tag:blogger.com,1999:blog-73732555104510832492024-03-05T17:01:50.838-08:00simple marketingsemuanya tentang thinksmart (markethink smart) memikirkan pasar secara cermat dan jelisimple thinghttp://www.blogger.com/profile/15655411387918713172noreply@blogger.comBlogger18125tag:blogger.com,1999:blog-7373255510451083249.post-35320166084150741472008-03-02T01:37:00.000-08:002008-12-09T11:46:47.424-08:00simple 4P<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsUk40r912c7_QhBN4mcpSGt5V55VXp-ylQDF2zbrnWAEKNdaRaje0W1x4LwgMiZKJL3pT-FCY036DGrcdlm4itrAZditUAVz5dN-WPj8wXYVHtZqdv6DF9eRjFW4iHiJ7RS6WFhszA1Y/s1600-h/marketing-mix.gif"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsUk40r912c7_QhBN4mcpSGt5V55VXp-ylQDF2zbrnWAEKNdaRaje0W1x4LwgMiZKJL3pT-FCY036DGrcdlm4itrAZditUAVz5dN-WPj8wXYVHtZqdv6DF9eRjFW4iHiJ7RS6WFhszA1Y/s320/marketing-mix.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5173076464139816434" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;">ya ini adalah strategi yang paling sederhana dari marketing yaitu 4p (product price promotion place). strategi ini merupakan elemen-elemen dari bauran pemasaran untuk menentukan target pasar atau <span style="font-style: italic;">targeting. </span>Di dalam targeting ini keempat bauran pemasaran tersebut terintegrasi sebagai suatu sistem tidak dapat terpisahkan.<br /><br />product adalah untuk menentukan product apakah yang akan kita pasarkan apakah itu dalam bentuk mass product atauoun dalam bentuk customize product yang tentunya sangat berbeda satu sama lain untuk mass product tentu biaya produksinya lebih murah karena diproduksi secara massak sehingga biaya pokoknya pun dapat ditekan sehingga dapat memaksimalkan keuntungan tetapi kelemahannya mass product ini dapat sangat mudah ditiru, berbeda dengan customized product yang memerlukan biaya produksi yang besar karena produk dibuat berdasarkan oleh keinginan konsumen atau sesuai keinginan pasar melalui proses yang lama dan melalui survay pelanggan.<br /><br />price adalah bauran pemasaran harga dimana terbagi menjadi common price dan premium price. common price disini adalah apabila produk yang dipasarkan adalah produk massal dan banyak pemain di dalam pasar sehingga harga yang diterapkan sekompetitif mungkin supaya perusahaan tidak ditinggalkan oleh konsumen. selain itu terdapat beberapa perusahaan yang memasarkan produknya dengan strategi premium price karena produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini memang benar-benar berkualitas sehingga perusahaan dapat mematok harga premium pada produknya karena hal ini sangat berbanding lurus dengan kualitas yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. sehingga konsumen yang mencari kualitas tersebut tidak akan keberatan membayar produk dengan harga yang premium..<br /><br />place adalah bauran pemasaran yang juga tidak kalah pentingnya karena dengan tempat yang strategis ini dapat menentukan posisi persaingan dan tempat yang strategis pasti yang menang. tempat strategis selain diposisikan dekat dengan pasar atau customer melainkan pula dapat diposisikan dekat dengan bahan baku atau pemasok<br /><br />promotion adalah baurah pemasaran yang cukup signifikan karena dengan promotion ini dapat mengenalkan produk baru kepada pelanggan serta dapat meningkatkan <span style="font-style: italic;">brand awareness</span> pelanggan yang nantinya akan meningkatka <span style="font-style: italic;">repeat buying</span> suat produk. dimana bisa melakukan promotion secara above the line melalui media premium seperti iklan di tv dan radio serta majalah atau secara below the line melalui selebaran poster dan event marketing.<br /><br />jadi 4p ini di di dalam marketing adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan<br /></div>simple thinghttp://www.blogger.com/profile/15655411387918713172noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7373255510451083249.post-23003906442686595372008-03-02T02:07:00.001-08:002008-12-09T11:46:47.286-08:00marketing retention<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyGLEsvzLyrB1dpHkgZIegwdbMbhfY2zOeJAXDNNhavWweks6oYP71ErLeu1oS0qJxMvgIt1hjSOpF_nz72LnTzzpTqIw6XEHfx6vC3mQDOLKEMXLt-4ma4TrYAfzKLR-YAlbm53VQmZQ/s1600-h/follow_up_key_visual_right_ind.gif"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyGLEsvzLyrB1dpHkgZIegwdbMbhfY2zOeJAXDNNhavWweks6oYP71ErLeu1oS0qJxMvgIt1hjSOpF_nz72LnTzzpTqIw6XEHfx6vC3mQDOLKEMXLt-4ma4TrYAfzKLR-YAlbm53VQmZQ/s320/follow_up_key_visual_right_ind.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5173083963152715266" border="0" /></a><br /><p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><b style=""><span style=";font-family:";" ><span style="">I.<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span></b><!--[endif]--><b style=""><span style=";font-family:";" >Inspirasi Suatu Pengantar<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Saat ini saya melihat bahwa pemikiran <i style="">loyalty marketing</i> telah memasuki fase kelima, yakni loyalitas yang bersumber pada antusiasme-spritualisme. Perkembangan pemikiran kelima ini terjadi karena banyaknya tawaran yang menggoda (<i style="">temptation</i>) pelanggan. Di luar <st1:place st="on"><st1:city st="on">sana</st1:city></st1:place>, banyak produk pesaing yang mempunyai kulaitas lebih bagus dan harganya lebih murah. Di luar <st1:place st="on"><st1:city st="on">sana</st1:city></st1:place> juga banyak produk pesaing yang memberikan pengalaman mengonsumsi baru yang lebih exciting. Oleh karena itu, sekarang tidak cukup lagi mengunci loyalitas pelanggan dengan iming-iming produk dan servis terbaik saja. Demikian pula sedah tidak cukup lagi jika perusahaan hanya berbekal hubungan dekat (<i style="">relationship</i>). Pelanggan sekarang membutuhkan sebuah alasan (<i style="">meaning</i>) yang lebih tingi daripada sekadar kelebihan fungsional dan emosional semata. Mereka mempunyai sebuah nilai (<i style="">values</i>) spriritualitas yang ditawarkan ke pelangggan, contohnya produk body shop dengan nilai peduli lingkungannya dan produk Harley Davidson dengan simbol kebebasannya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Dengan demikian, tidak cukup bagi perusahaan sekarang jika hanya mencoba mengunci <i style="">loyalitas</i> pelanggan dengan menawarkan produk yang paling <i style="">convenience</i>, paling berkualitas, paling murah, paling unik, arau bahkan paling <i style="">experiental</i>. Perusahaan sekarang dituntut untuk bisa mengunci pelanggan dalam dataran yang lebih dalam, bukan hanya <i style="">mind</i>-nya, bukan pula <i style="">heart</i>-nya, melainkan <i style="">spirit</i>-nya. Jika bisa masuk kesana yang terbentuk akan tahan lama karena bersumber dari keyakinan (<i style="">belief</i>).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Anda tahu, produk apa yang mempunyai loyalitas tertinggi sampai sekarang ? tidak lain adalah agama. Mengapa ? karena agama adalah sumbernya keyakinan. Bayangkan jika pelanggan kita bisa meyakini sebuah produk sedalam dia meyakini kebenaran agamanya. Pasti loyalitas yang bakal terbentuk sangat kuat!<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Namun sebelum masuk kesana, saya akan mengupas sedikit konsep klasik loyalitas pelanggan . <i style="">Pertama</i>, dari pemikiran yang menyatakan bahwa loyalitas pelanggan identik dengan kepuasan pelanggan. Artinya, untuk membuat pelanggan bertahan, kita cukup membuatnya puas. <i style="">Kedua</i>, pemikiran yang menyatakan bahwa untuk membangun <i style="">loyalitas </i>pelanggan, paling penting adalah meretensi pelangan. <i style="">Ketiga</i>, pemikiran yang menyatakan bahwa untuk menciptakan loyalitas pelanggan, perusahaan harus proaktif jangan menunggu sampai pelanggan hilang atau pindah ke pesaing, dan kalau perlu, pelanggan potensial yang telah pindah ke pesaing ditarik kembali <i style="">(winback</i>). <i style="">Keempat</i>, pemikiran yang menyatakan bahwa loyalitas pelanggan tidak harus selalu diukur dari keinginan membeli ulang, tetapi lebih pada tingkat antusiasme menyebarkan berita baik, mereferensikan, dan merekomendasikan<span style=""> </span>pemakaian produk kepada orang lain.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><b style=""><span style=";font-family:";" >Era Pertama Kepusaan Pelanggan</span></b><span style=";font-family:";" >. Tesis para pemikir loyalty marketing pada era ioni adalah jika perusahaan bisa memberikan servis yang melebihi ekspektasi pelangan, maka pelanggan pasti akan puas. Dan pelanggan yang puas pasti akan mempunyai tingkat loyalitas yang tinggi terhadap produk dibandingkan dengan pelanggan yang tidak puas. Pendapat ini sangat logis sekali bukan ?<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Dari ratusan buku yang mengupas kepuasan pelanggan, dua buku yang dianggap paling berpengaruh dan mewakili pemikiran era pertama ini adalah <i style="">Delivering Quality service </i>(1990) yang ditulis oleh parasuraman, Leonard Berry dan valerie Zeithaml, dan <i style="">service profit chain </i>(1997) yang ditulis James Heskett, Earl Saser, dan Leonard A. Sclesinger.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Konsep Leonar <st1:place st="on"><st1:state st="on">Berry</st1:state></st1:place> yang terkenal adalah dengan ukuran RATER – Reliability, Assurance, Tangible, Emphaty dan Responsiveness. Katanya, dengan memberikan tingkat servis melebihi harapan pelanggan di <st1:place st="on"><st1:city st="on">lima</st1:city></st1:place> dimensi tersebut, maka kepuasan pelanggan pasti akan tercipta. Kepuasan pelanggan inilah yang mengantar pada loyalitas pelanggan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Poin penting konsep ini untuk <i style="">loyalty marketing</i> adalah bahwa harapan pelanggan cenderung akan semakin tinggi seiring dengan semakin banyaknya “kabar baik” yang didengar dari orang lain (<i style="">word of mouth</i>), semakin bertambahnya pengalaman mengonsumsi produk yang lebih bagus (past experience), kebutuhan yang semakin meningkat <i style="">(personal needs</i>), dan janji manis yang diiklankan media (<i style="">external communication</i>) <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><b style=""><span style=";font-family:";" >Perusahaan yang tidak bisa mengerem laju harpan pelanggan disatu sisi, dan di sisi lain tidak bisa meningkatkan kualitas servisnya, akan semakin ditinggalkan pelanggannya karena kesenjangan antara harapan dan kenyataan bertambah besar.</span></b><span style=";font-family:";" ><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Oleh karena itu, perusahaan harus bisa mengelola harapan pelanggan, jangan sampai di atas atau di bawah tingkat servis yang diberikan perusahaan. Karena poin satu sampai tiga adalah faktor eksternal-tidak bisa dikontrol-maka satu-satunya jalur untuk mengelola ekspektasi pelanggan adalah melalui external communication. Yakni jangan menjanjikan tingkat produk dan servis yang di luar kemampuan !<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><st1:place st="on"><st1:city st="on"><span style=";font-family:";" >Jika Parasuraman</span></st1:city><span style=";font-family:";" >, <st1:state st="on">Berry</st1:state></span></st1:place><span style=";font-family:";" >, dan Zeithaml memberikan ukuran kinerja <i style="">excellent service</i>, Heskett, Saser dan Schlesinger dalam <i style="">Service Profit Chain</i> melengkapi<span style=""> </span>dengan memberikan cara mencapai suatu excellent service. Menurut mereka, untuk menciptakan <i style="">excellent service</i> perusahaan harus memasukkan servis ke dalam sistem (<i style="">strategic service vision</i>). Perusahaan harus mengelola <i style="">operating strategy</i> dan <i style="">service delivery system</i> terlebih dahulu sehingga <i style="">internal customer</i>, yakni para karyawan, merasa puas. Jika karyawan puas, mereka akan loyal, mempunyai komitmen tinggi pada perusahaan, dan berusaha memperbaiki sisi lemah produk maupun servis perusahaan, dengan tujuan memaksimalkan terciptanya kepuasan pelanggan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Pelajaran yang kita petik dari konsep service profit chain unutk loyalty marketing adalah <b style="">“Loyalitas pelanggan hanya akan tercipta jika karyawan mempunyai antusiasme tinggi dalam melayani pelanggan”. </b>Dan antusiame karyawan tidak akan tercipta jika perusahaan tidak bisa menciptakan kenyamanan kerja dan menyediakan infrastruktur yang cukup. Jika kepuasan internalnya jelek, produktifvitas servisnya pasti juga jelek, yang ujung-ujungnya akan menurunkan kadar loyalitas pelanggan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Banyak faktor yang menyebabkan pelanggan berpindah selain karena kepuasan pelanggan. </span><span style=";font-family:";" lang="SV">Antara lain karena pergeseran kebutuhan dan keinginan pelanggan sendiri, halangan demografik dan psikografik, dan sebagainya. Puluhan riset telah membuktikan bahwa korelasi antara kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan terbukti kecil. </span><span style=";font-family:";" lang="ES">Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan loyalitas pelanggan yang <i style="">beyond customer satisfaction !<o:p></o:p></i></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><b style=""><span style=";font-family:";" lang="ES">Era kedua : Retensi Pelanggan. </span></b><span style=";font-family:";" lang="ES">Era retensi lebih maju daripada loyalitas pelanggan, saya tidak menyarankan anda untuk meninggalkan atau tidak menggunakan sistem kepuasan pelanggan tetapi sekarang ini kepuasan pelangga sudah menjadi hal yang umum yang harus diterapkan suatu perusahaan atau bisa dibalang <i style="">Customer satisfaction is only basic !!!, </i>tetapi jika anda tidak bisa mencapai kinerja dasar di atas anda juga salah. <b style="">Minimal, anda harus bisa masuk sepuluh besar perusahaan yang memberikan kinerja servis terbaik di industri, baru kita bicara mengenai loyalitas pelanggan di fase yang lebih tinggi.<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" lang="ES">Dalam era kedua, perusahaan lebih fokus pada upaya mempertahankan jumlah pelanggan yang telah ada dengan meminimalkan jumlah pelanggan yang hilang. Dari berbagai riset, juga ditemukan bukti bahwa biaya akuisisi pelanggan baru semakin hari semakin mahal dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk mempertahankan pelanggan yang telah ada. Di samping itu, pelanggan yang hilang cenderung akan menjadi “teroris” bagi perusahaan karena menyebarkan berita buruk kepad sepuluh sampai lima belas pelanggan lain, jika tidak dikelola dengan baik. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Guru besar loyalty marketing adalah Fredich Reichheld (2001). Di dalam bukunya Loyalty Rules, untuk yang pertama kalinya mengatakan bahwa sebetulnya loyalitas bukanlah masalah kepuasan, melainkan lebih pada kemampuan untuk mempertahankan pelanggan yang ada, dan pembelian ulang (repeat purchase) bukanlah ukuran yang sahih untuk menilai kepuasan seseorang. Sebab, boleh jadi pelanggan membeli berulang-ulang produk yang sama tetapi tidak pernah puas dengan produk tersebur, semata-mata karena tidak ada pilihan produk lain.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Bagusnya, Reichheld tidak hanya menjelaskan konsepnya, teteapi juga memberikan panduan implementasi meyusun loyalty program yang baik. Dia menyarankan enam hal :<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0in;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Usahakan tidak ada yang kalah (<b style=""><i style="">play win-win</i></b>) dalam pelaksanaan program loyalitas pelanggan.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Jangan semua orang bisa menjadi <i style="">members,</i> (<b style=""><i style="">be picky</i></b>), dan jika telah menjadi <i style="">members</i>, sebaiknya stratanya dibedakan menurut tingkatannya – misalnya <i style="">silver</i> dan <i style="">gold</i> – karena pelanggan yang loyal biasanya tidak suka jika disamakan dengan pelanggan “biasa”.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Usahakan program loyalitas pelanggan sesederhana mungkin sehingga mudah dipahami (<b style=""><i style="">keep it simple</i></b>) dan tidak membutuhkan pemahaman yang rumit.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Jangan sembarangan dalam memberikan reward, hanya transaksi yang mebawa hasil yang mendapatkan poin reward (<b style=""><i style="">reward the right result</i></b>)<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Usahakan untuk selalu mendengarkan kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan bantuan CRM, kemudian berhati-hati ketika menjanjikan sesuatu (<b style=""><i style="">listen hard, talk straight</i></b>)<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Komunikasikan dulu manfaat kepada pelanggan sebelum mengajaknya bergabung (<b style=""><i style="">preach what you practice</i></b>)<o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Dalam konsep loyalty marketing, loyalitas tidak hanya diukur dari lama pelanggan tinggal <b style=""><i style="">(retensi</i></b>), tetapi juga dari persentase uang pelanggan yang dibelanjakan untuk membeli produk perusahaan relatif terhadap produk pesaing, yang biasa disebut dengan <i style="">customer share</i> atau <i style="">wallet share</i>. Singkatnya, pelanggan yang paling loyal adalah pelanggan paling lama “bersama” perusahaan dan membeli produk kita lebih banyak.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Pendapat tentang pentingnya <i style="">customer share</i>, bukan hanya <i style="">market share</i>, ini dikemukakan oleh Tom Osenton dalam bukunya, <i style="">Customer Share Marketing</i>. Menurut Tom osenton, <i style="">market share</i> adalah penjumlahan dari <i style="">customer share</i>. Pelajaran yang dapat diambil dari konsep Tom Osenton adalah perusahaan harus memaksimalkan perolehan pendapatan dari pelanggan loyal dengan <i style="">cross selling.</i><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><b style=""><span style=";font-family:";" >Namun, untuk mendorong pelanggan mau supaya menggunakan produk lebih banyak ada syaratnya, yakni minta izin dulu.<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Apakah mereka mau menerima informasi produk yang akan kita perkenalkan ataukah tidak. Prinsip ini disebut <i style="">permission marketing</i>. <i style="">Broadcast sms</i> atau <i style="">broadcast email</i> ke semua orang tanpa meminta permisi terlebih dahulu haram diterapkan, kata Tom Osenton.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Oleh karena itu, CRM memiliki posisi strategis dalam program ini karena pemasar tidak bisa menembak semua pelanggan dengan satu pesan yang seragam, tetapi harus personalized. Osenton juga mengingatkan kita supaya berhati-hati mengirim pesan kepada pelanggan. Informasi yang disebar haruslah sesuatu yang diinginkan (<i style="">requested</i>), relevan (<i style="">relevant</i>), dan berarti (<i style="">respectful</i>)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Guru ketiga dan keempat loyalty marketing (2002) adalah Brian Woolf dan Jill Griffin. Keduanya memiliki pemikiran yang hampir sama. Brian woolf memberikan checklist bahwa agar program loyalitas pelanggan berjalan sukses, perusahaan harus menjaga komitmen-sekali berjanji ke pelanggan harus dipenuhi <i style="">(commitment),</i> mendesain program loyalitas yang unik dan menarik <i style="">(differentiation)</i> tetapi sederhana <i style="">(simplicity),</i> dan mudah mengikuti tuntutan lingkungan bisnis <i style="">(flexibilty)</i>, serta dapat diukur efektivitas dan efisiensinya <i style="">(measurement).</i> Juga harus disediakan <i style="">reward-reward</i> yang secara psikologi “masuk” dan menarik bagi pelanggan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Jill Griffin dalam bukunya <i style="">Customer Loyalty</i> (2002) melengkapi pemikiran loyalitas pelanggan dengan memberikan pemahaman bahwa loyalitas pelanggan tidak bisa dibentuk dalam sesaat, tetapi harus dipupuk sejak awal-dari<span style=""> </span>mulai pelanggan belum mencoba produk (<i style="">suspect dan prospect</i>), kemudian membeli produk pertama kalinya (<i style="">firs-time customer</i>), membeli produk untuk kedua kalinya (<i style="">repeat customer</i>), dan akhirnya menjadi pelanggan yang loyal (<i style="">client atau advocate</i>). Pendapat ini menarik karena sebelumnya, loyalitas markeitn hanya diidentikkan dengan loyalty program yang dilakukan sebagai bagian dari <i style="">after sales service</i>.