on net. Operator bisa memberikan tarif on net sangat murah karena tidak ada konsekuensi biaya kepada pihak ketiga. Jadi sebenarnya batas bawah tarif on net adalah NOL ALIAS GRATISSSS!!!, meskipun secara operasional operator mengalami kerugian. Namun hal ini bisa dilakukan untuk sementara waktu untuk mematikan persaingan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa tarif murah itu hanyalah senjata marketing untuk mengakusisi pelanggan antar operator. Dengan tarif murah dan sering kali layanan yang diberikan trouble karena network overload para operator tersebut sudah untung walo cuma sedikit!!!!!

Pulsa murah atau tarif murah menurut saya hanya sementara karena merupakan strategi marketing untuk mengakuisisi pelanggan antar operator. Jadi buat operator-operator di luar sana buatlah tarif yang wajar dengan tidak mengurangi jasa yang diberikan. Jangan "OVER PROMISE" lah kalo orang marketing bilang...

Minggu, 09 Maret 2008

strategi marketing VS larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat (kebijakan persaingan)

gak tau kenapa tiba-tiba muncul ide untuk memposting tulisan ini tentang strategi marketing vs kebijakan persaingan (larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat). karena akhir-akhir ini kita sering mendengar kebijakan kompetisi yang bertujuan untuk kesejahteraan rakyat (social welfare). memang dalam menerapkan strategi marketing kita harus dapat sepintar mungkin menyingkirkan pesaing di pasaran untuk dapat menguasai pasar, tetapi sekarang kita harus berhati-hati karena sekarang ada UU No. 5 Tahun 1999 tentang larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. jangan sampai strategi marketing yang kita terapkan melanggar aturan atau beleid tersebut. tulisan kali ini akan sedikit ribet karena ini soal yang sangat kompleks dan penting. gak apa-apa ya yang penting anda semua mendapatkan informasi yang berguna, mari kita mulai saja pembahasan ini.

undang-undang antimonopoli mempunyai tujuan untuk untuk mencapai terselenggaranya persaingan yang sehat di dalam pasar wilayah Republik Indonesia. mengapa undang-undang anti monopoli berusaha melindungi persaingan yang sehat ?? supaya pelaku usaha yang satu dengan pelaku usaha yang lain dapat bersaing berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku. dibawah ini hanya merupkan contoh strategi marketing yang jika kelewatan penerapannya dapat melanggar UU tersebut.

I. PERANG LEWAT IKLAN

gambar diatas diambil di daerah lapangan merdeka medan. gambar diatas dapat terlihat jelas bagaimana iklan telkomsel langsung menghajar sang kompetitor yaitu XL.

iklan merupakan sarana dari promosi yang merupakan dari strategi marketing yaitu strategi komunikasi yang bersifat menginformasikan konten dari suatu produk kepada target market. tetapi jika tidak hati-hati kita juga dapat terjebak di dalam iklan yang provokatif yang menyerang produk kompetitor seperti gambar diatas.

di dalam teori hukum persaingan biasanya yang dianggap sebagai parameter persaingan yang paling penting adalah persaingan harga, kualitas, pelayanan dan persaingan melalui iklan. sebetulnya persaingan bukanlah suatu metode untuk saling menjatuhkan diantara pelaku usaha, tetapi satu-satunya sarana yang menjanjikan keberhasilan untuk peningkatan efisiensi (prestasi).

kita sering melihat persaingan produk melalui iklan yang saling menuding misalnya seperti gambar diatas. artinya, para produsen membuat iklan yang cenderung konfrontatiff dan membandingkan produknya atau layanannya dengan produk pesaingnyaa. dan untuk itu, para pelaku usaha tidak segan-segan menghabiskan uang miliaran rupiah untuk membiayainya

sifat iklan dibagi menjadi dua yaitu iklan yang bersifat informatif dan sugestif. iklan yang bersifat informatif adalah iklan yang memberikan informasi mengenai sifat-sifat dari suatu produk dan harganya. sedangkan iklan yang bersifat sugestif adalah iklan yang mempengaruhi struktur preferensi permintaan