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><b style=""><span style=";font-family:";" >Jill Griffin dengan pintarnya memberikan pemahaman kepada kita bahwa <i style="">loyalty marketing</i> harus masuk ke <i style="">marketing strategy</i>.<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Percuma saja <i style="">loyalty program </i>didesain sebaik mungkin jika dalam proses penyaringan <i style="">suspec</i>t ke <i style="">prospect</i> telah keliru.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><b style=""><span style=";font-family:";" >Era Ketiga : Migrasi Pelanggan</span></b><span style=";font-family:";" >. Pada era ketiga, semua guru loyalitas pelanggan sepakat bahwa mempertahankan pelanggan yang telah ada jauh lebih menguntungkan daripada membiarkannya hilang. Kemudian mencari pelanggan baru sebagai gantinya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><b style=""><span style=";font-family:";" >Oleh karena itu, sangat penting bagi perusahaan untuk mengetahui indikasi kepindahan seorang pelanggan sehingga perusahaan bisa menyiapkan perlakuan khusus untuk mencegah migrasi.</span></b><span style=";font-family:";" ><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Pada zaman yang penuh godaan ini, rasanya tidak ada satupun program loyalitas pelanggan yang bisa menahan laju migrasi pelanggan yang bisa menahan laju migrasi pelanggan. Oleh karena itu, tantangan selanjutnya bagi loyalty marketing adalah mencegah persentase migrasi pelanggan dengan cara mengenali perilaku yang menjadi indikasinya, dan menarik kembali pelanggan-pelanggan potensial yang telah pindah ke pesaing. Inilah yang disebut dengan Jill Griffin dan Michael Lowenstein sebagai <i style="">customer winback strategy</i> dalam bukunya <i style="">Customer Winback : How to Recapture and keep Them Loyal</i> (2001).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Sebagaimana terhadap pacar, suami/istri, kita tentunya akan mempertahankan pacar, suami/istri kita yang “berpotensi” memberikan kebahagiaan lahir dan batin di masa depan. Kalau pacar, suami/istri kita sampai direbut pria/wanita lain, kita akan mati-matian berusaha merebutnya kembali karena kita yakin dia sangat berharga untuk dipertahankan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Demikian juga pelanggan: bagi perusahaan, pelanggan potensial adalah tambang emas. Jika pelanggan yang menguntungkan ini coba direbut pesaing, perusahaan harus mempertahankannya mati-matian. Bahkan sampai pindah ke pesaing sekalipun, perusahaan harus berusaha menarik kembali dengan segala cara. Ini karena : <b style="">biaya menarik kembali pelanggan yang hilang masih lebih rendah daripada biaya mencari pelanggan baru</b>. Hasil riset juga menunjukkan bahwa tingkat kesuksesan menarik kembali pelanggan yang pindah berkisar antara 20% sampai 40%. Hitung-hitungan <i style="">customer life time value</i> akan menentukan konklusi apakah pelanggan akan dipertahankan, dibiarkan lepas sesaat, lalu ditarik kembali ataukah dibiarkan hilang selamanya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >McKinsey, konsultan manajemen asal Amerika Serikat, memberikan saran untuk bisa mengelola <i style="">customer migration</i>, perusahaan harus melakukan tiga hal :<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0in;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Fokuslah pada <i style="">customer migratiion</i>, jangan hanya <i style="">customer defection </i>– perhatikan <i style="">at-risk </i>customer jangan sampai pelanggan yang potensial hilang.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Untuk mereka yang bergerak di industri bisnis ke konsumer (B2C), milikilah CRM sehingga tingkat hubungan dengan pelanggan bisa dimonitor. Sedangkan bagi perusahaan yang bergerak di industri bisnis ke bisnis (B2B), amatilah dengan sensitif perilaku klien yang menjadi pertanda kepindahannya.<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Gunakan alat atau teknologi yang bisa menangkap setiap peluang dengan kustomisasi.<o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Namun pertanyaannya, “apakah selalu pelanggan yang pindah termasuk tidak loyal ? jangan-jangan ia pindah karena tidak lagi butuh atau karena sulit baginya untuk menjangkau suatu produk ?” <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><b style=""><span style=";font-family:";" lang="IT">Era keempat : Antusiame Pelanggan</span></b><span style=";font-family:";" lang="IT">. Pemikiran <i style="">loyalty marketing</i> era keempat cukup berbeda dengan tiga pemikiran sebelumnya. Intinya mencoba menjawab mengapa perpindahan pelangan terus terjadi meski pelanggan telah puas dengan produk dan servis yang diberikan perusahaan dan bahkan dengan program loyalitas yang disediakan perusahaan. Pada satu titik, perpindahan pelanggan memang harus terjadi karena suatu hal, meskipun pelanggan mengaku puas dan loyal terhadap produk.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" lang="IT">Ini bukti bahwa jumlah dan frekuensi pembelian ulang bukanlah satu-satunya ukuran loyalitas pelanggan. Bahkan jika hanya berdasarkan dua ukuran ini, pemahaman akan loyalitas pelanggan bisa keliru-yakni hanya dalam dataran transaksional semata. Inti loyalitas pelanggan bersifat emosional dan bukan fungsional, yakni seberapa dalam pelanggan merasakan koneksi dengan produk. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" lang="IT">Inilah inti yang dibicarakan Ben Mc Conneld dan jackie Huba dalam bukunya <i style="">Creating Customer Evangelist</i> (2003) yang menjadi buku pedoman pemikiran loyalitas era empat. Ukuran koneksi emosi antara pelanggan dan produk adalah referensi dan rekomendasi, dan itulah ukuran paling sahih dari loyalitas pelanggan. Sejauh pelanggan mau mereferensikan dan merekomendasikan sebuah <i style="">brand</i> atau merek kepada orang lain, maka selama itu pula ia termasuk pelanggan loyal. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" lang="IT">Era Kelima : Spiritualitas Pelanggan. Jika tadi di era keempat loyalitas pelanggan telah bergerak dari transaksional ke emosional, pada era kelima (5) loyalitas pelanggan akan masuk ke area spritualitas pelanggan. Loyalitas tidak hanya berada dalam pikiran (<i style="">mind</i>)-mengingat dan menggunakan produk, dalam hati (<i style="">heart</i>), mereferensikan dan merekomendasikan pemakaian pada orang lain – tetapi juga telah menjadi bagian dari diri pelanggan seutuhnya (<i style="">spirit</i>). Rasanya, tanpa memakai produk yang dicintainya pelanggan tidak bisa hidup.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" lang="IT">Jika sebuah produk (baca:<i style="">brand</i>) telah berhasil masuk area spiritualitas pelanggan, bisa dipastikan sustainabilitasnya akan terjaga karena produk telah menjadi bagian dari jati diri pelanggan (<i style="">what i am</i>), bukan hanya bagian dari simbol sosial semata (<i style="">what i feel</i>). </span><span style=";font-family:";" lang="SV">Dengan kata lain, produk telah menjadi milik pribadi pelanggan, bukan milik perusahaan lagi. Pelangganlah yang akan menjaga produk, mempertahankan eksistensinya mati-matian karena jika produk mati, dia juga akan “menderita”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" lang="SV">Pada akhirnya, tidak masalah jumlah pelanggan anda kecil, tetapi yang penting memiliki antusiasme yang paling penting secara spiritual. Itu yang akan menjaga bisnis anda tak lekang oleh zaman.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><b style=""><span style=";font-family:";" ><span style="">II.<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span></b><!--[endif]--><b style=""><span style=";font-family:";" >Step I of Retention : Know Your Customer Well<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Banyak perusahaan yang tidak mendapatkan untung setelah meluncurkan program loyalitas karena tidak memerhatikan rambu-rambu yang telah diberitahukan para pemikir loyalitas pelangan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Nah, sekarang saya akan melanjutkan dengan membahas aspek strategi dari loyalitas pelangan terutama cara mengenali perilaku satu per satu dengan bantuan sistem CRM, sehingga perusahaan bisa menyusun program loyalitas pelanggan yang pas untuk tiap-tiap segment pelanggan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Poin ini ppenting karena dari beberapa perusahaan yang telah mengimplemetasikan sistem CRM, yang mengaku tidak mersakan dampak CRM pada kinerjanya. Padahal, biaya investasi untuk CRM terhitung besar, ternyat kebanyakan <b style="">CRM gagal karena hanya bekerja samapi di tingkat data atau informasi, belum bisa menjadi pengetahuan yang membantu dalam pengambilan keputusan strategis. </b><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Mengetahui siapa itu customer itu sangat penting untuk mendesain program retention yang nantinya dapat pas dan mengena bagi pelanggan sehingga target dari retensi ini yaitu untuk mendapatkan loyalitas pelanggan dan menambah revenue bagi perusahaan dapat tercapai dengan efisien. Analisis untuk perusahaan yang bergerak di dalam industri jasa seperti <b style="">Star One</b>, yang bergerak di dalam industri jasa telekomunikasi yang menjalankan mekanisme bisnis ke konsumer (B2C) dapat melakukan atau menerapkan sistem <i style="">RFS</i> (<i style="">Recency, Frequency dan Spending</i>) untuk mengelompokkan dan mengetahui aktivitas konsumen terhadap produk kartu <b style="">star one.</b><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Tantangan terbesar dalam melakukan analisis pelanggan di industri bisnis ke konsumer adalah jumlah data yang sangat besar. Oleh karena itu, diperlukan pengelompokan pelanggan ke dalam strata-strata itu, perusahaan bisa menetapkan jenis kampanye pemasaran yang paling cocok untuk mendorong peningkatan konsumsi dan loyalitas pelanggan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><st1:place st="on"><st1:city st="on"><span style=";font-family:";" >Ada</span></st1:city></st1:place><span style=";font-family:";" > tiga pengelompokan pelanggan yang umum dipakai di Industri bisnis ke konsumer, yaitu berdasarkan per sepuluh (decile report), berdasarkan threshold (threshold report) dan berdasarkan recency, frequency, spending (RFS). RFS lebih detail karena menyampaikan tiga informasi sekaligus, kapan terakhir pelanggan mengisi ulang atau membeli pulsa (<i style="">recency</i>),<span style=""> </span>berapa kali mengisi ulang pulsa (<i style="">frequency</i>) dan berapa banyak jumlah pulsa yang dibeli atau isi ulang atau bisa juga besarnya juml;ah tagihan setiap bulan (<i style="">spending</i>)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Program retensi dan pemasaran untuk pelanggan-pelanggan yang membeli produk sangat sering, tetapi dengan jumlah sedikit, harus dibedakan dengan kampanye pemasaran atau program retensi untuk pelanggan-pelanggan yang membeli dalam jumlah besar.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Langkah dari pengelompokan RFS adalah mengurutkan pelanggan menurut keterkiniannya, frekuensi dan jumlah pembelian atau isi ulang pulsa serta besarnya tagihan setiap bulannya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style=";font-family:";" >III. Raih Loyalitas dengan best servis<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Jika ditanya, apa keunggulan bersaing yang mempunyai daya tahan paling lama, dengan tegas saya akan menjawab servis. Sebab, servis tidak mudah ditiru apalagi dibeli karena melibatkan unsur orang (<i style="">people</i>), teknologi (<i style="">technology</i>), dan modal (<i style="">capital</i>). Modal barangkali bisa dicari, teknologi juga bisa dibeli tetapi tidak demikian halnya dengan kompetensi orang dalam servis. Servis membutuhkan dukungan orang-orang yang mempunyai <i style="">passion of service</i> yang tidak bisa dibangun dalam tempo sesaat. Servis sangat manjur dijadikan senjata untuk memenangi persaingan di pasar yang sedang didera arus komoditasi produk. Fitur produk bisa sama, teknologi bisa serupa, tetapi servis harus berbeda sehingga produk tetap memiliki keunikan jika dibandingkan dengan produk pesaing. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Oleh karena itu, posisi servis dalam <i style="">loyalty marketing </i>adalah sebagai pendorong terjadinya pembelian ulang (<i style="">repeat purchase</i>), berpasangan dengan <i style="">brand</i> dan <i style="">process.</i> Antara <i style="">brand</i>, <i style="">service</i> dan <i style="">process </i>saling terkait satu sama lain. Tanpa dukungan servis yang baik, tidak mungkin kita bisa membangun <i style="">brand</i> tanpa <i style="">process</i> yang baik. Tidak mungkin tercipta kulaitas servis<span style=""> </span>yang prima. Pengembangan servis harus masuk dalam program loyalitas pelanggan di mana pelanggan dilayani dan mendapatkan <i style="">reward</i> sesuai dengan stratanya. <i style="">Reward</i> merupakan bentuk penghargaan perusahaan terhadap komitmen pelangan yang telah mau membeli produknya. Program loyalitas pelanggan juga merupakan bentuk nyata dari servis karena tidak semua pelanggan bisa memaknai servis yang sifatnya <i style="">intangible</i>. Dengan <i style="">reward</i> yang diterima secara nyata, pelanggan lebih bisa merasakan bentuk nyata dari servis dan nilai berhubungan dengan perusahaan karena dia bisa menghitung keuntungan apa yang akan didapat jika berhububgan terus dengan perusahaan, demikian juga sebaliknya jika dia memutuskan hubungan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style=";font-family:";" >IV. Garis Besar Program Retensi untuk Mencapai Loyalitas Pelanggan<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Secara umum program retensi untuj mencapai loyalitas pelanggan bagi perusahaan yang bergerak di dalam mekanisme bisnis ke konsumen (B2C) mempunyai tiga bentuk yaitu :<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0in;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Menggunakan poin sebagai basis reward (<i style="">the power points</i> )<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" lang="NO-BOK">Menggunakan sistem diskon langsung (<i style="">two - ier/multi – tier pricing</i>)<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" lang="NO-BOK">Berdasarkan pada kualifikasi pelanggan terbaik (<i style="">best customer marketing</i>) – hanya pelanggan yang memenuhi kriteria yang berhak mendapatkan reward.<o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><b style=""><span style=";font-family:";" lang="NO-BOK">The Power Point. </span></b><span style=";font-family:";" lang="NO-BOK">Dari tiga bentuk program loyalitas pelanggan untuk pelanggan di B2C<i style="">, power point</i> paling banyak dipakai.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" lang="NO-BOK">Dalam power point, untuk mendapatkan satu poin, pelanggan diwajibkan melakukan transaksi dalam jumlah minimal tertentu, misalnya satu poin untuk setiap kelipatan lima puluh ribu. Setelah terkumpul poin dapat ditukarkan dengan hadiah menarik yang khusus disediakan perusahaan. Poin yang ditukarkan inilah yang nantinya akan dihitung sebagai pengeluaran program loyalitas pelanggan oleh perusahaan. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" lang="NO-BOK">Poin bisa diibaratkan uang sehingga perusahaan harus bisa mengontrol jumlah poin yang dikeluarkan. Namun jangan juga terlalu khawatir akan rugi karena menurut penelitian <b style="">hanya sekitar 40% pelanggan yang mengambil poinnya (<i style="">redemption</i>). Bahkan sebagian besar pelanggan tidak sadar bahwa ia memiliki poin.<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" lang="NO-BOK">Mengapa sistem <i style="">power point</i> banyak digunakan? Karena fleksibilitasnya. Poin mudah disimpan oleh pelanggan, biasanya dalam sebuah kartu, sehingga tidak mudah hilang dan fleksibel dibelanjakan kapan saja. Poin ini akan berfungsi semacam voucher yang bisa ditukarkan dengan hadiah tertentu atau sebagai kartu diskon belanja.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><i style=""><span style=";font-family:";" lang="NO-BOK">Power point</span></i><span style=";font-family:";" lang="NO-BOK"> juga banyak dipilih perusahaan karena tidak menimbulkan efek yang negatif pada <i style="">brand</i> meskipun <i style="">esensi</i> dari <i style="">power points</i> sebenarnya mirip dengan <i style="">price discount</i>. Dengan memberikan poin sebagai pengurang harga produk, pelanggan tidak akan memersepsikan program <i style="">power point</i> sama dengan program <i style="">price discount</i> karena pelanggan merasa berhak mendapatkan sejumlah poin tertentu dari pembeliannya, tidak diberikan begitu saja.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" lang="NO-BOK">Dalam perkembangan paling baru, sistem <i style="">power point</i> ini bisa dibuat <i style="">customized</i> sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><b style=""><span style=";font-family:";" lang="NO-BOK">Two – Tier (Multi – Tier) Pricing</span></b><span style=";font-family:";" lang="NO-BOK">. Bahasa gampangnya adalah diskon. Jadi, dengan memberikan kartu anggota dengan sistem <i style="">two-tier pricing</i>, setiap pelanggan yang memegang kartu akan mendapatkan potongan langsung dalam persentase tertentu diatas produk yang dibelinya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" lang="NO-BOK">sistem <i style="">two-tier pricing</i> efektif karena konsepnya mudah dan sederhana sehingga pelanggan antusias menggunakannya. Berbeda dengan sistem <i style="">power point</i> yang harus menunggu <i style="">redemption period</i> tertentu, sistem <i style="">two-tier pricing</i> tidak mengenal kesenjangan waktu alias bisa langsung dieksekusi pada saat produk dibeli. Dengan serangkaian keunggulan ini efek kenaikan volume penjualan pasca-sistem sistem <i style="">two-tier pricing</i> dijalankan perusahaan lebih besar jika dibandingkan dengan kenaikan volume penjualan pasca-program <i style="">power point.</i><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><b style=""><span style=";font-family:";" >Best Customer Marketing</span></b><span style=";font-family:";" >. Sistem <i style="">power point</i> dan sistem <i style="">two-tier pricing</i> cenderung menyasar semua orang. Artinya, setiap pelanggan yang mempunyai kartu bisa mendapatkan poin atau potongan harga. Sedangkan sistem <i style="">best customer marketing</i> tidak demikian – reward hanya diberikan kepada pelanggan yang memberikan keuntungan terbesar pada perusahaan, baik ditinjau dari segi kuantitas volume pembelian (<i style="">spending</i>) frekuensi pembelian <i style="">(frequency</i>), maupun pembelian terakhir (<i style="">recency</i>)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Sistem <i style="">best customer marketing</i> fokus menyasar pelanggan yang berbelanja paling banyak (tinggi secara recency, frequency, dan spending). Tentu saja hal ini dilakukan setelah perusahaan menghitung berapa biaya untuk mengubah pelanggan yang “biasa-biasa saja” menjadi pelanggan yang secara RFS tinggi. Lebih baik perusahaan fokus untuk meningkatkan loyalitas pelanggan yang sudah benar-benar teruji dan menguntungkan dalam jangka panjang.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Apa kriteria pelanggan masuk dalam <i style="">best customers</i>? Ada beberapa kriteria, antara lain membeli paling banyakl, tidak pernah pindah ke pesaing, mengunjungi toko atau membeli paling sering, membeli produk dengan harga sedikit lebih tinggi daripada harga rata-rata (tidak pernah menawar) sehingga memberikan marjin keuntungan lebih besar, membeli produk lain lebih banyak (cross selling), dan tidak menyedot biaya servis dan proses yang tinggi (tidak terlalu banyak menuntut)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Sistem <i style="">best customer marketing </i>yang telah umum dan paling sederhana adalah dengan membagi kartu loyalitas pelanggan menjadi tiga yaitu <i style="">silve</i>r, <i style="">gold</i> dan <i style="">platinum.<o:p></o:p></i></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Program loyalitas pelanggan untuk setiap pemegang kartu pun dibedakan, tentunya dengan memberikan program dan manfaat lebih besar bagi para pemegang kartu <i style="">platinum </i>(<i style="">premium</i>) daripada kartu <i style="">silver </i>(biasa)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style=";font-family:";" >V. Customer Relationship Management : Mengoptimalkan pelanggan loyal<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Posisi <i style="">Customer Relationship Management</i> (CRM) dalam <i style="">loyalty marketing</i> sangat krusial, khususnya dalam membantu perusahaan menciptakan produk dan servis yang <i style="">customized</i> dan <i style="">personalized.<o:p></o:p></i></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Analisis RFS tidak akan bekerja jika tidak didukung oleh sistem CRM yang kuat. Apalagi pada industri B2C yang jumlah pelanggannya mencapai ribuan. Meskipun demikian, CRM hanyalah perangkat keras yang menghasilkan data-tingkatan yang paling rendah dari pengetahuan. Untuk bisa mengubah data menjadi informasi dan kemudian menjadi <i style="">knowledge</i>, dibutuhkan analisis.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Banyak perusahaan yang hanya menggunakan CRM sebagai sistem <i style="">data base</i>. Segala hal yang berhubungan dengan pelanggan dicatat-tanggal bergabung, hari ulang tahun, pekerjaan, status perkawinan, hobi dan sebagainya. Lalu dengan bantuan data ini, para <i style="">account executive</i> bisa “terkesan” <i style="">customer centric</i> – memanggil dengan nama, mengucapkan selamat ulang tahun, menyakan kabar anggota keluarga, dan sebagainya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Pertanyaannya, apakah CRM hanya sebatas dipakai seperti itu – dipakai untuk mengetahui ulang tahun pelanggan lalu mengucapkan selamat.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Kalaupun perusahaan anda sekarang hanya menggunakan CRM untuk sekadar memberikan sedikit perhatian bagi pelanggan dengan harapan akan muncul simpati, itu tidak salah, tetapi tidak optimal. Mengapa? Karena investasi CRM yang bernilai besar bisa dipergunakan jauh melabihi fungsi sebagai alat bantu untuk memberikan perhatian kecil kepada pelanggan. CRM bisa dipakai untuk menjalin “hubungan intim” dengan pelanggan dan kemudian mengantarkan produk yang memiliki differensiasi selaras dengan kebutuhan dan keinginannya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Untuk mencapai tujuan itu, CRM harus bisa dipakai untuk mendukung proses IDIC – <i style="">Identify</i>, <i style="">Differentiate</i>, <i style="">Interac</i>t dan <i style="">Customized</i><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Membedakan pelanggan menurut nilainya bertujuan untuk mengukur sejauh mana keuntungan total yang didapat perusahaan apabial melanjutkan transaksi dengan pelanggan pada masa yang akan datang. Alat ukurnya ada dua : interaksi dan transaksi.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Pada implementasi CRM tingkat lanjut, sistem bisa dipakai untuk mengenal karakter pelanggan ketika berbisnis dengan kita, juga bisa membantu perusahaan mengenal pelanggan sebagai individu.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Tanpa bisa menawarkan produk dan servis yang unuk, loyalitas pelanggan akan menjadi mimpi di siang hari.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style=";font-family:";" >VI. Contoh Konsep Program Retensi Bagi Star One<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style=";font-family:";" >a. Buka Bersama Bareng Star One Community<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Program retensi buka bersama bareng star one community intinya untuk meningkatkan loyalitas pelanggan pemakai pasca bayar star one dan pra bayar jagoan di wilayah <st1:place st="on"><st1:city st="on">semarang</st1:city></st1:place>. Acara ini dipilih karena sebentar lagi berdekatan dengan event bulan ramadhan, di dalam even ini star one sebagai vendor atau penyedia jasa telekomunikasi dapat mendekatkan diri dengan pelanggan dan sebagi suatu bentuk apresiasi terhadap loyalitas pelanggan star one dan jagoan. Untuk tergabung di dalam star one community ini cukup pemakai aktif star one dan dapat menunjukkan karut star one atau jagoan. Dari kegiatan ini diharapkan star one dapat dekat dengan pelanggan dan pelanggan merasa diperhatikan sehingga pelanggan betah memakai star one bukan karena layanan star one yang begitu baik tetepi juga ternyata star one memberikan perhatian dan apresiasi yang lebih terhadap pelanggan sehingga pelanggan merasa memiliki star one bukan hanya menggunakannya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style=";font-family:";" >b. Belanja Murah Pake SMS Star One <o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Konsep kegiatan retensi ini adalah bertujuan untuk memudahkan pelanggan untuk mendapatkan informasi tentang harga perlatan elektornik dan dapat melakukan transaksi ataupun deal penawaran melalui sms.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Pihak perusahaan dalam hal ini star one dapat melakukan kerjasama dengan toko elektronik dalam hal penerbitan katalog dan harga yang akan disebarkan dan diinformasikan kepada pelanggan yang berminat. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Pelanggan yang berminat membeli dan dan ingin menawar dapat melalui layanan sms yang nomornya telah disediakan oleh pihak perusahaan. Dan setrelah terjadi deal akan dihunbungkan dengan pihak toko tersebut.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style=";font-family:";" lang="SV">c. Program SMS ku berhadiah dari Star One<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" lang="SV">Program SMS ku berhadiah ini dapat dilakukan menurut atau disesuaikan dengan hari besar keagamaan misalnya idul fitri, natal, tahun baru, bahkan valentine.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" lang="SV">Pelanggan star one mengirimkan sms dengan kalimat yang paling attraktif dan menarik yang akan diseleksi oleh tim star one dimana sms yang paling atraktif mendapatkan hadiah.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" lang="SV">Dari program ini perusahaan mendapatkan revenue dari banyak sms yang dikirim hadiah disesuaikan dengan besarnya share yang diestimasikan dari berlangsungnya program ini.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style=";font-family:";" >d. Star One Hang Out Bareng<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Konsep program star one hang out bareng ini adalah dengan memberikan kesempatan bagi pelanggan star one untuk hang out bareng dengan artis di tempat wisata lokal atau tempat hiburan lokal setempat. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Kegiatan ini diadakan dengan mekanisme undian dimana pelanggan mengikuti undian ini dengan mengirimkan sms sebanyak-banyaknya setiap sms yang dikirimkan akan mendapatkan satu nomor undian yang berhak diikutkan dalam undian.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style=";font-family:";" >d. Star One Point Surprise<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >star one point surprise ini mempunyai konsep dimana pelanggan mengumpulkan point sebanyak-banyaknya yang dapat ditukarkan dengan hadiah langsung jika poin terpenuhi atau dapat ditukarkan dengan voucher belanja jika poin tertentu sudah dicapai oleh pelanggan dan voucher<span style=""> </span>ini dapat dibelanjakan di merchant-merchant yang sudah mempunyai kerjasama dengan star one atau resto kafe ataupun bioskop dan toko buku setempat. Voucher juga bisa berupa voucher pulsa isi ulang star one jika hal itu memungkinkan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Poin-poin ini didapatkan pelanggan dengan mengisi ulang pulsa dengan nominal tertentunya mendapatkan satu poin dan berlaku kelipatannya atau point juga dapat diperoleh jika membayar tagihan telepon dengan nominal tertentu yang telah ditentukan oleh perusahaan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style=";font-family:";" >e. Voucher Internet <o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Program voucher internet ini ditujukan bagi pelanggan yang mengambil paket internet star one dimana setiap membayar tagihan sebesar tertentu mendapatkan voucher internet di warnet yang bekerjasama dengan star one<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style=";font-family:";" lang="SV">f. Program internet mudah dengan star one<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" lang="SV">Konsep program ini dapat dijalankan apabila pihak star one bekerjasama dengan resto atau temapt hang out dan kemudian mengadakan layanan internet melalui portal star one dimana pelanggan dapat membeli vouchernya di booth star oen di resto itu.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" lang="SV">Kegiatan ini juga dapat dilakukan sebagai sosialisasi cepatnya dan mudahnya akses internet dengan star one.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style=";font-family:";" >g. Star One Premium Community<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Star one premium community adalah komunitas yang diperuntukkan bagi pelanggan yang memberikan spending dan arpu yang besar bagi perusahaan yang dapat dilihat melalui jumlah besarnya tagihan yang dibayarkan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Kegiatan ini berfungsi memelihara loyalitas pelanggan kakap yang memberikan kontribusi besar bagi perusahaan.<o:p></o:p></span></p> * beberapa tulisan mendapat inspirasi dari hermawan kartajayasimple thinghttp://www.blogger.com/profile/15655411387918713172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7373255510451083249.post-72602730709463203342008-03-02T21:08:00.000-08:002008-12-09T11:46:46.898-08:00setahun franchise indomaret<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivd3RuWTExkMkYmHr4bC7Oju8aJC74jVcV0bFhBXVX7yUQxOaQf-lJ7QtBM07V81f4Igj6FGtC14-tI4Ljqd-U0YaLM50e6jL_m7aAChwGQ6koiYf4T1EJ5X0-W8d7U7SE5cfxxsm-rYM/s1600-h/Picture(116).jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivd3RuWTExkMkYmHr4bC7Oju8aJC74jVcV0bFhBXVX7yUQxOaQf-lJ7QtBM07V81f4Igj6FGtC14-tI4Ljqd-U0YaLM50e6jL_m7aAChwGQ6koiYf4T1EJ5X0-W8d7U7SE5cfxxsm-rYM/s320/Picture(116).jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5173378975866342930" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;">setahun sudah saya dan keluarga memilih bisnis retail indomaret di daerah ungaran kabupaten semarang jawa tengah ini. bermula dari tawaran temen bapak yang melobi tanah yang di ungaran mbok ya dimanfaatkan kan sayang ada di pinggir jalan kok gak digarap.<br />entah karena dari omongan itu atau bagaimana sebelum saya bekerja saya dan terdampar di medan saya mencari info tentang franchise. dan mengurus segala sertifikat tanah dan lain-lainny agar legal untuk dijadikan sebagai tempat berusaha.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIenkuiKcJXtwCc2eNiQ0Hs77EDG4KSaUsYjAAvvPIeJIturGZjp_1jndMrVSRyAfil54doXPWzHaSVDNUVEQq3Ly59ne5kx1orD2p3Ect5iQaciTVrA74lcSWbe9GTrZad9kAZTWjcvM/s1600-h/Picture(115).jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIenkuiKcJXtwCc2eNiQ0Hs77EDG4KSaUsYjAAvvPIeJIturGZjp_1jndMrVSRyAfil54doXPWzHaSVDNUVEQq3Ly59ne5kx1orD2p3Ect5iQaciTVrA74lcSWbe9GTrZad9kAZTWjcvM/s320/Picture(115).jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5173379955118886434" border="0" /></a>entah kenapa pilihan saya jatuh untuk mengambil franchise indomaret. karena dari survay lokasi saya masyarakat sekitar tempat usaha ini belum tersedia toko yang menyediakan segala kebutuhan rumah tangga atau kebutuhan sehari-hari. maka saya berinisiatif untuk mendirikan indomaret di tempat tersebut.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgMUhOKOXUyAdvEQtp-256cRJuE52zxBnGox2cRPGeehPj2KVUrT6bt-pZEyUmwL0_cFp04Xh2Ponqz5vZDjQ-KneCA04RSmFXCfXmO__9eipeGT7xl2l5C2b9VJCRsjcQGWeG6FseHHY/s1600-h/Picture(114).jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgMUhOKOXUyAdvEQtp-256cRJuE52zxBnGox2cRPGeehPj2KVUrT6bt-pZEyUmwL0_cFp04Xh2Ponqz5vZDjQ-KneCA04RSmFXCfXmO__9eipeGT7xl2l5C2b9VJCRsjcQGWeG6FseHHY/s320/Picture(114).jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5173380900011691570" border="0" /></a>kenapa memilih indomaret. karena dipikir-pikir keluarga sibuk dengan urusan masing-masing, saya pun sibuk dengan obsesi saya untuk mandiri dan mencari penghidupan sendiri. sehingga dengan franchise indomaret ini lebih fleksibel karena manajemen telah diatur oleh indomaret kita hanya periksa laporan keuangan dan keuntungan atau kerugian dan masalah stok barang semua udah dimanajemeni oleh indomaret. karena simple inilah jadi usaha ini masih berjalan sampai sekarang<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQtFFChkvJsbv6aWRYpANQFuJp34QpVACNqGdS4ZoZb3ISkznfAbbNCdU5ChAN_sXngvXraJ3fw1LR_k3dKWrVcchUxhfhIrE8yPpEQJ89OtxRVh_ArufaGXgJj-4nMxC3VkRG_3YjgP0/s1600-h/Picture(113).jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQtFFChkvJsbv6aWRYpANQFuJp34QpVACNqGdS4ZoZb3ISkznfAbbNCdU5ChAN_sXngvXraJ3fw1LR_k3dKWrVcchUxhfhIrE8yPpEQJ89OtxRVh_ArufaGXgJj-4nMxC3VkRG_3YjgP0/s320/Picture(113).jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5173382214271684162" border="0" /></a><br /></div>setahun sudah menjalani franchise ini dan puji Tuhan menurut hitung-hitungan saya 4 bulan lagi balik modal. ini adalah usaha keluarga saya hanya membantu membidaninya saja.<br />ya doakan saya yang lagi ngumpulin modal lagi dan setelah segalanya siap nanti saya akan franchise bisnis makanan.simple thinghttp://www.blogger.com/profile/15655411387918713172noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7373255510451083249.post-40706979340339229662008-03-05T01:29:00.001-08:002008-12-09T11:46:46.854-08:00push-pull strategi dalam franchise<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvM9QWv6mRI6uZEb3_TsHeaU49O-lpSKgdld4bD7cVVhRQxWz6sLEYcMJcAJnWiaOWKMQK1ajkhNByaZfi3BMkpVphPpfCqgoCzBjlbdN2FgTGI2MJqrxFwXF-jOOL4SGf9qy28_9LhfA/s1600-h/pushpull.gif"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvM9QWv6mRI6uZEb3_TsHeaU49O-lpSKgdld4bD7cVVhRQxWz6sLEYcMJcAJnWiaOWKMQK1ajkhNByaZfi3BMkpVphPpfCqgoCzBjlbdN2FgTGI2MJqrxFwXF-jOOL4SGf9qy28_9LhfA/s320/pushpull.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5174187505120127938" border="0" /></a>ahh akhirnya saya bisa memposting lagi pikiran-pikiran saya setelah seharian disibukkan dengan urusan pemeriksaan, klarifikasi dan persiapan buat seminar. o iya seharian kemarin koneksi internetnya down jadi kemarin gak bisa online di mess nich hehehe<br /><br />bagi orang yang telah belajar marketing di bangku kuliahannnya pasti tidak asing lagi dengan istilan push dan pull strategi di dalam marketingl. ini adalah strategi yang sederhana tetapi juga bisa cukup rumit karena melibatkan keseluruhan stakeholder yang ada pada suatu perusahaan.<br /><br />di dalam bisnis waralaba hal ini bisa saja dipraktekkan. biasanya dalam menjalankan usaha <span style="font-style: italic;">franchise</span> para franchisee atau orang yang membeli waralaba paling susah atau ogah untuk mutar otak dalam menjalankan bisnis waralabanya mereka hanya senang untuk ongkang-ongkang kaki karena merasa sebagai pemilik modal dan tinggal menunggu sales, ROI (return on investment) dan tentu saja keuntungan atau profit yang akan mampir dan masuk ke kantongnya karena segala operasinya atau lebih dikenal dengan SOP (standard operating procedure) semuanya sudah diserahkan atau dioperasionalisasikan oleh franchisor atau pemilik waralaba.<br /><br />anggapan diatas merupakan hal dan kegiataan yang sangat salah sekali, karena kalau hal diatas dibiarkan terus berlanjut dan tidak ada keterikatan dan kerjasama antara franchisor dan franchisee maka bisnis yang dijalani akan menjadi mandeg tidak berkembang karena tidak adak komunikasi dan kerjasama diantar kedua belah pihak.<br /><br />seharusnya dalam mejalankan bisnis waralaba paradigma bisnis seperti diatas harus dibongkar secara habis-habisan!!!!!!!!!!!!!!<br /><br />idenya begini semakin si franchisor pintar dalam membranding atau membangun merek, maka semakin mudah si franchisee untuk meningkatkan penjualannya<br /><br />jadi melalaui pola branding si franchisor ini telah melakukan <span style="font-weight: bold;">strategi "Pull Marketing"</span> yaitu segala sesuatu atau usaha untuk "menarik" pelanggan melalui beragam upaya kegiatan marketing seperti promosi dan iklan serta inovasi produk atau dengan program excellent customer service serta program CSR dan PR supaya awareness konsumen terhadap suatu merek waralaba ini semakin tinggi<br /><br />kalau diatas kegiatan yang bisa dilakukan oleh franchisor lalu bagaimana kegiatan yang dilakukan oleh franchisee. di dalam pandangan saya franchisee adalah orang yang menjadi first person atau ujung tombak karena langsung berinterkasi dengan pelanggan dan pasar. dengan keunggulan inilah seharusnya franchisee adalah orang yang paling mengetahui karakteristik pasar dan keinginan pelanggan. mereka seharusnya menjadi "intelijen" bagi franchisor untuk semakin memahami kebutuhan pelanggan yang semakin "customized". dengan berbekal pengetahuan terhadap pelanggan maka franchisee dapat melakukan strategi "Push Marketing" yaitu kegiatan untuk mendorong pelanggan untuk melakukan pembelian melalui personal relationshiopp dan personal selling. bagus lagi jika langkah ini dilanjutkan dengan pembentukan komunitas pelanggan, karena dengan hal ini pelanggan merasa dijadikan seperti keluarga yang kebutuhannya selalu dipahami dan dipenuhi.<br /><br />so jika bisnis waralaba anda ingin berhasil ubahlah paradigma bisnis anda !!!!!<br /><br />semoga sukses<br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div>simple thinghttp://www.blogger.com/profile/15655411387918713172noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7373255510451083249.post-49458997717988464472008-03-05T02:16:00.000-08:002008-12-09T11:46:46.639-08:005C = Bankable<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeUxZ-f04euy7sFR-MrQ986vvAStDSRcOfO5i0vEwetezBA3XY2JAqr7DlbXbqypmym8QB4u_But2urKog2kyMJyQb9Law_pmDQaBVJP9aumb1gWLTVyz7oe5RK6AFfS2xLk3LFugrft0/s1600-h/nco2.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeUxZ-f04euy7sFR-MrQ986vvAStDSRcOfO5i0vEwetezBA3XY2JAqr7DlbXbqypmym8QB4u_But2urKog2kyMJyQb9Law_pmDQaBVJP9aumb1gWLTVyz7oe5RK6AFfS2xLk3LFugrft0/s320/nco2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5174199939050449874" border="0" /></a>wah postingan kali ini agak melenceng sedikit ya dari tema yang dari kemarin tentang marketing. hehehe padahal baru sedikit nich postingannya soalnya baru 3 hari ngeblog.<br /><br />banyak teman-teman saya yang sering bingung dengan kata-kata <span style="font-weight: bold;">bankable</span>??? karena kata-kata ini sering kali dijadikan alasan untuk menolak pengajuan kredit kepada bank karena tidak memenuhi salah satu unsur diatas dalam <span style="font-style: italic;">feasibility</span> studinya.<br /><br />kata <span style="font-weight: bold;">bankable</span> sendiri dapat diartikan sebagai bahwa bisnis yang dijalankan atau yang akan mendapatkan "kucuran' kredit dari pihak debitor atau bank adalah bisnis yang menguntungkan, investasinya aman dan dalam arti modal bisa kembali atau istilah ekonominya BEP (Break Even Point) dan memberikan keuntungan atau profit yang cukup atau tentunya yang lebih.<br /><br />Suatu bank biasanay melihat <span style="font-weight: bold;">bankability</span> suatu perusahaan atau proyek yang akan dibiayainya adalah umumnya dengan kriteria <span style="font-weight: bold;">5C</span>, yaitu :<br /><br /><span style="font-weight: bold;">CAPITAL</span>, yaitu melihat apakah komposisi modal perusahaan mencukupi. semakin tinggi jumlah modah saham pemilik, maka perusahaan makin <span style="font-style: italic;">bankable. </span>level aman adalah apabila jumlah modal sama dengan jumlah kredit. kadang-kadang jumlah kredit 70% dan modal 30% juga masih dianggap <span style="font-style: italic;">"bankable"</span> dengan kondisi profitability, kepastian operasi dan kepastian pengambalian pinjaman yang tinggi.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">COLLATERAL</span>, yaitu jaminan <span style="font-style: italic;">asset</span> yang akan diberikan oleh pengusaha (peminjam) nilainya harus lebih besar (min 110% lebih) dan bisa diuangkan atau dijual dengan mudah.