iklan membantu perusahaan pabrikan untuk membedakan produknya dan menyediakan informasi tentang produknya kepada konsumen. sebagai informasi, iklan memberikan banyak keuntungan kepada konsumen. iklan harga misalnya dapat menurunkan harga pasar. iklan yang menjelaskan keberadaan produk baru dan memfasilitasi masuknya produk baru tersebut ke pasar. namun disisi lain, dengan memperhatikan aspek differensiasi (product differentiation) yang artifisial dengan sarana iklan yang sugestif maupun melalui economies of scale iklan dapat menciptakan kekuatan pasar (market power) dengan meningkatkan hambatan masuk pasar. tetapi tidak selalu demikian bahwa iklan tidak menurunkan elastisitas harga permintaan yang pada akhirnya selalu informatif tetapi justru menaikkan , karena iklan membuat promosi terhadap suatu produk yang belum terkena.

II. HAMBATAN MASUK/ BARRIERS TO ENTRY


tujuan dari marketing strategi adalah sebisanya untuk menciptakan hambatan masuk ke pasar bagi para pesaingnya, bisa dari karena unggul di dalam efisiensi, teknologi serta komponen biayanya.

hambatan masuk (barriers to entry) pasar adalah faktor yang menghambat atau mencegah pelaku usaha baru masuk ke dalam suatu industri apabila pelaku usaha yang ada (incumbent) memperleh keuntungan berlebih. terdapat dua jenis hambatan secara luas, yaitu hambatan struktur (structural atau innocent) dan hambatan strategic (strategic)

hambatan masuk struktur timbul dari karakteristik industri dasar, seperti teknologi, biaya dan permintaan. hambatan masuk dapat timbul akibat product differentiation, keuntungan akibat biaya mutlak yang dimiliki pelaku usaha yang ada karena pelaku usaha baru harus melawan kuatnya kesetiaan (loyalitas) merek produk yang telah ada. keuntungan adanya biaya mutlak mengakibatkan pelaku usaha baru akan masuk pasar dengan biaya per unit yang lebih tinggi untuk setiap jenis produk. skala ekonomi menghambat jumlah pelaku usaha yang akan beroperasi pada biaya minimum dalam pasar yang ada.

hambatan masuk timbul apabila pelaku usaha harus menanggung biaya yang tidak ditanggung oleh pelaku usaha yang ada. ada juga konsep sunk cost sebagai hambatan masuk. hal ini mengingatkan bahwa sunk cost harus ditanggung oleh pelaku usaha baru, namun sudah dikeluarkan ileh pelaku usaha yang ada, keadaan ini menciptakanhambatan masuk. selain sunk cost mengurangi kemungkinan untuk keluar pasar, sehingga menambah risiko tambahan bagi pelaku usaha potensial untuk masuk pasar. sunk cost disini adalah biaya yang telah dikeluarkan, tidak dapat diambil kembali. sunk cost timbul karena beberapa kegiatan membutuhkan asset tertentu yang tidak dapat diubah dengan cepat guna keperluan lain. pasar barang bekas (second hand) untuk asset ini sangat sedikit. sunk cost adalah selalu biaya tetap namun tidak semua biaya tetap adalah sunk.

hambatan masuk strategik menimbulkan semacam pre-emptive behaviour oleh pelaku usaha yang telah ada. misalnya pre-emption facilities yang dilakukan oleh pelaku usaha yang telah ada dengan melakukan investasi yang berlebih dalam upaya mengancam perang harga apabila pelaku usaha baru masuk ke dalam pasar, contoh lain dengan menciptakan merek dan produk baru yang palsu dalam upaya membatasi kemungkinan produk tiruan.

di dalam UU No. 5 Tahun 1999 menciptakan hambatan masuk dilarang di dalam pasal 17 ayat 2 huruf b yang berbunyi "pelaku usaha patut diduga atau dianggap melakukan penguasaan atas produksi atau pemasran barang dan atau jasa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) apabila mengakibatkan pelaku usaha lain tidak dapat masuk ke dalam persaingan usaha barang dan atau jasa yang sama". pasal 25 ayat 1 huruf c "pelaku usaha dilarang menggunakan posisi dominan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menghambat pelaku usaha lain yang berpotensi menjadi pesaing untuk memasuki pasar yang bersangkutan"