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">CAPACITY,</span> yaitu kemampuan operasional perusahaan apakah bisa memproduksi target atau proyeksi produksi barang atau jasa dalam jangka waktu pinjaman sampai dilunasi. kemampuan bisa menyangkut kapasitas mesin, SDM, kemampuan bersaing, level teknologi, ketersediaan bahan baku, bisa juga lebih jauh pada analisa menyangkut kapasitas penyerapan pasar (besarnya pangsa pasar)<br /><br /><span style="font-weight: bold;">CHARACTER</span>, yaitu sifat dan perilaku pengusaha yang bersangkutan. apakah pemiliknya atau pimpinannya adalah orang yang menepati janji pembayaran kredit sebelumnya, atau pekerja keras yang memegang janji, fokus pada keberhasilan perusahaan atau sebaliknya bersifat <span style="font-style: italic;">advonturir</span>, cenderung menunda pembayaran, kurang fokus pada operasi perusahaan dan hal-hal yang riskan (bagi bank) lainnya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">CONDITION</span>, ini lebih cenderung melihat pada bagaimana kondisi usahanya? apakah riskan menurut bank yaitu misalnya agrobisnis, perikanan, pertanian yang banyak terpengaruh alam, cuaca, musim, harga pasar fluktuatif. adakah faktor penguat lainnya misalnya sudah ada kontrak jangka panjang yang pasti dari salah satui pembeli dari perusahaan besar, atau kondisi pasar yang sedang kuat misalnya untuk produk kelapa sawit yang semakin mahal dipasaran untuk produksi biofuel dan sebagainya. sebab umumnya bank mempunyai kriteria tertentu atas suatu prospek (kondis) perusahaan<br /><br />agak ribet memang ya kalau dipikir, tapi ngutang ke bank itu gampang kok asalkan maksudnya baik dan berniat mengembalikannya lho dan gak dibawa lari duitnya soalnya biar gak nambah besar NPL (Non Performing Loan)nya atau kredit macetnya bank jadi besar.<br /><br />so mungkin hal diatas bisa membantu bagi yang berminat mencari utangan di bank untuk membangun bisnis dan mengembangkan usaha<br /><br />tetap semangaat tumbuhkan jiwa enterpreunership kalian ....!!!!!! :D<br /><br /></div>simple thinghttp://www.blogger.com/profile/15655411387918713172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7373255510451083249.post-79056476243696765382008-03-06T04:09:00.001-08:002008-12-09T11:46:46.445-08:00STP = Segmenting Targeting Positioningwah di medan lagi hobi hujan deres nich, tiap pagi sore pasti hujan untung gak banjir cuma sedikit banyak genangan-genangan air yang siap menganggu perjalanan anda pulang ke rumah karena kota medan ini sistem drainasenya kurang bagus.<br /><div style="text-align: justify;"><br />Ya judul diatas adalah STP, ini bukan merek oli pelumas itu lho, tapi ini adalah basic dari marketing yaitu <span style="font-weight: bold;">S = Segmenting T = Targeting P= Positioning </span>yang kalau diutak - atik sesuai dengan kreativitas kita bisa menghasilkan berbagai macam strategi marketing yang jitu siap mengalahkan lawan-lawan anda !!!<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOkjzW7Ex6HXsGDsojLnoQK4Cqy4BD5Uk0cuZ73gMwZwurJ6RV1hu9KrU0Wsv52cDapZYSiNNlIEMsIb_Z5DYwqyGbvsLtBFsG5I_3MuFw7DOE5SoQSCqGMYf6E9RP5H5oDvmgCf_7quQ/s1600-h/dominos400.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOkjzW7Ex6HXsGDsojLnoQK4Cqy4BD5Uk0cuZ73gMwZwurJ6RV1hu9KrU0Wsv52cDapZYSiNNlIEMsIb_Z5DYwqyGbvsLtBFsG5I_3MuFw7DOE5SoQSCqGMYf6E9RP5H5oDvmgCf_7quQ/s320/dominos400.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5174601063226092514" border="0" /></a>kita mulai dengan <span style="font-weight: bold;">segmenting</span>, saya disini akan menggunakan bahasa yang familiar bukan bahasa akademisi yang kadang sering "njlimet" karena marketing itu simpel dan gak neko-neko tapi dahsyat sekali. udah gak usah banyak omong lagi, kita mulai aja pembahasannya segmenting disini adalah memetakan atau memilah pasar atau tempat kita menjual produk kita menjadi beberapa porsi atau segmen yang berbeda-beda. istilah gampangnya "meraba" pasar mudah gak terlalu vulgar ya. sebelum kita memasarkan produk baik berupa barang atau jasa yang akan kita pasarka hendaknya kita mensegmentasi pasar dahulu agar menjadi jelas kira-kira produk kita nantinya akan masuk ke pasar yang mana. hal ini sangat penting karena masing-masing pasar mempunyai karakteristik yang berbeda-beda yang belum tentu sama dengan karakteristik produk kita maka dari itu sangat penting sekali untuk pemetaan pasar ini. Kita dapat memisahkan pasar dengan berdasarkan kondisi geografis, kultural, kondisi ekonomis pasar itu sendiri. dengan segmentasi ini kita akan mendapatkan beberapa pasar yang memang cocok dengan karakteristik produk yang akan kita pasarkan.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtYEgzFU4pgKg7Z8NM0O0rdehbt4oKvmok8awsY16XhAchn6HB-d8-O2k0G-ynyX4YFU3dErePfJvsAtX-jdHmBUnKzVys7zXhmjdqZpo2A90S7-sapYcu74TRnJKFC0YVAKI2j8Uyr_I/s1600-h/target.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtYEgzFU4pgKg7Z8NM0O0rdehbt4oKvmok8awsY16XhAchn6HB-d8-O2k0G-ynyX4YFU3dErePfJvsAtX-jdHmBUnKzVys7zXhmjdqZpo2A90S7-sapYcu74TRnJKFC0YVAKI2j8Uyr_I/s320/target.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5174603468407778290" border="0" /></a><br />langkah berikutnya adalah <span style="font-weight: bold;">targeting</span>. dari kata-katanya saja sudah bisa kelihatan target yang berarti membidik. setelah kita mendapatkan pemetaan pasar melalui proses segmenting diatas. langkah selanjutnya adalah targeting yaitu membidik pasar yang telah kita pilah-pilah diatas tentunya kita akan membidik pasar yang sesuai dengan karakteristik produk kita dan tentunya kondisi pasar yang kondusif serta kompetitif dan tak ketinggalan tentunya potensi pasar yang cukup besar agar dapat mendapatkan dan menentukan strategi eksekusi marketing yang tepat.<br /><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjm7JyuMh01Kw4AMlmo0Jve8S0jeQUikdBqiXnu6QkZYFXfG9cntPFgrKTQ3PfY3V_6PxPM0epTQKqkGgAlXAzoD5lq2lyl1dU2ncdOLWM7ViVoIFdwCrAvWqslr7z-uVprfCod4MtvUd8/s1600-h/positioning_master_one.gif"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjm7JyuMh01Kw4AMlmo0Jve8S0jeQUikdBqiXnu6QkZYFXfG9cntPFgrKTQ3PfY3V_6PxPM0epTQKqkGgAlXAzoD5lq2lyl1dU2ncdOLWM7ViVoIFdwCrAvWqslr7z-uVprfCod4MtvUd8/s320/positioning_master_one.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5174605491337374722" border="0" /></a>setelah kita mentarget atau membidik pasar yang akan kita masuki langkah selanjutnya adalah melakukan <span style="font-weight: bold;">positioning</span> yaitu melakukan kajian atau penelitian untuk memposisikan produk kita di pasaran diantara produk-produk yang sudah kalo disini kita bicara produk kita bukan sebagai innovate produk yang merupakan <span style="font-style: italic;">"new comer"</span> di pasaran. langkahnya bisa menggunakan strategi <span style="font-weight: bold;">perceptual mapping</span> seperti yang dibawah ini<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh18lIMdkeloDEZO4OGadrwcqnBVmBEWISMWEBXQVqUBGxv6x4V61IUNJ-yCAhrHOjk0Dsy2lPAvkvA_scCmrCxGvmSFuF0_Z4yClqp2M5zfhqrxP4hykYzG7oM86p4mcBN56es_jFPhRo/s1600-h/perceptualmap.gif"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh18lIMdkeloDEZO4OGadrwcqnBVmBEWISMWEBXQVqUBGxv6x4V61IUNJ-yCAhrHOjk0Dsy2lPAvkvA_scCmrCxGvmSFuF0_Z4yClqp2M5zfhqrxP4hykYzG7oM86p4mcBN56es_jFPhRo/s320/perceptualmap.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5174606522129525778" border="0" /></a>misalkan produk yang akan kita pasarkan adalah produk coklat seperti gambar <span style="font-weight: bold;">perceptual mapping</span> diatas. di pasaran kita telah mendapati beberapa produk-produk coklat yang telah terlebih dahulu memasuki pasaran kita pasti sebagai new comer di dalam pasar tersebut pastinya akan memposisikan produk kita agar dapat bersaing secara kompetitif dengan incumbent yang telah lama ada di pasaran. apakah kita akan memposisika dengan harga yang tinggi dan kualitas yang tinggi pula atau sebaliknya atau bahkan kombinasinya<br /><br />selamat mencoba mengutak-atik strategi STP ini semoga bisa sedikit membantu<br /></div>simple thinghttp://www.blogger.com/profile/15655411387918713172noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-7373255510451083249.post-43882212246427240202008-03-06T04:56:00.001-08:002008-12-09T11:46:45.588-08:00Branding Branding dan Branding !!!!!!!<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzL8_MPcbdDwUg0e9H6hug8wp9xJpg58-KwNgKcm7VTrGe4ODORXi3VtKVsYQ6HDb-1A7QUtMPgL2pfG_82y2bwMa0HDcHF5z_LAX4DOm1gnbEXE7TcJRnspVKmsWnMQk93D_AEFW4Ukw/s1600-h/branding.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzL8_MPcbdDwUg0e9H6hug8wp9xJpg58-KwNgKcm7VTrGe4ODORXi3VtKVsYQ6HDb-1A7QUtMPgL2pfG_82y2bwMa0HDcHF5z_LAX4DOm1gnbEXE7TcJRnspVKmsWnMQk93D_AEFW4Ukw/s320/branding.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5174611985327926306" border="0" /></a>Branding, branding, branding inilah strategi yang sedang ngetrend saat ini di dalam dunia marketing. masing-masing perusahaan berlomba dengan segala dana dan upaya untuk menjaga agar brand atau merek dari produk mereka dapat dikenal di benak konsumen dan tertancap di benak konsumen.<br /><div style="text-align: justify;"><br />gambar atau diatas ada benarnya tertulis disana bahwa <span style="font-weight: bold;">"branding it's all about trust" </span>karena branding adalah soal kepercayaan. hal inilah yang diharapkan dari setiap pemilik produk atau merek "trust" terhadap produk mereka karena kalau kepercayaan sudah terbangun tidak akan susah lagi dalam membangun merek dan meningkatkan <span style="font-style: italic;">repeat buying </span>dari customer.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">apakah sebenarnya yang disebut dengan brand atau merek?????</span> merek adalah identitas dari suatu produk yang membedakan karakteristik antara produk yang satu dengan produk yang lainnya yang dapat mengungkapkan atau menampilkan <span style="font-style: italic;">content</span> dan <span style="font-style: italic;">contex </span>dari suatu produk.<br /><br />merek atau brand sampai kapanpun memang hal yang vital dan punya arti yang sangat penting dalam strategi produk karena pemberian merek adalah seperti memasukkan "<span style="font-style: italic;">soul</span>", sehinggal produk memiliki jiwa yang terus tumbuh berkembang. tanpa merek, produk tidak memiliki arti lagi.<br /><br />brand atau merek ini dapat diukur dengan indikasi <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">brand value</span><span style="font-weight: bold;"> (BV)</span> yang indikatornya berupa aspek popularitas merek (<span style="font-style: italic; font-weight: bold;">brand awareness</span>), popularitas iklan (<span style="font-style: italic; font-weight: bold;">ad awareness</span>), kepuasan (<span style="font-style: italic; font-weight: bold;">satisfaction</span>), penguasaan pasar (<span style="font-style: italic; font-weight: bold;">market share</span>) dan <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">gain index </span><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgR4DgOWVDdmPQYwR9vUBxCrkt37sELqPgq93OV4A0wKDVY9X0GQVYuDxna0WlvOZuPrwLtbYheyPwtK8KUdcTNoife5D0i3Qm39sf5mPP_u_5e9yRDvwkc_47Hxnd2lWndQJxVOgcIlC4/s1600-h/creating_brand_insistence_3.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgR4DgOWVDdmPQYwR9vUBxCrkt37sELqPgq93OV4A0wKDVY9X0GQVYuDxna0WlvOZuPrwLtbYheyPwtK8KUdcTNoife5D0i3Qm39sf5mPP_u_5e9yRDvwkc_47Hxnd2lWndQJxVOgcIlC4/s320/creating_brand_insistence_3.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5174617903792860210" border="0" /></a>saya lebih senang bermain dengan kerangka berpikir seperti diatas memang marketing lebih menarik dan lebih enak digambarkan dengan bagan-bagan seperti diatas. gambar diatas adalah cara simpelnya membangun suatu brand yaitu :<br /><ol><li>langkah simpel pertama adalah dengan membangun <span style="font-weight: bold;">emotional connection</span>, hal ini dilakukan supaya merek anda mempunyai hubungan emosional dengan pelanggan artinya anda menciptakan produk bukan hanya untuk memenuhi kebutuhannya saja tetapi juga membuat pelanggan bangga dengan produk yang anda ciptakan atau pasarkan</li><li>Langkah simpel kedua adalah dengan <span style="font-weight: bold;">memberikan value</span> kepada produk anda, sehingga customer yang membeli produk anda mendapatkan tingkat kepuasan yang advance, sehingga akan melakukan repeat buying terhadap produk anda</li><li>langkah simpel ketiga adalah dengan membangun akses pelanggan ke merek, artinya pelanggan tidak susah mendapatkan produk anda dan dengan gampang berinteraksi dengan produk untuk pengembangan produk dan komplain.</li><li>langkah simpel keempat adalah dengan <span style="font-weight: bold;">meningkatkan awareness</span> terhadap merek anda hal ini bisa dilakukan dengan berbagai kegiatan marketing promotion dan kegiatan CSR sehingga merek anda benar-benar tertanam di benak konsumen dan akan gampang menstimulasi konsumen untuk membeli produk anda.</li><li>langkah simpel kelima adalah dengan <span style="font-weight: bold;">meningkatkan differentiation</span> terhadap merek anda sehingga pelanggan merasa yakin bahwa produk anda memang benar-benar berbeda dengan produk pihak lain yang dapat memuaskan konsumen secara customized</li></ol>memang pada saat ini telah terjadi pergeseran model pengembangan merek di Indonesia, yaitu dari pengembangan merek secara <span style="font-weight: bold;">vertikal (top-down</span>) ke arah horizontal. model <span style="font-weight: bold;">pengembangan merek vertikal</span> mengembangkan komunikasi satu arah dan <span style="font-style: italic;">reminding </span>terus menerus yang dilakukan oleh pemilik merek kepada customer yang menjadi target. pada <span style="font-weight: bold;">model horizontal</span> pemilik sifatnya hanya men-trigger customer pengguna yang akan meneruskan pesan yang ingin disampaikan oleh pemilik merek. customer disini akan dijadikan sebagai<span style="font-style: italic;"> influencer</span> atau yang mempengaruhi customer lain untuk ikut menggunakan produk sehingga akan tercipta pasar baru dan perluasan pasar.<br /><br />beberapa mitos penting dalam mengembangkan merek:<br /><ol><li>membangun merek membutuhkan lebih dari sekedar iklan yang agresif dan persepsi pertama di benak pelanggan (<span style="font-style: italic; font-weight: bold;">top of mind</span>)</li><li>membangun merek adalah soal fokus dan dilakukan dalam jangka panjang, sedangkan mendapatkan <span style="font-style: italic;">sales </span>adalah jangka pendek dan tidak perlu fokus</li><li>membangun merek adalah membangun persepsi</li></ol>jadi bangunlah merek produk anda agar anda mendapatkan keuntungan jangka panjang<br /><br />LONG LIVE BRANDING !!!!!!!!<br /></div>simple thinghttp://www.blogger.com/profile/15655411387918713172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7373255510451083249.post-63479167765272073112008-03-06T20:32:00.000-08:002008-12-09T11:46:44.824-08:00strategi CSR<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJQvBRaVORW_xErOE_UVjqpOqAQXtV8-5dPXeyQ5xtzjGmd76OZ4SvuL2qUFp4EuxXlEN2If_XnllEoqupqdnUAtHUAe7D-rHRCqBtstGxAfQ4yGuIwHzXjhQpzVnIOwLisF5GKbdAymQ/s1600-h/CSR.bmp"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJQvBRaVORW_xErOE_UVjqpOqAQXtV8-5dPXeyQ5xtzjGmd76OZ4SvuL2qUFp4EuxXlEN2If_XnllEoqupqdnUAtHUAe7D-rHRCqBtstGxAfQ4yGuIwHzXjhQpzVnIOwLisF5GKbdAymQ/s320/CSR.bmp" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5174855415484329026" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;">CSR atau kepanjangan dari <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Corporate Social Responsibility</span> sering dianggap perusahan sebagai aktivitas yang kurang penting dan cenderung menjadi ajang aktivitas untuk "buang-buang duit" karena tidak menghasilkan profit sama sekali dan kontribusi bagi perusahaan. dan dapat dilihat bagaimana perkembangan CSR saat ini, akibatnya kegiatan ini sangatlah kurang berkembang. kegiatan masih sebatas pada pemberian donasi atau sumbangan, tanpa efek yang berlanjut yang nantinya juga akan berdampak kepada lingkungan ekonomi dan sosial dalam jangka panjang, sebaliknya CSR jika diolah sedemikian rupa dapat dijadikan strategi bagi perusahaan.<br /><br />ada beberapa penyebab keengganan perusahaan menerapkan CSR di dalam perusahaannya :<br /><ol><li>tujuan perusahaan adalah untuk menciptakan profit. oleh karenanya, CSR-aktivitas yang secara gamblang tidak memberikan keuntungan tentu saja tidak akan menarik bagi perusahaan.</li><li>kurangnya tekanan dari eksternal misalnya dari pasar sendiri maupun dari regulasi yang dibikin oleh pemerintah sendiri yang kurang memberikan perhatian kepada CSR</li></ol>CSR seharusnya dianggap bukan sebagai aktivitas untuk buang-buang duit. CSR harus menjadi bagian dari perusahaan dalam memenuhi tujuannya untuk meningkatkan profit. konsep strategi CSR dapat dilihat seperti konsep di bawah ini :<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4T5_wow3SPjEzkR2-H9F0B2cABdgudGeK4Ih6dEla3e7ttrXqwovEXQz_xSuJt70JTqV-j99qmbz_vfDAVPk5FQ2zW3sXEPGEwe2bzRjouSAcmvQYt5nEzQyDIr-ZMztPwu-depFGCNs/s1600-h/csr_image.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 244px; height: 317px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4T5_wow3SPjEzkR2-H9F0B2cABdgudGeK4Ih6dEla3e7ttrXqwovEXQz_xSuJt70JTqV-j99qmbz_vfDAVPk5FQ2zW3sXEPGEwe2bzRjouSAcmvQYt5nEzQyDIr-ZMztPwu-depFGCNs/s320/csr_image.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5174858421961436242" border="0" /></a><br /><span style="font-weight: bold;">Strategi CSR</span> adalah pendekatan yang mensinergikan CSR dengan strategi perusahaan secara keseluruhan. sinergi ini diperoleh ketika perusahaan memberi kontribusi pada lingkungan sosialnya sesuai dengan <span style="font-style: italic;">core competency</span>-nya atau kata lainnya adalah CSR harus juga memberikan keuntungan bagi perusahaan.<br /><br />michael porter mencatat bahwa strategi CSR memiliki potensi untuk berkontribusi pada lima penggerak produktivitas, yaitu investasi, inovasi, <span style="font-style: italic;">skill</span>, organisasi dan kompetisi (<span style="font-style: italic;">DTI Economics Paper No. 3</span>).<br /><br />apa arti bulatan-bulatan diatas. itu menggambarkan bagaimana efek CSR bila dilakukan perusahaan secara sungguh dan terencana bukan sebagai kegiatan dadakan. Strategi CSR dapat mempengaruhi lingkungan hidup, ekonomi, dan social, atau lebih komplitnya dapat dilihat pada bagan di bawah ini<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfUmUoCWd5UgbefDrHVvmeA54pWT-cMut7aP9ya5zSDHmj_H0jXcp4oOtuNq90UQBCaxJd5hCoF29jqnzM5k_7tVXrqZJjlz0VHqdljOZjwbPR7o80PIJFyN9Ius4L-mAk3cjfIALlI9A/s1600-h/csr.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfUmUoCWd5UgbefDrHVvmeA54pWT-cMut7aP9ya5zSDHmj_H0jXcp4oOtuNq90UQBCaxJd5hCoF29jqnzM5k_7tVXrqZJjlz0VHqdljOZjwbPR7o80PIJFyN9Ius4L-mAk3cjfIALlI9A/s320/csr.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5174862231597427810" border="0" /></a><br /><br /><span style="font-weight: bold;">dalam lingkungan hidup</span> misalnya perusahaan dapat menerapkan produk yang ramah lingkungan atau menerapkan pengolahan limbah yang ramah lingkungan atau bisa juga perusahaan memilih penggunaan energi yang ramah lingkungan untuk mengurangi efek dari global warming yang sekarang efeknya sudah mendunia, atau perusahaan peduli terhadap lingkungan misalnya peduli terhadap terumbu karang atau <span style="font-style: italic;">coral reef</span> yang sekarang mulai banyak yang rusak perusahaan misalnya juga dapat berperan aktif di dalam konservasinya<br /><br /><span style="font-weight: bold;">di dalam bidang sosial</span> misalnya perusahaan dapat memberikan kontribusi terhadap para kaum miskin lewat pelatihan-pelatihan dan memberikan akses pendidikan kepada mereka sehingga mereka tidak akan merasa termajinalkan oleh industrialisasi atau perusahaan juga dapat menciptakan sumber daya yang terjangkau bagi masyarakat lemah. di dalam hal ini bisa juga penerapan CSR secara internal yaitu keterpedulian terhadap karyawan perusahaan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">di dalam lingkungan ekonomi </span>atau pasar misalnya perusahaan tetap menjaga hubungan yang baik dengan supplier ataupun distributor tidak malahan mengakali mereka dan meng<span style="font-style: italic;">abuse</span> mereka, tetapi berikanlah penghargaan kepada mereka atas kontribusi mereka terhadap perkembangan perusahaan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Intinya</span> CSR adalah strategi yang melibatkan keseluruhan dari <span style="font-weight: bold;">stakeholder </span>perusahaan tidak bisa berjalan sendiri dan terpisah karena ini adalah suatu <span style="font-weight: bold;">sistem</span>.