III. Brand Competition (inter dan intra)

para pelaku usaha atau pemasar memasarkan bermacam-macam produk menciptakan dan bersaingan berdasarkan merek atau label. sebagai contoh persaingan antar merek (inter-brand) adalah persaingan antara coca cola VS pepsi cola, kacang garuda VS kacang dua kelinci. setiap merek dapat disukai oleh pembeli yang berbeda dengan kemampuan membeli tinggi atau sering membeli dengan produk merek tertentu dibandingkan produk merek lain.

persaingan intra-brand adalah persaingan diantara pengecer atau distributor untuk produk dengan merek yang sama. persaingan intra-brand dapat terjadi pada persaingan harga atau bukan harga. contohnya harga satu handphone nokia yang original bisa lain antara di roxy dan di original shopnya karena hal ini bisa disebabkan oleh pelayanan. perbedaan pelayanan ini merupakan persaingan bukan harga. sejumlah industri menetapkan harga retail yang seragam untuk produknya dan mencegah praktik bisnis melalu persaingan harga intra-brand, seperti misalnya dengan menerapkan pengaturan harga jual kembali (resale price maintenance - RPM). dalam upaya memacu persaingan bukan harga intra-brand apabila hal ini dapat meningkatkan penjualan produknya.

di dalam UU No. 5 Tahun 1999 melarang adanya resale price maintenance yang diatur di dalam pasal 8 " pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain yang memuat persyaratan bahwa penerima barang atau jasa tidak akan menjual atau memasok kembali barang dan atau jasa yang diterimanya, dengan harga yang lebih rendah daripada harga yang diperjanjikan sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat"

III. Bundling/Tied-in


bundling atau package tie-in di dalam marketing merupakan suatu strategi marketing yang sering digunakan untuk mendongkrak penjualan suatu produk atau juga dapat meningkatkan juga penjualan produk bundlingnya, biasanya hal ini cenderung terjadi apabila satu produk dijual secara proporsi dengan produk lain sebagai syarat penjualan. tied selling juga bisa mengacu pada situasi dimana penjualan suatu barang disyaratkan dengan pembelian barang lain. misalnya produk handphone murah diatas sudah dijual paket dengan kartu perdana AS dari telkomsel.

keuntungan bundling produk dapat menjadi sumber ekonomis atau efisiensi bagi pabrikan, hal ini tercermin dari harga gabungan yang rendah bagi konsumen dibandingkan apabila produk yang berbagai ragam disediakan atau dibeli terpisah, serta digunakan untuk mengurangi biaya produksi dan distribusi seluruh produk dan menjamin bahwa produk bermutu dipergunakan untuk komplemen produk yang dijual. namun , bundling juga dapat mempersulit pelaku usaha untuk masuk pasar bagi bagian produk yang lain. implikasi persaingan pada bundling, secara umum termasuk tied-selling, sangatlah kompleks. salah satu varian tied selling adalah full line forcing dimana suatu penjual memaksa seluruh lingkup barang kepada pembeli yang hanya berminat pada barang tertentu. jual ikat (tied selling) kadang-kadang merupakan suatu cara untuk melakukan diskriminasi harga (price discrimination). perhatian terhadap persaingan ditunjukkan bahwa jual ikat dapat membuka kesempatan bagi perusahaan lain menjual produk terkait atau dapat meningkatkan hambatan masuk pasar bagi mereka yang tidak menawarkan seluruh jenis produk.

di dalam UU No. 5 Tahun 1999 praktek bundling atau tied in selling dilarang di pasal 15 ayat 2 "pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pihak lain yang memuat persyaratan bahwa pihak yang menerima barang dan atau jasa tertentu harus bersedia membeli barang dan atau jasa lain dari pelaku usaha pemasok"

IV. FIGHTING BRAND

di dalam dunia marketing jika produk potensial diserang oleh pesaing yang potensial pasti kita akan melakukan serangan balik. salah satu strateginya adalah dengan menggunakan fighting brand contohnya gampang di pasaran indofood yang sangat terkenal dengan indomie-nya sekarang sedang gencar-gencarnya diseran oleh wingsfood yang mengeluarkan produk mie-sedap dengan produk dan rasa yang variatif dan tentunya harga yang dibawah produk indomie. lalu apakah indofood diam begitu saja, tentu saja tidak sang market leader di dunia mie ini langsung mengeluarkan fighting brandnya yaitu supermie sedaaap untuk menggempur balik produk dari wingsfood tadi dengan mengandalkan jaringan distribusi yang telah terbukti keandalannya. mengapa indofood menggempur dengan menurunkan harga indomie ??? ini adalah masalah image jika harga indomie diturunkan masyarakat yang loyal terhadap indomie bisa bertanya-tanya jangan-jangan harga turun kualitas berkurang, karena untuk menjaga image inilah maka keluarlah fighting brand supermie sedaap tadi.

gampangnya istilah ini mengacu pada merek baru suatu produk yang ada atau mirip yang harganya ditetapkan sangat rendah atau di bawah biaya dan dibuat untuk jangka waktu terbatas dan wilayah pasar tertentu dalam upaya untuk melawan atau bersaing dengan perusahaan (lebih kecil) lain. perusahaan memperkenalkan fighting brand untuk mencegah turunnya harga yang dikenakan pada merek yang ada, karena hal ini dapat membuktikan sangat mahal sebagai alasan seperti merek yang ada dikenakan harga sama di seluruh pasar. fighting brand seringkali dipandang sebagai suatu bentuk praktik mematikan atau anti persaingan yang dimaksudkan unuk menyingkirkan pesaing di pasar.

V. Product Differentiation


Dalam teori marketing differensiasi produk sangatlah penting. Diferensiasi berarti bahwa suatu produk atau jasa memiliki tidak saja keberbedaan dengan produk atau jasa yang sudah ada, melainkan juga merupakan titik keunggulan dibandingkan yang lainnya itu. Tetapi, diferensiasi tidak berarti ‘asal berbeda’, sehingga kalau sudah berbeda berarti pasti memiliki titik keunggulan yang dimaksud.

Berbeda dapat diartikan dalam konteks dan sudut pandang yang berbeda-beda pula. Berbeda dalam artian fisik atau proses dapat dikenali dengan mudah, karena perbedaan itu bisa saja dalam bentuk, tampilan, ukuran, dan fungsi. Tetapi perbedaan dalam konteks ini tidak, pada saat yang sama, akan bermakna sekuat apa yang dimaksud dengan diferensiasi di atas.

Dalam konteks diferensiasi, tanpa perbedaan fisik pun sebenarnya dapat memiliki titik keunggulan, misalnya saja suatu produk yang sama bentuknya, sama tampilannya, tetapi sangat mungkin memiliki perbedaan kualitas. Ketika perbedaan kualitas itu begitu nyata, maka hal itu dapat memunculkan diferensiasi yang jelas, sehingga penerimaan konsumen pun akan mampu membedakannya. Sehingga muncullah sebutan ‘produk yang berkualitas’ dan yang ‘tidak berkualitas’.

Produk dipandang dapat didiferensiasi apabila terdapat perbedaan fisik atau tanda yang nyata atau yang terlihat oleh pembeli sehingga produk tersebut lebih disukai dari pada produk pesaingnya. produk dideferensiasikan oleh para pelaku usahanya dalam upaya mendapatkan harga yang lebih tinggi dan atau meningkatkan penjualan.

differensiasi produk dapat mengakibatkan tingginya hambatan masuk (barrier to entry) pasar namun kemudian dapat juga memfasilitasi masuk dan penetrasi pasar oleh pelaku usaha dengan produk yang pembeli lebih senang terhadap produk yang ada. differensiasi produk tidak dikacaukan dengan produk yang heterogen (heterogenous produk). produk yang heterogen mengacu pada produk yang berbeda dan tidak mudah disubstitusi sedangkan diantara produk differensiasi terdapat kemungkinan adanya substitusi.

memang strategi marketing bila dibuat dengan tidak mempehatikan aturan-aturan yang berlaku dapat mengakibatkan terjadinya pelanggaran, maka berhati-hatilah di dalam membuat strategi perusahaan anda.