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">keuntungan </span>dari penerapan strategi CSR ini di dalam perusahaan adalah terciptanya reputasi perusahaan yang baik yang akan memberikan <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">value added</span> bagi perusahaan dalam jangka waktu yang lama, karena ini adalah masalah membangun image perusahaan yang peduli dengan keseluruhan stakeholdernya dan akan mempengaruhi customer dalam membeli produk-produk dari perusahaan tersebut.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">CSR sangatlah penting sudah saatnya perusahaan untuk menerapkannya !!!!!</span><br /><br /></div>simple thinghttp://www.blogger.com/profile/15655411387918713172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7373255510451083249.post-23272097936613541032008-03-06T22:49:00.000-08:002008-12-09T11:46:43.940-08:00Brand Rejuvenation<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirRo8DB5xwhnEqQVs2GmwP_V2qocjloqpvL0rDmUUf1Pic7b2yE5mMBsmwCKNSNNMcR1Q0uux5R3wQueJSJ7GsaQP1QR3Vo0TrCaSxh_IJBLTpZ6O2HiTXa6jhvcmPW50EXVafMABpl7o/s1600-h/brand-rejuvenation.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirRo8DB5xwhnEqQVs2GmwP_V2qocjloqpvL0rDmUUf1Pic7b2yE5mMBsmwCKNSNNMcR1Q0uux5R3wQueJSJ7GsaQP1QR3Vo0TrCaSxh_IJBLTpZ6O2HiTXa6jhvcmPW50EXVafMABpl7o/s320/brand-rejuvenation.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5174889246941719666" border="0" /></a>Ya kali ini kita akan berbicara tentang Brand Rejuvenation. Mengapa brand perlu peremajaan ??? seolah seperti kulit manusia yang memerlukan perawatan. karena di dunia ini telah muncul banyak sekali produk dengan bermacam-macam produk dan bermacam-macam merek. banyak merek muncul dan mati silih berganti. Bagaimana agar merek anda menjadi suatu merek yang <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">"everlasting brand"</span> seperti Dji sam soe, Coca-Cola dan lain sebagainya ??????<br /><br />Ada banyak strategi pemasaran yang dapat dilakukan agar suatu produk dapat selalu laris manis di pasaran. Tapi yang paling penting disini adalah bagaimana perusahaan anda dapat menjaga merek dari suatu produk tidak mati lekang dimakan oleh waktu dan perkembangan zaman.<br /><br />Kita mengenal yang dinamakan <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">produk life cycle</span><span style="font-weight: bold;">, </span>yaitu siklus hidup berkembangnya suatu produk. di dalam siklus tersebut kita mengenal adanya empat tahapan yaitu perkenalan (<span style="font-style: italic;">introduction</span>), perkembangan (<span style="font-style: italic;">growth</span>), dewasa (<span style="font-style: italic;">mature</span>) dan penurunan (<span style="font-style: italic;">decline</span>). Biasanya proses <span style="font-style: italic;">brand rejuvenation</span> dapat dilakukan pada tahapan growth, pada saat sudah mature atau bahkan pada saat decline. <span style="font-weight: bold;">Tujuannya</span> adalah untuk menjaga momentum produk tetap berada pada posisi merek yang kuat.<br /><br /></div><div style="text-align: justify;">Buku diatas adalah buku dari Jean marc Lehu tentang Brand Rejuvenation "How to protect, strengthen and add value to your brand to prevent it from ageing". Di dalam buku ini dijelaskan bahwa ada tiga langkah di dalam merejuvenasi merek :<br /><ol><li>Pertama, perlu diidentifikasikan faktor-faktor yang menyebabkan merek menjadi "tua"</li><li>Kedua, perlu dilakukan perlindungan terhadap merek dan meciptakan nilai tambah yang baru. Dengan demikian, merek anda akan menjadi lebih kuat dan lebih baru.</li><li>Ketiga, merejuvenasi merek haruslah dilakukan secara kontinu, walaupun dengan strategi yang berbeda misalnya dengan strategi differensiasi yang fokus atau melalui strategi komunikasi atau bahkan merombak produk secara keseluruhan</li></ol><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsgNaXZvRTOIjHAKzY6eo6DuK5p_c7EeykCXmn3lVkGTCsjYg3k9TIz9hABFIuVJvg88YbKpw39EMdeY9Iu7bahJJ38O7NFePS_jB9MBX9EbFCMukaEYNrq5dov44cLHtHxK-ssc_Kmvk/s1600-h/brandperformance_english.gif"><span style="font-weight: bold;"></span></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsgNaXZvRTOIjHAKzY6eo6DuK5p_c7EeykCXmn3lVkGTCsjYg3k9TIz9hABFIuVJvg88YbKpw39EMdeY9Iu7bahJJ38O7NFePS_jB9MBX9EbFCMukaEYNrq5dov44cLHtHxK-ssc_Kmvk/s1600-h/brandperformance_english.gif"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsgNaXZvRTOIjHAKzY6eo6DuK5p_c7EeykCXmn3lVkGTCsjYg3k9TIz9hABFIuVJvg88YbKpw39EMdeY9Iu7bahJJ38O7NFePS_jB9MBX9EbFCMukaEYNrq5dov44cLHtHxK-ssc_Kmvk/s320/brandperformance_english.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5174896788904291458" border="0" /></a>Strategi lainnya dalam rejuvenasi merek adalah dengan <span style="font-weight: bold;">merevitalisasi merek</span>, singkatnya, anda perlu menggairahkan atau memberikan energi baru untuk meningkatkan ekuitas merek anda.<br /><br />bagan diatas merupakan bagan <span style="font-weight: bold;">brand performance</span> yang juga dapat dilakukan untuk analisis brand rejuvenation, dimana perusahaan dapat memilih apakah merek akan dibuat semakin attarctive atau semakin aware dengan customer sesuai dengan kelemahan dan kekuatan masing-masing.<br /><br />jika produk anda ingin menjadi <span style="font-style: italic;">"everlasting brand"</span> dan tak lekang dimakan perkembangan zaman maka lakukanlah <span style="font-style: italic;">brand rejuvenation</span> dan anda akan selalu menjadi <span style="font-style: italic;">market leader</span> di pasaran.<br /></div>simple thinghttp://www.blogger.com/profile/15655411387918713172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7373255510451083249.post-21579701910081238542008-03-08T04:02:00.000-08:002008-12-09T11:46:42.731-08:00Customer Satisfaction<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1idwypyTkN-5SaieRYTFB1KBqf5oAMCYeHCEznc5T8yXDmb5LQd3S6NKmCiQ7eSCRcYaaOYKiIpsNc2Tipo23osHA3m_7J5YFx6JIZGicIrHMlZuBm2vWvPjyEOuO9BepEG2cJODgx3w/s1600-h/happy+face.jpeg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1idwypyTkN-5SaieRYTFB1KBqf5oAMCYeHCEznc5T8yXDmb5LQd3S6NKmCiQ7eSCRcYaaOYKiIpsNc2Tipo23osHA3m_7J5YFx6JIZGicIrHMlZuBm2vWvPjyEOuO9BepEG2cJODgx3w/s320/happy+face.jpeg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5175340691867948706" border="0" /></a>kalau anda sebagai pelaku usaha, pastinya anda akan sangat senang sekali melihat pelanggan anda menjadi bahagia dan senang terhadap produk dan service anda. bagaiamana anda dapat melakukan hal tersebut ???<br /><br />kita mulai degan apa itu yang dimaksud dengan <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">customer satisfaction</span> ???? kepuasan pelanggan (<span style="font-style: italic;">customer satisfacion</span>), secara harafiah punya makna yang tetap, yaitu suatu keadaan dimana keinginan, harapan, dan kebutuhan pelanggan dapat terpenuhi. namun perlu disadari disini bahwa sifat dari customer satisfaction ini tidak lah tetap atau tidak statis. kenapa ?? dia akan berubah dari waktu ke waktu, karena harapan pelanggan terhadap suatu produk atau jasa tidak akan pernah sama, bisa naik atau bahkan bisa turun.<br /><br />berpatokan pada fakta diatas, dunia bisnis pun berkompetisi membuat pelanggannya lebih puas dan tak berpaling ke produk lain. sistem pelayanan pelanggan yang mengarah ke kepuasan pelanggan diterapkan, bahkan ada perusahaan yang menciptakan divisi khusus untuk mengurusi hal ini.<br /><br />kepuasan pelanggan merupakan <span style="font-weight: bold;">strategi jangka panjang</span>, yang hasilnya tidak dapat dilihat dalam sekejap mata melainkan memerlukan proses dan usaha yang berkesinambungan.<br /><br />di dalam kepuasan pelanggan kadang <span style="font-weight: bold;">persepsi mengalahkan realistas</span>, jadi selain memberikan kenyataan yang baik, merek juga harus dapat membentuk persepsi yang positif dimata pelanggannya.<br /><br />Strategi kepuasan pelanggan ini haruslah dapat diarahkan dengan upaya mengolah perilaku konsumen sedemikian rupa, sehingga dapat mendongkrak pangsa pasar, dengan adanya <span style="font-style: italic;">repeat buying</span><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgT98itw6euhdgMWY-mdzSQsAmgjjpAusuzoIM48LJQlJhPP8fXV7m27ueGZ5HSOaK3KOzEjyWCaC3Ch1BVZDVBAm9aWzwzRzU8lG0Wam1gfjvpibeBqb0dwAF6GIRHZ7Tzho4OjQAWT4Y/s1600-h/customer.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgT98itw6euhdgMWY-mdzSQsAmgjjpAusuzoIM48LJQlJhPP8fXV7m27ueGZ5HSOaK3KOzEjyWCaC3Ch1BVZDVBAm9aWzwzRzU8lG0Wam1gfjvpibeBqb0dwAF6GIRHZ7Tzho4OjQAWT4Y/s320/customer.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5175344802151650994" border="0" /></a>dengan gambar diatas dapat dijelaskan secara sederhana dan simpel, karena sesuai dengan judul blog ini, yang simpel-simpel saja, marketing jangan dibikin susah.<br /><br />kalau dari gambar diatas ada tiga dimensi yang dapat mendeliver suatu kepuasan pelanggan<br /><ol><li><span style="font-weight: bold;">pertama adalah kualitas,</span> dengan menciptakan suatu produk dan jasa yang tentunya berkualitas dan dapat memenuhi setiap kebutuhan pelanggan karena itulah intinya. konten dan konteks dari suatu produk harus sesuai dengan keinginan pelanggan. hal ini bisa dicapai dengan melakukan inovasi secara terus menerus terhadap produk dan jasa anda. <span style="font-weight: bold;">tapi ingat </span><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">"being good is not longer enough, you have to be good and different"</span> </span>apa artinya anda harus selalu menciptakan value yang membuat produk atau jasa anda berbeda dengan yang lain karena hal ini secara otomatis akan berpengaruh langsung terhadap perilaku konsumen.</li><li><span style="font-weight: bold;">kedua adalah harga</span>, hal ini sangat penting karena pelanggan sangat responsif dan sensitif terhadap hal yang satu ini, kenapa demikian ? karena harga yang "reasonable dan affordable" memang yang selalu diingankan oleh pelanggan, tentunya dengan kualitas barang yang baik juga. karena sekarang ini semakin banyak pilihan barang dan jasa. maka konsumen akan cenderung sekali menjadi seorang "konsumen pemilih", pilihan yang tak terhingga ini nantinya akan menimbulkan <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">"paradox of choice"</span>. kini pelanggan maunya "<span style="font-style: italic;">free, now dan perfect</span>". jadi buatlah harga yang kompetitif yang sesuai dengan kualitas dan service dari produk dan jasa anda.</li><li><span style="font-weight: bold;">ketiga adalah </span><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">delivery</span>, yang dimaksud dengan delivery disini bukanlah d<span style="font-style: italic;">elivery service</span> seperti di <span style="font-style: italic;">fast food</span> melainkan kemampuan perusahaan untuk merespon. misalnya kecepatan perusahaan dalam merespon komplain, mendengarkan pelanggan, kecepatan dalam inovasi produk, dan pelanggan mudah mendapatkan produk tersebut di pasaran karena volume produksi cepat dan produk pasti akan selalu tersedia di pasar. dan contoh lainnya mengenai kecepatan informasi tentang produk yang bersangkutan promo dan lain sebagainya.</li></ol>jika ketiga hal diatas anda terapkan percayalah maka tidak mungkin anda mengatakan bahwa mencapai kepuasan pelanggan itu susah.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">INGIN PELANGGAN ANDA LOYAL, MAKA PUASKANLAH MEREKA!!!!!</span><br /></div>simple thinghttp://www.blogger.com/profile/15655411387918713172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7373255510451083249.post-61094374562419588092008-03-08T04:53:00.000-08:002008-12-09T11:46:42.355-08:00Community Marketing<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHySKeUSWoQaWsSb2Bpa4IvHM6tcrYQhhDfhIWvIhDA7_xEzcbhNlgQ46pOucdd14Tfi39O3WnJbmmnohGXR1CZfWyfaMN67QhZRGHVpuKPXaHGw2NGwfrIIM7u9lDsj6zUC0zBc8CzLQ/s1600-h/DSC02037.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHySKeUSWoQaWsSb2Bpa4IvHM6tcrYQhhDfhIWvIhDA7_xEzcbhNlgQ46pOucdd14Tfi39O3WnJbmmnohGXR1CZfWyfaMN67QhZRGHVpuKPXaHGw2NGwfrIIM7u9lDsj6zUC0zBc8CzLQ/s320/DSC02037.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5175354680576431810" border="0" /></a>Yup, gambar diatas adalah gambar sebuah komunitas toyota avanza yang sedang berkumpul mengadakan suatu acara atau kegiatan kumpul-kumpul. anda pasti bertanya-tanya mengapa saya memunculkan gambar ini ?? karena kita sekarang akan berbicara tentang marketing strategi yang salah satunya adalah dengan memanfaatkan komunitas.<br /><br />konsep pemasaran moderen yang diintroduksi oleh philip kotler pada 1970-an masih mendominasi pola pikir baik akademisi maupun praktisi pemasaran. dalam konsep ini perusahaan dituntut memiliki ketrampilan meracik kebutuhan konsumen. bagi perusahaan yang dianggap lebih efisien dan efektif meracik kebutuhan konsumen, mereka akan menang di dalam persaingan. dalam hal ini konsumen hanya dijadikan objek saja oleh perusahaan yang tidak berpartisipasi aktif dalam penciptaan nilai. namun dari sini lahir konsep seperti <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">customer satisfaction, customer value, customer loyalty, customer relationship management</span>, dan sebagainya.<br /><br />peran aktif konsumen sangatlah penting di dalam penciptaan nilai suatu produk. konsumen cenderung lebih independen di dalam menentukan produk ataupun cara mengkonsumsi produk. perubahan perilaku yang terjadi didorong oleh perkembangan komunitas konsumen.<br /><br />perkembangan komunitas konsumen ini semakin hari semakin cepat dan fantastis serta semakin ekspresif dalam menunjukkan gaya mereka. dapat dilihat disini <span style="font-weight: bold;">bahwa aktivitas sebuah komunitas berarti merupakan aktivitas sebuah merek</span>. makin solid komunitas tersebut maka semakin solid pula merek tersebut.<br /><br />dari hal ini dapat muncul <span style="font-weight: bold;">teori konsumunitas</span> yaitu proses konsumsi konsumen yang berpotensi membentuk komunitas konsumen, selanjutnya komunitas tersebut dapat memberikan kontribusi keuangan kepada produsen.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">8 jurus membangun komunitas ala guy kawasaki</span><br /><ol><li><span style="font-weight: bold;">ciptakan sebuah produk yang hebat</span>, inilah kunci utama suksesnya penyebaran (<span style="font-style: italic;">evagelism</span>), penjualan, demo, dan pembentukan komunitas.</li><li><span style="font-weight: bold;">identifikasi dan rekrut thunderlizard</span>, temukan segera konsumen-konsumen loyal yang bisa anda andalkan ini. mintalah kereka membangun komunitas. maka, mereka akan tersanjung dan membantu anda</li><li><span style="font-weight: bold;">tugaskan seorang sebagai champion dalam membangun komunitas,</span> dialah yang akan menjadi inspirator dan pembawa bendera kepentingan perusahaan ke komunitas.<br /></li><li><span style="font-weight: bold;">berilah orang itu hal yang konkret untuk diperbincangkan</span>, artinya produk anda masih bisa dikustomisasi dan dikembangkan. karena itu sarankan insinyur amda jangan dulu membuat produk yang "sempurna". sekali produk anda diperbincangkan, susah menariknya lagi dari mereka.</li><li><span style="font-weight: bold;">ciptakan sebuah sistem terbuka</span>, meski terkesan teknis, maksudnya anda perlu menyediakan tool dan informasi untuk membedah produk anda.</li><li><span style="font-weight: bold;">terima kritik dengan suka hati</span>, ini hubungan jangka panjang, sehingga perusahaan jangan cepat-cepat "minta cerai" ketika baru saja ada satu tanda ketidaksukaan. sebaliknya, bila perusahaan terbuka untuk kritik, ikatan dengan komunitas akan makin kuat.</li><li><span style="font-weight: bold;">dorong diskursus</span>, pada level awal pembentukan komunitas, anda perlu menyediakan forum online sehingga pelanggan bisa terlibat dalam diskursus, satu sama lain ataupun dengan karyawan perusahaan. pada saat-saat penting, CEO anda pun harus berpartisipasi</li><li><span style="font-weight: bold;">publikasikan kehadiran komunitas anda</span>, sebab komunitas anda harus menjadi bagian integral dari upaya pemasaran dan penjualan anda.<br /></li></ol></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">pentingnya suatu komunitas dalam suatu merek atau produk :</span><br /><ol><li>dapat dijadikan saran perusahaan untuk mendapatkan saran dan kritikan yang membangun perusahaan sehingga perusahaan dapat semakin mengembangkan produknya sesuai keinginan pelanggan yang akhirnya akan memuaskan pelanggan tersebut</li><li>dapat dijadikan bukti keandalan produk anda dengan kompetitor dengan adanya existing komunitas yang menggunakan produk dan jasa anda</li><li>berkontribusi positif terhadap arus kas perusahaan anda</li><li>menarik pihak lain untuk bergabung dengan komunitas karena aktivitas yang menarik yang secara tidak langsung akan memperluas pangsa pasar anda</li><li>dapat menciptakan awareness dan top of mind terhadap produk anda</li><li>dapat dijadikan sebagai ajang promosi yang aktif bila dikelola secara baik</li></ol><span style="font-weight: bold;">jadi sekaranglah saatnya anda mengelola komunitas yang menggunakan produk dan jasa yang anda hasilkan and it's totaly works !!!!!!</span><br /></div>simple thinghttp://www.blogger.com/profile/15655411387918713172noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7373255510451083249.post-23950563296929420342008-03-08T21:21:00.000-08:002008-12-09T11:46:42.180-08:00how to be a "market leader" and make it longer !!<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6wCYa4TFi2hNeTKosTBkZ0HUZ-AtekqfPFyjKexiAA7NBINGlhjAqMI9jP1ZJwft0pOfnPS1jLnLVwnyrX6-docE6gNLVVh3J8XoEAEvxYQnm_Y9f7asUHn5brWBTiMCp7p241cv3wkw/s1600-h/ten+pin+bowling.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6wCYa4TFi2hNeTKosTBkZ0HUZ-AtekqfPFyjKexiAA7NBINGlhjAqMI9jP1ZJwft0pOfnPS1jLnLVwnyrX6-docE6gNLVVh3J8XoEAEvxYQnm_Y9f7asUHn5brWBTiMCp7p241cv3wkw/s320/ten+pin+bowling.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5175608311280162514" border="0" /></a>hari ini adalah hari minggu, dan tepat seminggu saya sudah mengisi waktu luang saya disamping kegiatan sehari-hari kerja. o iya terima kasih atas segala saran dan masukannya di kolom chit-chat, dengan hal tersebut membuat saya menjadi lebih bergairah lagi untuk menulis dan menuangkan ide-ide saya dan membuat marketing menjadi simpel dan menyenangkan.<br /><br />anda pasti bertanya-tanya, kok ada gambar pin bowling diatas apa hubungannya dengan sesuatu yang akan kita bicarakan hari ini. hari ini adalah kita berbicara tentang strategi bagaimana meraih posisi puncak di pasar atau <span style="font-style: italic;">market leader</span> yang bisa diukur melalui besarnya pangsa pasar. pin-pin bowling diatas itu saya gambarkan sebagai produk-produk yang bersaing di dalam <span style="font-style: italic;">relevant market</span> yang sama, yang bersaing menjadi nomor satu di pasar dan terdepan, bagaimanakah cara melakukannya ??????<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFHSxUTvMfuElNMkrWM62wiVJA-q67RGSXvTlpFzLdN6ocvomWjoZM5FKWAWH9FWBJhp1xKD2KIivY9zk2VUFqsDv4t0dS_LjB788sBgwVqQ6JbEAVVNDUNHt9_IUB8D9yUTCLfY6q-IY/s1600-h/052107_1352_Ifyoubuildi12.png"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFHSxUTvMfuElNMkrWM62wiVJA-q67RGSXvTlpFzLdN6ocvomWjoZM5FKWAWH9FWBJhp1xKD2KIivY9zk2VUFqsDv4t0dS_LjB788sBgwVqQ6JbEAVVNDUNHt9_IUB8D9yUTCLfY6q-IY/s320/052107_1352_Ifyoubuildi12.png" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5175610312734922466" border="0" /></a>banyak strategi untuk menjadi <span style="font-style: italic;">market leader</span>, namun beberapa langkah simpel dibawah juga akan dapat membantu anda untuk menjadi <span style="font-style: italic;">market leader</span> strategi seperti yang digambarkan diatas adalah sebuah "<span style="font-style: italic;">continous strategy</span>" yang dapat dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan.<br /><ol><li><span style="font-weight: bold;">pertama, adalah dengan menentukan konten dan konteks dari produk anda</span>, yang dimaksud dengan <span style="font-weight: bold;">konten produk</span> disini adalah value dari produk anda atau apakah yang anda tawarkan kepada konsumen. apakah anda menawarka sesuatu yang berbeda dari yang lain, karena hal ini adalah sangat penting karena akan menghindarkan produk anda keluar dari komoditas yang amat sangat akan menjenuhkan di pasar. yang dimaksud <span style="font-weight: bold;">konteks produk</span> adalah bagaimana cara anda menawarkan menawarkan produk di pasar, pelajarilah perilaku dan kebiasaan dari konsumen anda dan libatkanlah mereka di dalam penawaran produk anda</li><li><span style="font-weight: bold;">kedua adalah dengan mengakuisisi pelanggan</span>, setelah anda menentukan konten dan konteks produk anda langkah selanjutnya adalah dengan menstimulasi pelanggan untuk menggunakan produk anda sehingga akan terjadi suatu "<span style="font-style: italic;">customer acquisition</span>". hal ini seperti kegiatan marketing dan kegiatan <span style="font-style: italic;">customer relationship management</span> (CRM)</li><li><span style="font-weight: bold;">ketiga adalah dengan menggenjot sales,</span> hal ini dapa dilakukan dengan memperkuat distributor, karena hal ini sangat penting dimana anda dapat melakukan hal ini dapat membuat produk anda dekat dengan konsumen karena konsumen sangat gampang mendapatkan produk anda di pasaran.</li><li><span style="font-weight: bold;">keempat adalah dengan melakukan inovasi produk dan service</span>, anda harus terus melakukan inovasi produk dan service yang anda berikan kepada konsumen. jangan hanya puas sampai disitu saja. karena hal ini akan membuat pelanggan mengerti anda akan terus melakukan yang terbaik untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan pelanggan.</li></ol>tidak cukup hanya melakukan empat hal diatas saja untuk menjadi seorang market leader anda haruslah dapat mengintegrasikan <span style="font-weight: bold;">internal fokus</span> dan <span style="font-weight: bold;">external fokus</span> dari perusahaan anda.<br /><br /><ol><li><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZgnVDkLsP_vZqKKc-RLJAuaw2Cvd03lN9lPOF4nqEfzI33fFm0gvAqTd18iBPphNk22qDx4AxsMTuYkUuTYuocRyBfQEDs-Nrq-Fx0BKaK6dfQW3yD9yYeUHebRlV-13S5-4YDXl_KOo/s1600-h/3008.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZgnVDkLsP_vZqKKc-RLJAuaw2Cvd03lN9lPOF4nqEfzI33fFm0gvAqTd18iBPphNk22qDx4AxsMTuYkUuTYuocRyBfQEDs-Nrq-Fx0BKaK6dfQW3yD9yYeUHebRlV-13S5-4YDXl_KOo/s320/3008.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5175618400158340850" border="0" /></a><span style="font-weight: bold;">external fokus</span> adalah fokus terhadap kondisi lingkungan yang mempengaruhi kondisi suatu perusahaan secara external misalnya fokus terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan stakeholder dan fokus kepada pelanggan dan tentunya fokus pada organisasi hal ini haruslah terus dilakukan adaptasi karena lingkungan akan terus berubah. selanjutnya adalah menentukan misi dan visi serta tujuan perusahaan yang tentunya untuk dalam dan luar perusahaan ini harus direncanakan dan dijalankan secara<span style="font-weight: bold;"> stabil</span></li><li><span style="font-weight: bold;">internal fokus</span> adalah fokus terhadap lingkungan internal perusahaan yang dapat menguatkan fundamental perusahaan dan membuat perusahaan solid dalam menghadapi berbagai tantangan di pasar yang semakin hari semakin berat. dalam intenal fokus ini perusahaan dapat melakukan <span style="font-style: italic;">empowerement</span> terhadap SDM perusahaan, melakukan <span style="font-style: italic;">team orientation</span> agar tim dapat selalu bekerjasama dengan baik, melakukan peningkatan kemampuan perusahaan. menguatkan nilai-nilai dasar perusahaan, dan melakukan koordinasi dan integrasi internal. internal fokus ini harus dijalankan secara t<span style="font-weight: bold;">erus menerus dan konsisten</span></li></ol>jika anda melakukan hal tersebut secara terus menerus dan konsisten maka anda akan menjadi seorang market leader yang disegani di pasar.<br /><br />pertanyaannya adalah bagaiamanakah cara anda mempertahankan posisis market leader. berikut adalah strategi untuk membuat <span style="font-weight: bold;">posisi anda sebagai market leader tetap bertahan</span> :<br /><ol><li><span style="font-weight: bold;">pertama <span style="font-style: italic;">operational excellence</span>,</span> pemimpin pasar harus terus melakukan perbaikan dalam proses bisnisnya sehingga infrastrukturnya dapat selalu lebih efisien dan efektif dibanding dengan kompetitor, dengan <span style="font-style: italic;">operational excellence</span> kita bisa tetap lebih unggul dalam praktik operasional sehingga <span style="font-style: italic;">cost structure</span> kita selalu lebih rendah.</li><li><span style="font-weight: bold;">kedua inovasi produk</span>, pemimpin pasar harus menjadi inovator dalam produk, layanan pelanggan,dan dalam menciptakan <span style="font-style: italic;">value</span> kepada pelanggan. mengapa inovasi penting untuk memimpin pasar ? secara natural, semua produk (walaupun inovasi) akan menjadi komoditas. dengan berinovasi, kita tetap menjadi unik dan berbeda dibanding kompetitor. <span style="font-style: italic;">"it is better to becomes a little bit different rahter than to becomes a little bit better</span>", dengan inovasi kita akan terus menciptakan standar baru di dalam kompetisi.</li><li>ketiga <span style="font-style: italic;">customer intimacy</span>, perusahaan yang memimpin pasar harus tetap mempertahankan, bahkan meningkatkan, tingkat keintimannya dengan konsumen. <span style="font-style: italic;">customer intimacy</span> inilah yang akan menjadikan konsumen kita tetap loyal. jika kita bisa menciptakan keintiman dengan konsumen melalui program promosi, produk kita akan tetap menjadi <span style="font-style: italic;">top of mind</span> di benak mereka.</li></ol>bagaimana menarik bukan ???? marketing memang ilmu yang dinamis dan saya akan tetap membuatnya simpel bagi anda....<br /><br /><br /></div>simple thinghttp://www.blogger.com/profile/15655411387918713172noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7373255510451083249.post-3207201002401367382008-03-08T22:54:00.000-08:002008-12-09T11:46:40.333-08:00mensinergikan marketing dan sales<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3wDVD3otNPUhyphenhyphenr9RnoPDcXvdGkMfla-r3zGc1mbI_2NeAlkh5tsaSapqaE7Etx9-sLQdx1vHDiz3qnLYGzknyRObcplJisILuql22O9F3U3MAGbaDgSm-t8E2HW9uUpKwLjrNTgymlIA/s1600-h/weddingrings.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3wDVD3otNPUhyphenhyphenr9RnoPDcXvdGkMfla-r3zGc1mbI_2NeAlkh5tsaSapqaE7Etx9-sLQdx1vHDiz3qnLYGzknyRObcplJisILuql22O9F3U3MAGbaDgSm-t8E2HW9uUpKwLjrNTgymlIA/s320/weddingrings.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5175632195593295618" border="0" /></a>ya ini memang lambang sinergi hidup, ini adalah cincin yang didambakan oleh setiap pasangan tak terkecuali oleh penulis sendiri hehehe...<br /><br />mengapa saya memilih gambar diatas. lambang diatas merupakan simbol penyatuan dua entitas atau person yang memiliki berbagai macam latar belakang yang berbeda, pokoknya berbeda sama sekali, dengan penyatuan ini mereka menjadi sinergi dan dapat menghadapi setiap tantangan hidup secara bersama-sama.<br /><br />hal ini sama dengannya dengan marketing dan sales, dua hal tersebut memang memiliki fungsi dan peranan masing-masing, tetapi anda salah jika anda menganggap kedua hal ini merupakan hal yang berlainan, memang marketing dan sales berbeda fungsi dan peranannya dalam memberikan kontribusi terhadap perusahaan, tetapi hal ini akan menghasilkan hal-hal yang fantastis bila dipersatukan.<br /><br />banyak orang menganggap sales lebih penting daripada marketing, karena sales secara langsung memberikan kontribusi positif yang secara langsung akan berpengaruh positif juga terhadap kondisi keuangan perusahaan. berbeda dengan marketing yang sering kali menghabiskan banyak sekali dana dan anggaran dari perusahaan dengan kegiatan yang belum tentu jelas. banyak orang sales beranggapan bahwa orang marketing hanya suka "hura-hura" menghabiskan dana dan anggaran perusahaan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">stop anda harus merubah paradigma tersebut sekarang juga!!!!!!!</span><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNQHXxJ0gT8p8iPNTSeojCErxlouOsS77-zukri-huN6uv_NOW5Z26GexJi4LAkJXNT8HH4C6Oonwazp9Ehl045gQrcWCdr8uhst1HGLiZw_4pOhsl311wXSQmd3Oi8auDU36dkKIqjHA/s1600-h/Funnel.gif"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNQHXxJ0gT8p8iPNTSeojCErxlouOsS77-zukri-huN6uv_NOW5Z26GexJi4LAkJXNT8HH4C6Oonwazp9Ehl045gQrcWCdr8uhst1HGLiZw_4pOhsl311wXSQmd3Oi8auDU36dkKIqjHA/s320/Funnel.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5175636885697582866" border="0" /></a>gambar diatas merupakan penciptaan strategi marketing yang dapat mendukung kegiatan sales secara keseluruhan. dimulai dari peciptaan <span style="font-style: italic;">customer awareness</span> yaitu mulai terbentuknya pengetahuan konsumen terhadap benefit suatu produk, dan dilanjutkan oleh terbentuknya <span style="font-style: italic;">brand awareness,</span> yaitu pelanggan telah mengenal merek yang dapat memuaskan kebutuhan mereka, jika mereka ingin membeli produk tertentu maka ia akan membeli selalu dengan merek tersebut. lalu dilanjutkan ke <span style="font-style: italic;">brand consideration</span> yaitu tumbuhnya kesadaran akan merek bahwa mereka yang bagus ya merek dari produk anda. selain itu akan muncul juga tahapan <span style="font-style: italic;">brand preference</span> yaitu merek anda sudah menjadi pilihan konsumen di antara merek-merek lainnya dalam pasar yang sama. hal tersebut akan mendorong dan berpengaruh secara langsung terhadap kegiatan sales yaitu <span style="font-style: italic;">purchase intention</span> yaitu meningkatnya intensitas pembelian dari konsumen, yang selanjutnya akan terjadi <span style="font-style: italic;">customer loyalty</span> dan <span style="font-style: italic;">customer advocacy</span> dimana konsumen menjadi loyal dan membela produk yang dibelinya tersebut.<br /><br />marketing dan sales merupakan suatu sistem yang tidak dapat dipisahkan, karena mereka saling mendukung satu sama lain, marketing dapat dijadikan sebagai intelijennya sales yang dapat merumuskan strategi untuk meningkatkan sales perusahaan<br /><br /><span style="font-weight: bold;">anda harus mencobanya sinergikanlah marketing dan sales anda !!!!</span><br /><br /><br /><br /></div>simple thinghttp://www.blogger.com/profile/15655411387918713172noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7373255510451083249.post-57587235662701212882008-03-09T04:41:00.001-07:002008-12-09T11:46:40.001-08:00bermain strategi !!!<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyZMr3QnxvtHPFTqnO2HDG-SN04L2cvwUHRvR2vR7zej2YAXtiEKg20a_oyW1NmK5DsLptRDkae-M-dqVgwPhUWuN9yClA85XYBQB5mbDTI5FnBTQ14BXL6VdcRxcCEP-wui48-TH3xSE/s1600-h/image005.197181648_std.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyZMr3QnxvtHPFTqnO2HDG-SN04L2cvwUHRvR2vR7zej2YAXtiEKg20a_oyW1NmK5DsLptRDkae-M-dqVgwPhUWuN9yClA85XYBQB5mbDTI5FnBTQ14BXL6VdcRxcCEP-wui48-TH3xSE/s320/image005.197181648_std.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5175706017491179298" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;">waktu mandi sore-sore saya mendapatkan ide untuk menulis tentang strategi di bidang marketing. saya memang sering mendapat ide pada waktu yang tak terduga hehe.. sebenarnya postingan sebelumnya juga merupakan beberapa strategi di dalam marketing, tetapi sekarang yang akan kita bicarakan adalah tentang memodifikasi strategi marketing dari beberapa strategi yang ada, bermain bongkar pasang dan <span style="font-style: italic;">mix match</span> memang menyenangkan. bermain strategi tak ubahnya seperti kita bermain catur. kita menyiapkan langkah-langkah yang akan membuat "mati" pergerakan lawan, sehingga kita dapat mencapai tujuan perusahaan kita, yaitu untuk menjadi <span style="font-style: italic;">market leader</span> dan mempertahankannya. mari kita mulai saja membangun strategi pemasaran yang simpel tapi mematikan.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUkfsKP1YFpX72y10KP7NPQsy8cTYdeLDkdL2ct6ZrZFOpu2dxZktfgE1VclMb-o2TYcRV3XVOQXZY0ZFk_-G2Ua5O9_4gP3vw9LwMvLIn4aIWEIBF81kMBcR0VAui9bYozgpGg_CI070/s1600-h/John+1.gif"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUkfsKP1YFpX72y10KP7NPQsy8cTYdeLDkdL2ct6ZrZFOpu2dxZktfgE1VclMb-o2TYcRV3XVOQXZY0ZFk_-G2Ua5O9_4gP3vw9LwMvLIn4aIWEIBF81kMBcR0VAui9bYozgpGg_CI070/s320/John+1.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5175708946658875186" border="0" /></a><br />gambar diatas merupakan strategi yang sederhana yang terdiri dari 3 senjata utama yaitu strategi, tactic dan value. dimana <span style="font-weight: bold;">strategi</span> dapat digunakan untuk produk yang terdiri dari empat instrumen yaitu <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">segmentation targeting positioning dan differentiation</span>. selanjutnya <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">tactic</span> yang terdiri <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">marketing mix (product, price, promotion, place)</span> serta <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">selling/penjualan dan distribusi </span>tactic ini dipergunakan untuk memperebutkan <span style="font-weight: bold;">market share</span>. dan <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">value</span> yaitu menggunakan <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">brand</span> untuk memperebutkan heart share dari konsumen. strategi tactic dan value tersebut berpatokan kepada <span style="font-weight: bold;">analisis swot</span> untuk analisis lingkungannya atau untuk menyesuaikan dengan kondisi lingkungan external perusahaan. bagaimana cara melakukannya ??? anda berpikir kok menjadi ribet ya ??? tidak sama sekali ini simpel mari kita lihat !!!!<br /><br />yang pertama harus kita lakukan adalah melakukan <span style="font-weight: bold;">analisis swot</span> (<span style="font-weight: bold; font-style: italic;">strength, weakness, opportunity, threat</span>) analisis swot ini digunakan untuk mengukur strategi yang akan kita gunakan nantinya cocok dengan kondisi lapangan atau kondisi perkembangan lingkungan yang dinamis saat ini. bagan analisis swot dapat dilihat pada gambar di bawah ini.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnOzBpWRzb1_zA-B2EahnQiGWQeIr8d4AvTPubbUn23SJP3GxUPGKHnAkTBUgxAXwlUDUddbOTFKZiYfQW7bq9oHs4WJb5tzqEbabTQepunRZ62-WQ1Fl7PwRrwl29m6r18cV_kINnvmM/s1600-h/chp_marketing_strategy_1.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnOzBpWRzb1_zA-B2EahnQiGWQeIr8d4AvTPubbUn23SJP3GxUPGKHnAkTBUgxAXwlUDUddbOTFKZiYfQW7bq9oHs4WJb5tzqEbabTQepunRZ62-WQ1Fl7PwRrwl29m6r18cV_kINnvmM/s320/chp_marketing_strategy_1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5175715947455567682" border="0" /></a>lingkungan yang mempengaruhi di dalam membuat analisis swot dapat dilihat diatas yaitu lingkungan <span style="font-weight: bold;">kompetitor, konsumen, supplier dan produk pelengkap (</span><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">komplementer</span><span style="font-weight: bold;">)</span>. dengan analisis swot ini kita menganalisis kekuatan perusahaan kita kelemahan perusahaan kita, ancaman yang menghadang perusahaan kita dan kesempatan yang dapat dimanfaatkan untuk kemajuan perusahaan yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang mempengaruhinya.<br /><br />setelah kita memperoleh analisis swot dari perusahaan kita, saatnya kita bermain strategy, tactic dan value. caranya simpel sesuaikanlah elemen-elemen yang ada di dalam strategy tactic dan value dengan hasil dari analisis SWOT anda, pasti hasilnya akan menakjubkan<br /></div>simple thinghttp://www.blogger.com/profile/15655411387918713172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7373255510451083249.post-85341285834740174912008-03-09T05:56:00.001-07:002008-12-09T11:46:39.578-08:00strategi marketing VS larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat (kebijakan persaingan)<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgA-y0P2qYg9Ca2K1S_yNNodxPsMjvM4Jz7URmLWCtw1Djj1RM7kRMrvptNX2CBLEi8Y4ssn_F3wxAHed1yrfyCmWuONmbHFK8MJ-zT3B4XHFWkwkrYcITZyO8KEv7AEfpn8skIV4TxUug/s1600-h/Picture(164).jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgA-y0P2qYg9Ca2K1S_yNNodxPsMjvM4Jz7URmLWCtw1Djj1RM7kRMrvptNX2CBLEi8Y4ssn_F3wxAHed1yrfyCmWuONmbHFK8MJ-zT3B4XHFWkwkrYcITZyO8KEv7AEfpn8skIV4TxUug/s320/Picture(164).jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5175725649786689362" border="0" /></a>gak tau kenapa tiba-tiba muncul ide untuk memposting tulisan ini tentang strategi marketing vs kebijakan persaingan (larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat). karena akhir-akhir ini kita sering mendengar kebijakan kompetisi yang bertujuan untuk kesejahteraan rakyat (<span style="font-style: italic;">social welfare</span>). memang dalam menerapkan strategi marketing kita harus dapat sepintar mungkin menyingkirkan pesaing di pasaran untuk dapat menguasai pasar, tetapi sekarang kita harus berhati-hati karena sekarang ada <span style="font-weight: bold;">UU No. 5 Tahun 1999 tentang larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat</span>. jangan sampai strategi marketing yang kita terapkan melanggar aturan atau <span style="font-style: italic;">beleid</span> tersebut. tulisan kali ini akan sedikit ribet karena ini soal yang sangat kompleks dan penting. gak apa-apa ya yang penting anda semua mendapatkan informasi yang berguna, mari kita mulai saja pembahasan ini.<br /><br />undang-undang antimonopoli mempunyai tujuan untuk untuk mencapai terselenggaranya persaingan yang sehat di dalam pasar wilayah Republik Indonesia. mengapa undang-undang anti monopoli berusaha melindungi persaingan yang sehat ?? supaya pelaku usaha yang satu dengan pelaku usaha yang lain dapat bersaing berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku. dibawah ini hanya merupkan contoh strategi marketing yang jika kelewatan penerapannya dapat melanggar UU tersebut.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">I. PERANG LEWAT IKLAN<br /><br /></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6MI8KvfytOFozMMc2R5DX-b25BSdFiqmf1dsSnsj_o20rJJv49ligANIIGkpfFUAJe7odVrk-JUm4M432IQhs2aG_ZVB8LCfV1SsxXZk4yemZVn5AIpro34fRZJMOdsrkDq9fOYecllQ/s1600-h/1_957689283l.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6MI8KvfytOFozMMc2R5DX-b25BSdFiqmf1dsSnsj_o20rJJv49ligANIIGkpfFUAJe7odVrk-JUm4M432IQhs2aG_ZVB8LCfV1SsxXZk4yemZVn5AIpro34fRZJMOdsrkDq9fOYecllQ/s320/1_957689283l.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5175732899691485026" border="0" /></a>gambar diatas diambil di daerah lapangan merdeka medan. gambar diatas dapat terlihat jelas bagaimana iklan telkomsel langsung menghajar sang kompetitor yaitu XL.<br /><br />iklan merupakan sarana dari promosi yang merupakan dari strategi marketing yaitu strategi komunikasi yang bersifat menginformasikan konten dari suatu produk kepada target market. tetapi jika tidak hati-hati kita juga dapat terjebak di dalam iklan yang provokatif yang menyerang produk kompetitor seperti gambar diatas.<br /><br />di dalam teori hukum persaingan biasanya yang dianggap sebagai parameter persaingan yang paling penting adalah persaingan harga, kualitas, pelayanan dan persaingan melalui iklan. sebetulnya persaingan bukanlah suatu metode untuk saling menjatuhkan diantara pelaku usaha, tetapi satu-satunya sarana yang menjanjikan keberhasilan untuk peningkatan efisiensi (prestasi).