di dalam menganalisis ini harus memperhatikan structure conduct performance dari perusahaan.

jadi selalu berhati-hatilah dalam menerapka strategi di pasar harus mengacu pada prinsip persaingan usaha yang sehat!!!!!!



bermain strategi !!!


waktu mandi sore-sore saya mendapatkan ide untuk menulis tentang strategi di bidang marketing. saya memang sering mendapat ide pada waktu yang tak terduga hehe.. sebenarnya postingan sebelumnya juga merupakan beberapa strategi di dalam marketing, tetapi sekarang yang akan kita bicarakan adalah tentang memodifikasi strategi marketing dari beberapa strategi yang ada, bermain bongkar pasang dan mix match memang menyenangkan. bermain strategi tak ubahnya seperti kita bermain catur. kita menyiapkan langkah-langkah yang akan membuat "mati" pergerakan lawan, sehingga kita dapat mencapai tujuan perusahaan kita, yaitu untuk menjadi market leader dan mempertahankannya. mari kita mulai saja membangun strategi pemasaran yang simpel tapi mematikan.


gambar diatas merupakan strategi yang sederhana yang terdiri dari 3 senjata utama yaitu strategi, tactic dan value. dimana strategi dapat digunakan untuk produk yang terdiri dari empat instrumen yaitu segmentation targeting positioning dan differentiation. selanjutnya tactic yang terdiri marketing mix (product, price, promotion, place) serta selling/penjualan dan distribusi tactic ini dipergunakan untuk memperebutkan market share. dan value yaitu menggunakan brand untuk memperebutkan heart share dari konsumen. strategi tactic dan value tersebut berpatokan kepada analisis swot untuk analisis lingkungannya atau untuk menyesuaikan dengan kondisi lingkungan external perusahaan. bagaimana cara melakukannya ??? anda berpikir kok menjadi ribet ya ??? tidak sama sekali ini simpel mari kita lihat !!!!

yang pertama harus kita lakukan adalah melakukan analisis swot (strength, weakness, opportunity, threat) analisis swot ini digunakan untuk mengukur strategi yang akan kita gunakan nantinya cocok dengan kondisi lapangan atau kondisi perkembangan lingkungan yang dinamis saat ini. bagan analisis swot dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

lingkungan yang mempengaruhi di dalam membuat analisis swot dapat dilihat diatas yaitu lingkungan kompetitor, konsumen, supplier dan produk pelengkap (komplementer). dengan analisis swot ini kita menganalisis kekuatan perusahaan kita kelemahan perusahaan kita, ancaman yang menghadang perusahaan kita dan kesempatan yang dapat dimanfaatkan untuk kemajuan perusahaan yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang mempengaruhinya.

setelah kita memperoleh analisis swot dari perusahaan kita, saatnya kita bermain strategy, tactic dan value. caranya simpel sesuaikanlah elemen-elemen yang ada di dalam strategy tactic dan value dengan hasil dari analisis SWOT anda, pasti hasilnya akan menakjubkan

Sabtu, 08 Maret 2008

mensinergikan marketing dan sales

ya ini memang lambang sinergi hidup, ini adalah cincin yang didambakan oleh setiap pasangan tak terkecuali oleh penulis sendiri hehehe...

mengapa saya memilih gambar diatas. lambang diatas merupakan simbol penyatuan dua entitas atau person yang memiliki berbagai macam latar belakang yang berbeda, pokoknya berbeda sama sekali, dengan penyatuan ini mereka menjadi sinergi dan dapat menghadapi setiap tantangan hidup secara bersama-sama.

hal ini sama dengannya dengan marketing dan sales, dua hal tersebut memang memiliki fungsi dan peranan masing-masing, tetapi anda salah jika anda menganggap kedua hal ini merupakan hal yang berlainan, memang marketing dan sales berbeda fungsi dan peranannya dalam memberikan kontribusi terhadap perusahaan, tetapi hal ini akan menghasilkan hal-hal yang fantastis bila dipersatukan.