<br /><br />kita sering melihat persaingan produk melalui <span style="font-weight: bold;">iklan yang saling menuding</span> misalnya seperti gambar diatas. artinya, para produsen membuat iklan yang cenderung konfrontatiff dan membandingkan produknya atau layanannya dengan produk pesaingnyaa. dan untuk itu, para pelaku usaha tidak segan-segan menghabiskan uang miliaran rupiah untuk membiayainya<br /><br />sifat iklan dibagi menjadi dua yaitu iklan yang bersifat informatif dan sugestif. <span style="font-weight: bold;">iklan yang bersifat informatif</span> adalah iklan yang memberikan informasi mengenai sifat-sifat dari suatu produk dan harganya. sedangkan <span style="font-weight: bold;">iklan yang bersifat sugestif </span>adalah iklan yang mempengaruhi struktur preferensi permintaan<br /><br />iklan membantu perusahaan pabrikan untuk membedakan produknya dan menyediakan informasi tentang produknya kepada konsumen. sebagai informasi, iklan memberikan banyak keuntungan kepada konsumen. iklan harga misalnya dapat menurunkan harga pasar. iklan yang menjelaskan keberadaan produk baru dan memfasilitasi masuknya produk baru tersebut ke pasar. namun disisi lain, dengan memperhatikan aspek differensiasi (<span style="font-style: italic;">product differentiation</span>) yang artifisial dengan sarana iklan yang sugestif maupun melalui <span style="font-style: italic;">economies of scale</span> iklan dapat menciptakan kekuatan pasar (<span style="font-style: italic;">market power</span>) dengan meningkatkan hambatan masuk pasar. tetapi tidak selalu demikian bahwa iklan tidak menurunkan elastisitas harga permintaan yang pada akhirnya selalu informatif tetapi justru menaikkan , karena iklan membuat promosi terhadap suatu produk yang belum terkena.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">II. HAMBATAN MASUK/ BARRIERS TO ENTRY<br /><br /></span><div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgX6bP-aiYul4zzbiZl46CudSTwbHwWGRqb_TYIvk7A2i_MbeIqw4Lolcw1TKJ2-kKp-YxS4ndWXWXJy2n_SoxGDwO_0LdfaJRi2BV-ESnyR81LwMRYhpOCd2iPqnVqj9za_0F2h3W0ibQ/s1600-h/dh3.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgX6bP-aiYul4zzbiZl46CudSTwbHwWGRqb_TYIvk7A2i_MbeIqw4Lolcw1TKJ2-kKp-YxS4ndWXWXJy2n_SoxGDwO_0LdfaJRi2BV-ESnyR81LwMRYhpOCd2iPqnVqj9za_0F2h3W0ibQ/s320/dh3.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5175740536143337330" border="0" /></a><br /></div></div><div style="text-align: justify;">tujuan dari marketing strategi adalah sebisanya untuk menciptakan hambatan masuk ke pasar bagi para pesaingnya, bisa dari karena unggul di dalam efisiensi, teknologi serta komponen biayanya.<br /><br />hambatan masuk (<span style="font-style: italic;">barriers to entry</span>) pasar adalah faktor yang menghambat atau mencegah pelaku usaha baru masuk ke dalam suatu industri apabila pelaku usaha yang ada (incumbent) memperleh keuntungan berlebih. terdapat dua jenis hambatan secara luas, yaitu <span style="font-weight: bold;">hambatan struktur</span> (<span style="font-style: italic;">structural atau innocent</span>) dan <span style="font-weight: bold;">hambatan strategic</span> (<span style="font-style: italic;">strategic</span>)<br /><br /><span style="font-weight: bold;">hambatan masuk struktur timbul</span> dari karakteristik industri dasar, seperti teknologi, biaya dan permintaan. hambatan masuk dapat timbul akibat <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">product differentiation,</span> keuntungan akibat biaya mutlak yang dimiliki pelaku usaha yang ada karena pelaku usaha baru harus melawan kuatnya kesetiaan (loyalitas) merek produk yang telah ada. keuntungan adanya biaya mutlak mengakibatkan pelaku usaha baru akan masuk pasar dengan biaya per unit yang lebih tinggi untuk setiap jenis produk. skala ekonomi menghambat jumlah pelaku usaha yang akan beroperasi pada biaya minimum dalam pasar yang ada.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">hambatan masuk timbul</span> apabila pelaku usaha harus menanggung biaya yang tidak ditanggung oleh pelaku usaha yang ada. ada juga konsep <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">sunk cost</span> sebagai hambatan masuk. hal ini mengingatkan bahwa <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">sunk cost</span> harus ditanggung oleh pelaku usaha baru, namun sudah dikeluarkan ileh pelaku usaha yang ada, keadaan ini menciptakanhambatan masuk. selain sunk cost mengurangi kemungkinan untuk keluar pasar, sehingga menambah risiko tambahan bagi pelaku usaha potensial untuk masuk pasar. <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">sunk cost</span> disini adalah biaya yang telah dikeluarkan, tidak dapat diambil kembali. sunk cost timbul karena beberapa kegiatan membutuhkan asset tertentu yang tidak dapat diubah dengan cepat guna keperluan lain. pasar barang bekas (<span style="font-style: italic;">second hand</span>) untuk asset ini sangat sedikit. sunk cost adalah selalu biaya tetap namun tidak semua biaya tetap adalah <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">sunk</span>.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">hambatan masuk strategik</span> menimbulkan semacam <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">pre-emptive</span> behaviour oleh pelaku usaha yang telah ada. misalnya <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">pre-emption</span> facilities yang dilakukan oleh pelaku usaha yang telah ada dengan melakukan investasi yang berlebih dalam upaya mengancam perang harga apabila pelaku usaha baru masuk ke dalam pasar, contoh lain dengan menciptakan merek dan produk baru yang palsu dalam upaya membatasi kemungkinan produk tiruan.<br /><br />di dalam <span style="font-weight: bold;">UU No. 5 Tahun 1999 menciptakan hambatan masuk dilarang di dalam pasal 17 ayat 2 huruf b</span> yang berbunyi "pelaku usaha patut diduga atau dianggap melakukan penguasaan atas produksi atau pemasran barang dan atau jasa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) apabila mengakibatkan pelaku usaha lain tidak dapat masuk ke dalam persaingan usaha barang dan atau jasa yang sama". <span style="font-weight: bold;">pasal 25 ayat 1 huruf c </span>"pelaku usaha dilarang menggunakan posisi dominan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menghambat pelaku usaha lain yang berpotensi menjadi pesaing untuk memasuki pasar yang bersangkutan"<br /><br /><span style="font-weight: bold;">III. Brand Competition (inter dan intra)<br /><br /></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUEZYoGSCzmFMiMEuTgFBxRqt0zUii2c3LbhCLVQaUheKTtMEYjq1hLBWyUxvIOLs-Q7oDaKEyWEEDXgEr1yzM0WfDaqKQ2GV72SpeFG1FZPQortVqWZ2LI9IcMDbw-ab1JjBRRE7OeYo/s1600-h/2iwf_certified_weight_plates.JPG"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUEZYoGSCzmFMiMEuTgFBxRqt0zUii2c3LbhCLVQaUheKTtMEYjq1hLBWyUxvIOLs-Q7oDaKEyWEEDXgEr1yzM0WfDaqKQ2GV72SpeFG1FZPQortVqWZ2LI9IcMDbw-ab1JjBRRE7OeYo/s320/2iwf_certified_weight_plates.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5176069058191808386" border="0" /></a>para pelaku usaha atau pemasar memasarkan bermacam-macam produk menciptakan dan bersaingan berdasarkan merek atau label. sebagai contoh persaingan antar merek (<span style="font-style: italic; font-weight: bold;">inter-brand</span>) adalah persaingan antara coca cola VS pepsi cola, kacang garuda VS kacang dua kelinci. setiap merek dapat disukai oleh pembeli yang berbeda dengan kemampuan membeli tinggi atau sering membeli dengan produk merek tertentu dibandingkan produk merek lain.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">persaingan intra-brand</span> adalah persaingan diantara pengecer atau distributor untuk produk dengan merek yang sama. <span style="font-weight: bold;">persaingan intra-brand </span>dapat terjadi pada persaingan harga atau bukan harga. contohnya harga satu handphone nokia yang original bisa lain antara di roxy dan di original shopnya karena hal ini bisa disebabkan oleh pelayanan. perbedaan pelayanan ini merupakan persaingan bukan harga. sejumlah industri menetapkan harga retail yang seragam untuk produknya dan mencegah praktik bisnis melalu persaingan harga intra-brand, seperti misalnya dengan menerapkan pengaturan harga jual kembali (<span style="font-weight: bold; font-style: italic;">resale price maintenance - RPM</span>). dalam upaya memacu persaingan bukan harga intra-brand apabila hal ini dapat meningkatkan penjualan produknya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">di dalam UU No. 5 Tahun 1999 melarang adanya <span style="font-style: italic;">resale price maintenance</span> yang diatur di dalam pasal 8</span> " pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain yang memuat persyaratan bahwa penerima barang atau jasa tidak akan menjual atau memasok kembali barang dan atau jasa yang diterimanya, dengan harga yang lebih rendah daripada harga yang diperjanjikan sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat"<br /><br /><span style="font-weight: bold;">III. Bundling/Tied-in</span><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7-AsBNyT18FLr3IFfkqVWwk3naT0-VtrazrXm4458sALmhmTIg5H4RUgu_8yQTWUhazsgLbspPYgLAbvtadueEA99uAzCQJtlg0R3XwKjTdmzdoG_vb4JCBjN62Q7QVVnCBTmwdz03S0/s1600-h/pamer.gif"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7-AsBNyT18FLr3IFfkqVWwk3naT0-VtrazrXm4458sALmhmTIg5H4RUgu_8yQTWUhazsgLbspPYgLAbvtadueEA99uAzCQJtlg0R3XwKjTdmzdoG_vb4JCBjN62Q7QVVnCBTmwdz03S0/s320/pamer.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5176077175679997842" border="0" /></a><br /><span style="font-style: italic;">bundling</span> atau <span style="font-style: italic;">package tie-in</span> di dalam marketing merupakan suatu strategi marketing yang sering digunakan untuk mendongkrak penjualan suatu produk atau juga dapat meningkatkan juga penjualan produk bundlingnya, biasanya hal ini cenderung terjadi apabila satu produk dijual secara proporsi dengan produk lain sebagai syarat penjualan. <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">tied selling</span> juga bisa mengacu pada situasi dimana penjualan suatu barang disyaratkan dengan pembelian barang lain. misalnya produk handphone murah diatas sudah dijual paket dengan kartu perdana AS dari telkomsel.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">keuntungan</span><span style="font-style: italic; font-weight: bold;"> bundling</span> produk dapat menjadi <span style="font-weight: bold;">sumber ekonomis atau efisiensi</span> bagi pabrikan, hal ini tercermin dari harga gabungan yang rendah bagi konsumen dibandingkan apabila produk yang berbagai ragam disediakan atau dibeli terpisah, serta digunakan untuk <span style="font-weight: bold;">mengurangi biaya produksi dan distribus</span>i seluruh produk dan menjamin bahwa produk bermutu dipergunakan untuk <span style="font-weight: bold;">komplemen</span> produk yang dijual. namun , <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">bundling</span><span style="font-weight: bold;"> juga dapat mempersulit pelaku usaha untuk masuk pasar bagi bagian produk yang lain</span>. implikasi persaingan pada bundling, secara umum termasuk <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">tied-selling</span><span style="font-weight: bold;">,</span> sangatlah kompleks. salah satu varian <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">tied selling</span> adalah <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">full line forcing</span> dimana suatu penjual memaksa seluruh lingkup barang kepada pembeli yang hanya berminat pada barang tertentu. jual ikat (<span style="font-style: italic; font-weight: bold;">tied selling</span>) kadang-kadang merupakan suatu cara untuk melakukan diskriminasi harga (<span style="font-style: italic; font-weight: bold;">price discrimination</span>). <span style="font-weight: bold;">perhatian terhadap persaingan</span> ditunjukkan bahwa jual ikat dapat membuka kesempatan bagi perusahaan lain menjual produk terkait atau dapat meningkatkan hambatan masuk pasar bagi mereka yang tidak menawarkan seluruh jenis produk.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">di dalam UU No. 5 Tahun 1999 praktek bundling atau tied in selling dilarang di pasal 15 ayat 2</span> "pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pihak lain yang memuat persyaratan bahwa pihak yang menerima barang dan atau jasa tertentu harus bersedia membeli barang dan atau jasa lain dari pelaku usaha pemasok"<br /><br /><span style="font-weight: bold;">IV. FIGHTING BRAND</span><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYzqm2TmF4K-B0sUN0MdFidH5OuebuS9WlBfG0k5DMYpSe5XXz_Pv3tBvrf9uMhon0bDEWHpMwiL97ex5O6UVluzwP8j0AydLFn5nK6efFqR8CjM66bdM9WHTQGZjQLjEXFBYSjajBvng/s1600-h/3.JPG"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYzqm2TmF4K-B0sUN0MdFidH5OuebuS9WlBfG0k5DMYpSe5XXz_Pv3tBvrf9uMhon0bDEWHpMwiL97ex5O6UVluzwP8j0AydLFn5nK6efFqR8CjM66bdM9WHTQGZjQLjEXFBYSjajBvng/s320/3.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5176350580413159330" border="0" /></a>di dalam dunia marketing jika produk potensial diserang oleh pesaing yang potensial pasti kita akan melakukan serangan balik. salah satu strateginya adalah dengan menggunakan <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">fighting brand</span> contohnya gampang di pasaran indofood yang sangat terkenal dengan indomie-nya sekarang sedang gencar-gencarnya diseran oleh wingsfood yang mengeluarkan produk mie-sedap dengan produk dan rasa yang variatif dan tentunya harga yang dibawah produk indomie. lalu apakah indofood diam begitu saja, tentu saja tidak sang market leader di dunia mie ini langsung mengeluarkan f<span style="font-style: italic;">ighting brandnya</span> yaitu supermie sedaaap untuk menggempur balik produk dari wingsfood tadi dengan mengandalkan jaringan distribusi yang telah terbukti keandalannya. mengapa indofood menggempur dengan menurunkan harga indomie ??? ini adalah masalah image jika harga indomie diturunkan masyarakat yang loyal terhadap indomie bisa bertanya-tanya jangan-jangan harga turun kualitas berkurang, karena untuk menjaga image inilah maka keluarlah f<span style="font-style: italic;">ighting brand</span> supermie sedaap tadi.<br /><br />gampangnya istilah ini mengacu pada merek baru suatu produk yang ada atau mirip yang harganya ditetapkan sangat rendah atau di bawah biaya dan dibuat untuk jangka waktu terbatas dan wilayah pasar tertentu dalam upaya untuk melawan atau bersaing dengan perusahaan (lebih kecil) lain. perusahaan memperkenalkan <span style="font-style: italic;">fighting brand</span> untuk mencegah turunnya harga yang dikenakan pada merek yang ada, karena hal ini dapat membuktikan sangat mahal sebagai alasan seperti merek yang ada dikenakan harga sama di seluruh pasar. fighting brand seringkali dipandang sebagai suatu bentuk praktik mematikan atau anti persaingan yang dimaksudkan unuk menyingkirkan pesaing di pasar.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">V. Product Differentiation</span><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSD7ZcnGh_Af9icd6VOPxIHbzgshoN2LXDqei_xxxSJGSbzzFGTanzwTozON1NG3GrSPBewWP0nRCvJrZq8hM0UtB8Su0SQaVZTHw3o4OhcOwPnR4ib-52on_InhPZdn4QmzIeMaoMHXk/s1600-h/Judul-Viewpoint.gif"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSD7ZcnGh_Af9icd6VOPxIHbzgshoN2LXDqei_xxxSJGSbzzFGTanzwTozON1NG3GrSPBewWP0nRCvJrZq8hM0UtB8Su0SQaVZTHw3o4OhcOwPnR4ib-52on_InhPZdn4QmzIeMaoMHXk/s320/Judul-Viewpoint.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5176357735828674482" border="0" /></a><br /><span style="font-weight: bold;">Dalam teori marketing differensiasi produk sangatlah penting</span>. Diferensiasi berarti bahwa suatu produk atau jasa memiliki tidak saja keberbedaan dengan produk atau jasa yang sudah ada, melainkan juga merupakan titik keunggulan dibandingkan yang lainnya itu. Tetapi, diferensiasi tidak berarti ‘asal berbeda’, sehingga kalau sudah berbeda berarti pasti memiliki titik keunggulan yang dimaksud.<br /> <br /> Berbeda dapat diartikan dalam konteks dan sudut pandang yang berbeda-beda pula. Berbeda dalam artian fisik atau proses dapat dikenali dengan mudah, karena perbedaan itu bisa saja dalam bentuk, tampilan, ukuran, dan fungsi. Tetapi perbedaan dalam konteks ini tidak, pada saat yang sama, akan bermakna sekuat apa yang dimaksud dengan diferensiasi di atas.<br /> <br /> Dalam konteks diferensiasi, tanpa perbedaan fisik pun sebenarnya dapat memiliki titik keunggulan, misalnya saja suatu produk yang sama bentuknya, sama tampilannya, tetapi sangat mungkin memiliki perbedaan kualitas. Ketika perbedaan kualitas itu begitu nyata, maka hal itu dapat memunculkan diferensiasi yang jelas, sehingga penerimaan konsumen pun akan mampu membedakannya. Sehingga muncullah sebutan ‘produk yang berkualitas’ dan yang ‘tidak berkualitas’.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Produk dipandang dapat didiferensiasi</span> apabila terdapat perbedaan fisik atau tanda yang nyata atau yang terlihat oleh pembeli sehingga produk tersebut lebih disukai dari pada produk pesaingnya. produk dideferensiasikan oleh para pelaku usahanya dalam upaya mendapatkan harga yang lebih tinggi dan atau meningkatkan penjualan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">differensiasi produk dapat mengakibatkan tingginya hambatan masuk (barrier to entry)</span> pasar namun kemudian dapat juga memfasilitasi masuk dan penetrasi pasar oleh pelaku usaha dengan produk yang pembeli lebih senang terhadap produk yang ada. differensiasi produk tidak dikacaukan dengan produk yang heterogen (heterogenous produk). produk yang heterogen mengacu pada produk yang berbeda dan tidak mudah disubstitusi sedangkan diantara produk differensiasi terdapat kemungkinan adanya substitusi.<br /><br />memang strategi marketing bila dibuat dengan tidak mempehatikan aturan-aturan yang berlaku dapat mengakibatkan terjadinya pelanggaran, maka berhati-hatilah di dalam membuat strategi perusahaan anda.<br /><br />di dalam menganalisis ini harus memperhatikan <span style="font-style: italic;">structure conduct performance</span> dari perusahaan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">jadi selalu berhati-hatilah dalam menerapka strategi di pasar harus mengacu pada prinsip persaingan usaha yang sehat!!!!!!</span><br /> <br /><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" width="100%"><tbody><tr><td class="bodytekslengkap1" height="698" valign="top"><br /></td></tr></tbody></table><br /></div>simple thinghttp://www.blogger.com/profile/15655411387918713172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7373255510451083249.post-50729505885198726012008-03-28T02:10:00.000-07:002008-12-09T11:46:37.988-08:00Pulsa Murah Sementara atau Selamanya ????? (menyikapi persaingan di industri seluler Indonesia)<div face="arial" style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtC0wHeYVImLs9AijJ8J3i9m75b7gDiat7b-zRKeAazukKPRT_aEU6Q2KM1DguwCD46IdFRHtgg0fMwN4hghl_uQ_SHu-SmhcklNFkkxAKIB2CRkzYwznIymewAVSAbbnpkhS2k28aIRk/s1600-h/tarif0.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtC0wHeYVImLs9AijJ8J3i9m75b7gDiat7b-zRKeAazukKPRT_aEU6Q2KM1DguwCD46IdFRHtgg0fMwN4hghl_uQ_SHu-SmhcklNFkkxAKIB2CRkzYwznIymewAVSAbbnpkhS2k28aIRk/s320/tarif0.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5182717777980800146" border="0" /></a><br /></div><div style="text-align: justify; font-family: arial;">akhirnya saya mempunyai waktu juga untuk kembali menulis dan mengupdate segala pikiran-pikiran yang telah ada di otak saya. selama seminggu lebih saya tidak mengupdate blog ini, karena liburan paskah kemarin saya pulang ke kota kelahiran saya di semarang untuk menemui keluarga tercinta dan wanita yang paling saya cintai serta merayakan paskah bersama mereka dan juga disamping berbagai kesibukan yang mewarnai hari-hari saya.<br /><br />akhir-akhir ini kita melihat berbagai iklan dan tawaran menarik yang ditawarkan oleh para operator seluler dan cdma, mereka berlomba-lomba mengklaim bahwa dirinyalah yang paling murah, paling lengkap, bla bla bla dan seterusnya. karena itulah saya mempunyai pikiran untuk menulis apakah harga yang mereka tawarkan memang untuk selamanya (biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mengakuisisi pelanggan baru) atau hanyalah sementara (promotional). untuk itu mari kita cermati dan bahas satu persatu. memang postingan kali ini agak berbeda karena tidak terlalu marketing, namun hal ini juga penting bagi para marketer bahwa perlu diingat <span style="font-weight: bold;">"janji yang meleset dari promosi suatu produk akan menyebabkan produk tersebut mulai ditinggalkan pelanggannya di pasar (<span style="font-style: italic;">over promise</span>)."<br /><span style="font-weight: bold;"><br /><br />I. Persaingan Industri Seluler di Indonesia<br /><br /></span></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-G8pVmQV0yPHitZDds3d0U3cNIB3ZFQ02h6GYOGyebArkb4L-QS51EYYtQgFS5WBc6BxuqLtY90qWDBN6grI4MlCN25kEdAkRU29apBIGPa99Ko3AikyJ14pQz7SabA8p_qOBSMjM7aY/s1600-h/bts.