banyak orang menganggap sales lebih penting daripada marketing, karena sales secara langsung memberikan kontribusi positif yang secara langsung akan berpengaruh positif juga terhadap kondisi keuangan perusahaan. berbeda dengan marketing yang sering kali menghabiskan banyak sekali dana dan anggaran dari perusahaan dengan kegiatan yang belum tentu jelas. banyak orang sales beranggapan bahwa orang marketing hanya suka "hura-hura" menghabiskan dana dan anggaran perusahaan.

stop anda harus merubah paradigma tersebut sekarang juga!!!!!!!

gambar diatas merupakan penciptaan strategi marketing yang dapat mendukung kegiatan sales secara keseluruhan. dimulai dari peciptaan customer awareness yaitu mulai terbentuknya pengetahuan konsumen terhadap benefit suatu produk, dan dilanjutkan oleh terbentuknya brand awareness, yaitu pelanggan telah mengenal merek yang dapat memuaskan kebutuhan mereka, jika mereka ingin membeli produk tertentu maka ia akan membeli selalu dengan merek tersebut. lalu dilanjutkan ke brand consideration yaitu tumbuhnya kesadaran akan merek bahwa mereka yang bagus ya merek dari produk anda. selain itu akan muncul juga tahapan brand preference yaitu merek anda sudah menjadi pilihan konsumen di antara merek-merek lainnya dalam pasar yang sama. hal tersebut akan mendorong dan berpengaruh secara langsung terhadap kegiatan sales yaitu purchase intention yaitu meningkatnya intensitas pembelian dari konsumen, yang selanjutnya akan terjadi customer loyalty dan customer advocacy dimana konsumen menjadi loyal dan membela produk yang dibelinya tersebut.

marketing dan sales merupakan suatu sistem yang tidak dapat dipisahkan, karena mereka saling mendukung satu sama lain, marketing dapat dijadikan sebagai intelijennya sales yang dapat merumuskan strategi untuk meningkatkan sales perusahaan

anda harus mencobanya sinergikanlah marketing dan sales anda !!!!



how to be a "market leader" and make it longer !!

hari ini adalah hari minggu, dan tepat seminggu saya sudah mengisi waktu luang saya disamping kegiatan sehari-hari kerja. o iya terima kasih atas segala saran dan masukannya di kolom chit-chat, dengan hal tersebut membuat saya menjadi lebih bergairah lagi untuk menulis dan menuangkan ide-ide saya dan membuat marketing menjadi simpel dan menyenangkan.

anda pasti bertanya-tanya, kok ada gambar pin bowling diatas apa hubungannya dengan sesuatu yang akan kita bicarakan hari ini. hari ini adalah kita berbicara tentang strategi bagaimana meraih posisi puncak di pasar atau market leader yang bisa diukur melalui besarnya pangsa pasar. pin-pin bowling diatas itu saya gambarkan sebagai produk-produk yang bersaing di dalam relevant market yang sama, yang bersaing menjadi nomor satu di pasar dan terdepan, bagaimanakah cara melakukannya ??????

banyak strategi untuk menjadi market leader, namun beberapa langkah simpel dibawah juga akan dapat membantu anda untuk menjadi market leader strategi seperti yang digambarkan diatas adalah sebuah "continous strategy" yang dapat dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan.
  1. pertama, adalah dengan menentukan konten dan konteks dari produk anda, yang dimaksud dengan konten produk disini adalah value dari produk anda atau apakah yang anda tawarkan kepada konsumen. apakah anda menawarka sesuatu yang berbeda dari yang lain, karena hal ini adalah sangat penting karena akan menghindarkan produk anda keluar dari komoditas yang amat sangat akan menjenuhkan di pasar. yang dimaksud konteks produk adalah bagaimana cara anda menawarkan menawarkan produk di pasar, pelajarilah perilaku dan kebiasaan dari konsumen anda dan libatkanlah mereka di dalam penawaran produk anda
  2. kedua adalah dengan mengakuisisi pelanggan, setelah anda menentukan konten dan konteks produk anda langkah selanjutnya adalah dengan menstimulasi pelanggan untuk menggunakan produk anda sehingga akan terjadi suatu "customer acquisition". hal ini seperti kegiatan marketing dan kegiatan customer relationship management (CRM)
  3. ketiga adalah dengan menggenjot sales, hal ini dapa dilakukan dengan memperkuat distributor, karena hal ini sangat penting dimana anda dapat melakukan hal ini dapat membuat produk anda dekat dengan konsumen karena konsumen sangat gampang mendapatkan produk anda di pasaran.
  4. keempat adalah dengan melakukan inovasi produk dan service, anda harus terus melakukan inovasi produk dan service yang anda berikan kepada konsumen. jangan hanya puas sampai disitu saja. karena hal ini akan membuat pelanggan mengerti anda akan terus melakukan yang terbaik untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan pelanggan.
tidak cukup hanya melakukan empat hal diatas saja untuk menjadi seorang market leader anda haruslah dapat mengintegrasikan internal fokus dan external fokus dari perusahaan anda.

  1. external fokus adalah fokus terhadap kondisi lingkungan yang mempengaruhi kondisi suatu perusahaan secara external misalnya fokus terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan stakeholder dan fokus kepada pelanggan dan tentunya fokus pada organisasi hal ini haruslah terus dilakukan adaptasi karena lingkungan akan terus berubah. selanjutnya adalah menentukan misi dan visi serta tujuan perusahaan yang tentunya untuk dalam dan luar perusahaan ini harus direncanakan dan dijalankan secara stabil
  2. internal fokus adalah fokus terhadap lingkungan internal perusahaan yang dapat menguatkan fundamental perusahaan dan membuat perusahaan solid dalam menghadapi berbagai tantangan di pasar yang semakin hari semakin berat. dalam intenal fokus ini perusahaan dapat melakukan empowerement terhadap SDM perusahaan, melakukan team orientation agar tim dapat selalu bekerjasama dengan baik, melakukan peningkatan kemampuan perusahaan. menguatkan nilai-nilai dasar perusahaan, dan melakukan koordinasi dan integrasi internal. internal fokus ini harus dijalankan secara terus menerus dan konsisten
jika anda melakukan hal tersebut secara terus menerus dan konsisten maka anda akan menjadi seorang market leader yang disegani di pasar.

pertanyaannya adalah bagaiamanakah cara anda mempertahankan posisis market leader. berikut adalah strategi untuk membuat posisi anda sebagai market leader tetap bertahan :
  1. pertama operational excellence, pemimpin pasar harus terus melakukan perbaikan dalam proses bisnisnya sehingga infrastrukturnya dapat selalu lebih efisien dan efektif dibanding dengan kompetitor, dengan operational excellence kita bisa tetap lebih unggul dalam praktik operasional sehingga cost structure kita selalu lebih rendah.
  2. kedua inovasi produk, pemimpin pasar harus menjadi inovator dalam produk, layanan pelanggan,dan dalam menciptakan value kepada pelanggan. mengapa inovasi penting untuk memimpin pasar ? secara natural, semua produk (walaupun inovasi) akan menjadi komoditas. dengan berinovasi, kita tetap menjadi unik dan berbeda dibanding kompetitor. "it is better to becomes a little bit different rahter than to becomes a little bit better", dengan inovasi kita akan terus menciptakan standar baru di dalam kompetisi.
  3. ketiga customer intimacy, perusahaan yang memimpin pasar harus tetap mempertahankan, bahkan meningkatkan, tingkat keintimannya dengan konsumen. customer intimacy inilah yang akan menjadikan konsumen kita tetap loyal. jika kita bisa menciptakan keintiman dengan konsumen melalui program promosi, produk kita akan tetap menjadi top of mind di benak mereka.
bagaimana menarik bukan ???? marketing memang ilmu yang dinamis dan saya akan tetap membuatnya simpel bagi anda....


Community Marketing

Yup, gambar diatas adalah gambar sebuah komunitas toyota avanza yang sedang berkumpul mengadakan suatu acara atau kegiatan kumpul-kumpul. anda pasti bertanya-tanya mengapa saya memunculkan gambar ini ?? karena kita sekarang akan berbicara tentang marketing strategi yang salah satunya adalah dengan memanfaatkan komunitas.

konsep pemasaran moderen yang diintroduksi oleh philip kotler pada 1970-an masih mendominasi pola pikir baik akademisi maupun praktisi pemasaran. dalam konsep ini perusahaan dituntut memiliki ketrampilan meracik kebutuhan konsumen. bagi perusahaan yang dianggap lebih efisien dan efektif meracik kebutuhan konsumen, mereka akan menang di dalam persaingan. dalam hal ini konsumen hanya dijadikan objek saja oleh perusahaan yang tidak berpartisipasi aktif dalam penciptaan nilai. namun dari sini lahir konsep seperti customer satisfaction, customer value, customer loyalty, customer relationship management, dan sebagainya.

peran aktif konsumen sangatlah penting di dalam penciptaan nilai suatu produk. konsumen cenderung lebih independen di dalam menentukan produk ataupun cara mengkonsumsi produk. perubahan perilaku yang terjadi didorong oleh perkembangan komunitas konsumen.

perkembangan komunitas konsumen ini semakin hari semakin cepat dan fantastis serta semakin ekspresif dalam menunjukkan gaya mereka. dapat dilihat disini bahwa aktivitas sebuah komunitas berarti merupakan aktivitas sebuah merek. makin solid komunitas tersebut maka semakin solid pula merek tersebut.

dari hal ini dapat muncul teori konsumunitas yaitu proses konsumsi konsumen yang berpotensi membentuk komunitas konsumen, selanjutnya komunitas tersebut dapat memberikan kontribusi keuangan kepada produsen.

8 jurus membangun komunitas ala guy kawasaki
  1. ciptakan sebuah produk yang hebat, inilah kunci utama suksesnya penyebaran (evagelism), penjualan, demo, dan pembentukan komunitas.
  2. identifikasi dan rekrut thunderlizard, temukan segera konsumen-konsumen loyal yang bisa anda andalkan ini. mintalah kereka membangun komunitas. maka, mereka akan tersanjung dan membantu anda
  3. tugaskan seorang sebagai champion dalam membangun komunitas, dialah yang akan menjadi inspirator dan pembawa bendera kepentingan perusahaan ke komunitas.
  4. berilah orang itu hal yang konkret untuk diperbincangkan, artinya produk anda masih bisa dikustomisasi dan dikembangkan. karena itu sarankan insinyur amda jangan dulu membuat produk yang "sempurna". sekali produk anda diperbincangkan, susah menariknya lagi dari mereka.
  5. ciptakan sebuah sistem terbuka, meski terkesan teknis, maksudnya anda perlu menyediakan tool dan informasi untuk membedah produk anda.
  6. terima kritik dengan suka hati, ini hubungan jangka panjang, sehingga perusahaan jangan cepat-cepat "minta cerai" ketika baru saja ada satu tanda ketidaksukaan. sebaliknya, bila perusahaan terbuka untuk kritik, ikatan dengan komunitas akan makin kuat.
  7. dorong diskursus, pada level awal pembentukan komunitas, anda perlu menyediakan forum online sehingga pelanggan bisa terlibat dalam diskursus, satu sama lain ataupun dengan karyawan perusahaan. pada saat-saat penting, CEO anda pun harus berpartisipasi
  8. publikasikan kehadiran komunitas anda, sebab komunitas anda harus menjadi bagian integral dari upaya pemasaran dan penjualan anda.
pentingnya suatu komunitas dalam suatu merek atau produk :
  1. dapat dijadikan saran perusahaan untuk mendapatkan saran dan kritikan yang membangun perusahaan sehingga perusahaan dapat semakin mengembangkan produknya sesuai keinginan pelanggan yang akhirnya akan memuaskan pelanggan tersebut
  2. dapat dijadikan bukti keandalan produk anda dengan kompetitor dengan adanya existing komunitas yang menggunakan produk dan jasa anda
  3. berkontribusi positif terhadap arus kas perusahaan anda
  4. menarik pihak lain untuk bergabung dengan komunitas karena aktivitas yang menarik yang secara tidak langsung akan memperluas pangsa pasar anda
  5. dapat menciptakan awareness dan top of mind terhadap produk anda
  6. dapat dijadikan sebagai ajang promosi yang aktif bila dikelola secara baik
jadi sekaranglah saatnya anda mengelola komunitas yang menggunakan produk dan jasa yang anda hasilkan and it's totaly works !!!!!!