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-G8pVmQV0yPHitZDds3d0U3cNIB3ZFQ02h6GYOGyebArkb4L-QS51EYYtQgFS5WBc6BxuqLtY90qWDBN6grI4MlCN25kEdAkRU29apBIGPa99Ko3AikyJ14pQz7SabA8p_qOBSMjM7aY/s320/bts.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5182720462335360162" border="0" /></a> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="IT">Industri telepon seluler mengalami perkembangan yang pesat dalam dua dekade terakhir ini, baik di negara maju ataupun sedang berkembang. Di Indonesia pun telepon seluler telah mengubah peta industri telekomunikasi secara radikal. Dimana telepon yang dulunya merupakan barang mewah, sehingga hanya kelompok tertentu yang bisa menikmatinya, sekarang dengan mudah mendapatkannya, murah lagi, baik dalam sarana telekomunikasi <i style="font-weight: bold;">fixedline wireline</i> ataupun <i style="font-weight: bold;">fixedline wireless</i> serta seluler. Semua lapisan masyarakat memiliki akses untuk dapat menggunakan sarana telekomunikasi untuk berbagai keperluan, baik untuk urusan bisnis, keluarga, ataupun keperluan lainnya. Demikian juga semua lapisan masyarakat dari lapisan elit sampai pembantu rumah tangga dari kota besar ataupun pelosok-pelosok di seluruh Indonesia dapat mengakses sarana telekomunikasi yang ada. Apalagi program <i style="font-weight: bold;">universal service obligation</i><span style="font-weight: bold;"> (USO)</span> sudah menjadi program pemerintah dalam beberapa tahun terakhir ini. Sehingga pelayanan jasa telekomunikasi dibawa ke daerah-daerah terisolir, meskipun hasilnya masih belum memuaskan.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IT" style="font-size:100%;">Akhir-akhir ini kita melihat persaingan yang semakin ketat antar operator dalam menarik konsumen supaya tertarik untuk menggunakan produknya, khususnya untuk <i>fixedline wireless</i> ataupun seluler. Bahkan dalam beberapa media kita saksikan perang harga untuk menarik pelanggan dilakukan oleh berbagai operator, sampai-sampai ada yang menawarkan sms gratis ataupun percakapan gratis guna menarik konsumen. Sehingga masyarakat ataupun konsumen pun yang mulai cerdas juga banyak memanfaatkan perang harga tersebut untuk mendapatkan harga termurah dengan sering berganti operator ataupun memiliki beberapa jasa pelayanan dari beberapa operator. Oleh karena itu pasar telepon seluler di <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region> diperkirakan memiliki tingkat perputaran pelanggan bulanan tertinggi di dunia. Pelanggan telepon seluler di <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region> begitu mudah untuk berganti nomor telepon ke operator lain. Hal ini tidak terlepas dari persaingan antar operator telekomunikasi di Indonesia. <span style="font-weight: bold;">Angka perputaran pelanggan telepon seluler di Indonesia diperkirakan mencapai 8,6 persen dalam sebulan. Sementara angka perputaran pelanggan di India mencapai 4 persen per bulan, Malaysia 3,7 persen per bulan, Philipina 3,1 persen per bulan, Thailand 2,9 persen per bulan, Cina 2,7 persen per bulan, dan Bangladesh 2,1 persen per bulan</span></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span lang="IT">Perkembangan yang pesat pada industri telekomunikasi akhir-akhir ini terutama didorong oleh pekembangan yang pesat dari pasar seluler. Dimana sejak awal perkembangannya produk seluler berbeda dengan telepon tetap dengan jaringan kabel yang dimonopoli oleh PT Telkom. Sementara telepon seluler sejak awal sudah tidak ada hambatan masuk pasar bagi operator yang berminat dalam bisnis ini, <span style="font-weight: bold;">sehingga persaingan antar operator dalam pasar ini cukup sengit. Bahkan akhir-akhir ini sudah menjurus pada perang harga. </span></span></span><span lang="IT" style="font-size:100%;">betapa perkembangan pasar seluler yang pesat juga diikuti dengan persaingan yang semakin ketat antar operator, sehingga pelayanan yang ada di pasar juga semakin beragam dengan berbagai fitur yang semakin menarik, jangkauan yang semakin luas, dan harga yang semakin murah. Sehingga manfaat yang diterima oleh masyarakat dengan semakin berkembangnya pasar seluler dapat dirasakan oleh masyarakat umum.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> </p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="IT" style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:180%;"><span lang="IT" style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;"></span></span><span style="font-weight: bold;font-size:100%;" >A. Struktur Industri Seluler (Structure)</span><br /><span lang="IT" style="font-size:12;"></span></span><span style="" lang="IT">Seperti kita ketahui bahwa struktur pasar yang biasanya dilihat dari jumlah pelaku dan pangsa pasarnya akan menentukan <i style="font-weight: bold;">market conduct</i> atau perilaku perusahaan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Biasanya semakin bertambahnya jumlah penjual maka persaingan akan meningkat, sehingga keuntungan akan menurun. Sementara itu, derajat dari diferensiasi produk, pengetahuan penjual dan pembeli mengenai produknya serta adanya hambatan untuk masuk pasar juga mempengaruhi kekuatan penjual di pasar. Meskipun demikian biasanya dalam literatur sering digunakan <i style="font-weight: bold;">Concentration Ratio</i><span style="font-weight: bold;"> (CR) dan </span><i style="font-weight: bold;">Herfindahl Hirschman Index</i><span style="font-weight: bold;"> (HHI)</span> untuk mengukur derajat konsentrasi pasar. <span style="font-weight: bold;">Biasanya nilai HHI antara 1000</span></span><span style="font-weight: bold;">-</span><span style="" lang="IT"><span style="font-weight: bold;">1800 dinyatakan sebagai konsentrasi moderat, sedangkan lebih dari 1800 adalah konsentrasi tinggi.</span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> </p><p class="MsoNormal"><span style="" lang="IT"><span style="font-weight: bold;">Undang-undang RI no.36/1999 tentang Telekomunikasi</span> memberikan pondasi bagi kompetisi pasar telekomunikasi di Indonesia. Meskipun belum merubah posisi dominan PT Telkom untuk penyelenggaraan jasa telepon tetap, baik untuk domestik maupun SLJJ sampai sekarang. Namun demikian sampai saat ini ada 3 operator yang melayani jasa telepon tetap, tetapi hanya PT Telkom yang dapat melayani seluruh wilayah Indonesia. PT Indosat (”Star One”) hanya beroperasi di Jakarta dan sekitarnya, Surabaya dan sekitarnya, dan wilayah Joglosemar (Jogjakarta, Solo dan Semarang). Sementara pendatang baru seperti PT. Bakrie Telecom, yang menyediakan layanan jasa telepon tetap nirkabel memiliki pangsa pasar yang kecil dan terbatas (layanan daerah Jakarta, Banten dan sekitarnya, namun telah memiliki lisensi FWA untuk seluruh Indonesia pada akhir 2006) meskipun sangat agresif dalam memasarkan produknya. Sehingga dapat dikatakan bahwa kompetisi antara operator telepon tetap terbatas di daerah padat penduduk. Secara nasional, PT Telkom masih dapat dikatakan tetap <span style="font-weight: bold;">“monopoli”</span> tanpa pesaing baik melalui telepon tetap dengan kabel ataupun tanpa kabel dalam Flexi</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="IT">Sementara itu kompetisi di telepon selular telah terjadi lebih intensif. Dimana PT Telkomsel dan PT. Indosat memiliki cakupan nasional, sedangkan Exelcomindo memiliki cakupan hampir di seluruh wilayah kecuali Maluku, dan Fren dari Mobile-8 hanya terdapat di pulau Jawa, Madura dan Bali. <span style="font-weight: bold;">Hal ini dapat disimpulkan bahwa kompetisi antara operator seluler secara praktis terjadi hanya pada 3 operator. Bahkan, PT Telkomsel menguasai 59,6% pasar, yang berarti merupakan pemain dominan di pasar. Rasio konsentrasi tiga perusahaan besar tersebut (CR3) adalah 0,989 dan Indeks Herfindahl adalah 4450 pada tahun 2005, yang mengindikasikan struktur pasar oligopoli yang sangat ketat.</span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="">Dengan melihat data-data sebelumnya nampak bahwa konsentrasi pasar pada industri telekomunikasi masih tinggi. Namun hal tersebut dapat dimengerti sebab liberalisasi industri telekomunikasi yang dilakukan sejak tahun 2002 belum mampu mengubah struktur pasar secara drastik dengan cepat. Namun demikian liberalisasi industri telekomunikasi telah mendorong masuknya lebih banyak operator, sehingga persaingan antar operator dalam menarik pelanggan juga semakin ketat. Secara umum dapat dikatakan bahwa liberalisasi pasar telekomunikasi <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region> telah membawa dampak yang besar pada industri telekomunikasi sehingga masyarakat luas diuntungkan dengan semakin banyaknya operator yang masuk pasar dan beragamnya jasa telekomunikasi yang ditawarkan di pasar dengan kualitas yang lebih baik dan harga lebih terjangkau meskipun sampai saat ini <i style="font-weight: bold;">incumbent</i><span style="font-weight: bold;"> masih memiliki posisi dominan di pasar</span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="">Hingga saat ini di Indonesia telah hadir 10 operator yaitu Telkom, Telkomsel, Indosat, Excelcomindo (XL), Hutchison (3),Sinar Mas Telecom,Sampoerna Telecommunication, Bakrie Telecom (Esia), Mobile-8 (Fren), dan Natrindo Telepon Selular (sebelumnya Lippo Telecom). Dari jumlah ini, pelanggan fixed phone sekitar 9 juta dan pelanggan selular 64 juta pada tahun 2006. <span style="font-weight: bold;">Kalau dibagi berdasarkan platform yang digunakan, pemakai GSM selular sebanyak 88%, CDMA selular 3%, dan CDMA fixed wireless access (FWA) 9%. Namun dari sepuluh operator itu hanya 3 operator yang memiliki pangsa pasar lebih dari 5% yaitu Telkomsel, Indosat dan Excelcomindo. Hal ini menyebabkan tingkat persaingan antar operator di </span><st1:country-region style="font-weight: bold;" st="on"><st1:place st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region><span style="font-weight: bold;"> mengalami peningkatan. Dan para pelanggan telepon seluler juga menikmati manfaat dari persaingan tersebut.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> </p><p class="MsoNormal"><span style=""><br /><span style="font-weight: bold;">B. Perilaku Pasar (Conduct)</span><br />Seperti kita ketahui bahwa <span style="font-weight: bold;">struktur pasar biasanya akan mempengaruhi perilaku pelaku pasar.</span> <st1:city style="font-weight: bold;" st="on"><st1:place st="on">Ada</st1:place></st1:city><span style="font-weight: bold;"> beberapa indikator perilaku pasar yang sering digunakan selama ini, antara lain penetapan harga, jumlah produk yang dijual, investasi, iklan, reaksi terhadap inisiatif pesaing, penerapan teknologi baru dan inovasi</span>. Dimana semakin tingginya persaingan karena semakin banyaknya pelaku usaha seperti dalam industri telekomunikasi mengakibatkan meningkatnya kegiatan periklanan, penurunan harga, dan munculnya berbagai ragam layanan yang ditawarkan operator, sehingga pengguna menikmati rendahnya harga, kualitas layanan yang lebih baik, dan beragam pilihan jasa.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="">bahkan tarif promosi yang ditawarkan luar biasa murahnya, demikian iklan yang gencar banyak dilakukan oleh operator. Perkembangan akhir-akhir ini bahkan menunjukkan bahwa persaingan dengan menawarkan pulsa ataupun sms gratis dengan kondisi tertentu juga terjadi</span></p> <p style="font-weight: bold;" class="MsoNormal"><span style="">Hal ini wajar pada tahap awal perkembangan pasar yang masih mencari keseimbangannya. Apalagi untuk industri telekomunikasi yang sarat teknologi dan sangat dinamis merupakan hal yang wajar bagi perusahaan-perusahaan untuk menguji pasar, mengukur reaksi pesaing, dan mengubah tingkah laku mereka untuk menyesuaikan dengan strategi dan kondisi pesaing</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="">dapat dilihat bahwa PT Bakrie Telecom (Esia) adalah operator yang menerapkan harga murah (Rp.50 per menit antar pelanggan <i>on-net</i>), dan Rp.800.- per menit untuk panggilan ke pelanggan <i>off-net</i>. Sedangkan untuk telepon bergerak, PT Mobile-8 (Fren) tarifnya Rp.275 untuk menit pertama dan Rp.14 untuk tiap menit berikutnya untuk <i>on-net</i>, dan Rp.800 per menit untuk panggilan <i>off-net</i>. Jelas dapat dilihat bahwa kedua operator tersebut menggunakan strategi tarif murah untuk menyaingi pesaingnya. <span style="font-weight: bold;">Jadi dapat dilihat bahwa </span><i style="font-weight: bold;">new comer</i><span style="font-weight: bold;"> menggunakan tarif rendah untuk penetrasi pasar. Demikian juga pemain lama (</span><i style="font-weight: bold;">incumbent</i><span style="font-weight: bold;">) juga tidak mau kalah, mereka juga menerapkan hal yang sama. Sehingga perang harga antar operator tak terelakkan</span> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="">Selain itu tarif promosi juga banyak dilakukan oleh operator, diantaranya PT Excelcomindo Pratama menurunkan tarifnya sebesar kira-kira Rp.149 per 30 detik, sementara Simpati (PT Telkomsel) memberlakukan tarif Rp.300 per menit untuk pelanggan yang melakukan panggilan antara pukul 23.00 hingga 07.00. PT Indosat (Mentari) bahkan memberikan gratis kepada pelanggan yang melakukan panggilan antara pukul 00.00 hingga 05.00. Gambaran tersebut mengindikasikan bahwa industri telekomunikasi baik untuk jaringan tetap tanpa kabel dan seluler di Indonesia pada saat ini telah memasuki situasi “perang tarif” sementara para operator baru berusaha memaksimalkan kapasitas jaringan yang dimilikinya. Oleh karena itu perang tarif nampaknya akan tetap terjadi sampai dengan kapasitas jaringan digunakan secara penuh </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="">Perkembangan akhir-akhir ini bahkan menunjukkan perang tarif yang semakin gencar sehingga banyak operator yang menawarkan berbagai keuntungan seperti roaming gratis, tarif telepon interlokal sama dengan tarif lokal, bonus pulsa, dan lain-lainnya. Adanya perang tarif antar operator tersebut menyebabkan tarif telepon seluler cenderung mengalami penurunan</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=""><span style="font-weight: bold;">Kecenderungan turunnya tarif seluler sebagai akibat perang tarif antar operator mengindikasikan bahwa persaingan antar operator seluler semakin ketat.</span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">Pelaku dalam industri telekomunikasi tidak banyak sebagaimana halnya dalam struktur pasar yang bersaing sempurna (<i>perfect competition</i>), yang didalam praktek struktur pasar persaingan sempurna jarang ditemui. </span><span style="" lang="IT"><span style="font-weight: bold;">Struktur pasar oligopoli adalah ciri dari industri telekomunikasi di seluruh dunia.</span> Namun demikian pasar oligopoli tidak dengan sendirinya diikuti oleh persekongkolan horisontal dalam bentuk kartel misalnya. <span style="font-weight: bold;">Fakta di Indonesia menunjukkan bahwa katel dalam bentuk </span><i style="font-weight: bold;">price fixing</i><span style="font-weight: bold;"> atau </span><i style="font-weight: bold;">market division</i><span style="font-weight: bold;"> tidak terjadi, justru perang harga (</span><i style="font-weight: bold;">price war</i><span style="font-weight: bold;">) yang disertai dengan berbagai bentuk persaingan non-harga (</span><i style="font-weight: bold;">non-price competition</i><span style="font-weight: bold;">).</span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="IT">Dibandingkan dengan tarif telepon di negara lain, tarif yang berlaku di Indonesia berada di posisi tengah dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia. Hal ini wajar mengingat kebutuhan investasi, skala ekonomi, penggunaan teknologi, dan besarnya pasar berbeda antara satu negara-dengan negara lain, yang dengan sendirinya menyebabkan perbedaan struktur biaya dan tingkat harga. Untuk telepon tetap ternyata beberapa tarif Indoneia lebih rendah dibandingkan dengan Malaysia meskipun lebih mahal dari India. Demikian juga pada telepon bergerak, beberapa tarif Indonesia lebih mahal dari India meskipun lebih murah dari negara-negara tetangga lainnya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="" lang="SV"><br />C. Kinerja (Performance)</span></b><span style="" lang="SV"><o:p></o:p><br />Kinerja dari industri telekomunikasi dapat dilihat dari berbagai aspek. Meski demikian dalam tulisan ini akan dilihat dari sisi output yang dihasilkan, <span style="font-weight: bold;">ARPU dan profitabilitasnya.</span> Dari sisi output jelas bahwa semakin banyaknya operator dan juga semakin baiknya pelayanan serta semakin murahnya tarif dan portabel nya handset telah membuat jumlah pelanggan seluler juga meningkat pesat. Ini tentu saja menguntungkan masyarakat luas sebagai pengguna jasa layanan seluler. Demikian juga dilihat dari luasnya jangkauan layanan seluler yang sudah meliputi seluruh Indonesia (menurut klaim dari operator) jelas menguntungkan pelanggan.</span><span style=""><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=""><span style="font-weight: bold;">Demikian juga semakin banyaknya operator baru yang masuk pasar telekomunikasi telah meningkatkan kompetisi, menurunkan tarif, sehingga berdampak pada penurunan tingkat Pendapatan Rata-rata per Pengguna (Average Revenue per User-ARPU) di banyak operator. </span> dapat dilihat bahwa sebagian besar operator turun ARPU nya, kecuali pada PT Telkom dan PT Bakrie Telekom. Flexi pun yang baru diluncurkan tahun 2003 ikut-ikutan turun ARPU nya sejak PT Bakrie Telecom masuk, dan gencarnya promosi perang harga operator jaringan bergerak. Demikian juga ARPU telepon seluler seperti PT Telkomsel, PT Indosat dan PT Excelcomindo Pratama juga turun. Dimana ARPU campuran dari 3 operator seluler sudah dibawah Rp.100.000,-.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=""><span style="font-weight: bold;">Untuk mengetahui kinerja industri telekomunikasi selain dilihat dari sisi kepentingan masyarakat seperti perubahan harga, perubahan layanan, dan cakupan jaringan juga perlu dilihat dari sisi keuangannya atau tingkat profitabilitas. Dari data Return on Asset (ROA) operator di pasar dapat dilihat bahwa banyak operator turun ROA nya pada tahun 2005.</span> <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="">PT Excelcomindo yang turunnya terbesar, dari 10,2% di tahun 2004 menjadi 6,1% untuk tahun 2005. Sementara itu PT Telkomsel cukup dinamis, ROA nya meski turun pada tahun 2004, pada tahun 2005 meningkat lagi. Demikian ROA PT Telkom juga meningkat pada tahun 2005 meski lebih rendah dari tahun 2002. Perkembangan ini menunjukkan dinamisnya pergerakkan biaya dan pendapatan jangka pendek, dibandingkan dengan potensi keuntungan jangka panjang</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><span style="font-weight: bold;">Perkembangan ROE</span> tidak banyak berbeda dengan kondisi ROA. Dimana ROE PT Excelcomindo turun sangat tajam dari 63,4% pada tahun 2004 menjadi 15,7% di tahun 2005, meskipun masih lebih tinggi dari PT Indosat dan PT Bakrie Telecom. Sementara itu PT Telkomsel masih saja bagus ROE nya, 48% pada tahun 2004, menjadi 51% pada tahun 2005. </span><span style="" lang="FI">Pada saat yang sama ROE PT Telkom turun dari 30,3% di tahun 2004 menjadi 24,3% pada tahun 2005. Pendatang baru PT Bakrie Telecom mencatat peningkatan ROE dari </span><span style="">�</span><span style="" lang="FI">1.32% (2004) dan </span><span style="">�</span><span style="" lang="FI">0.13% (2005). Secara umum dapat dilihat adanya trend penurunan ROE yang merefleksikan adanya peningkatan kompetisi.</span></p><br /><span style="font-weight: bold;">II. Era Pulsa Murah<br /><br /></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8EzL73j6YnHYkvG7aJuNZwEFbZclQkMzXeYFoO_mnS0I5WH4wkQAwtfe0EnjWUJWiT_ZoffHDiuG-Ixnz3tazHH-uAkEm7OeSRThMyQbVghifTFILXwbdhzhl1g_rjavmvFeQ2tMcTvg/s1600-h/tarifbebastermurah1.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8EzL73j6YnHYkvG7aJuNZwEFbZclQkMzXeYFoO_mnS0I5WH4wkQAwtfe0EnjWUJWiT_ZoffHDiuG-Ixnz3tazHH-uAkEm7OeSRThMyQbVghifTFILXwbdhzhl1g_rjavmvFeQ2tMcTvg/s320/tarifbebastermurah1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5183080277515549874" border="0" /></a>Ini pasti menyenangkan. Pada saat harga kebutuhan pokok melonjak karena terseret oleh naiknya harga minyak di pasaran dunia dan menyebabkan Indonesia mengalami inflasi di berbagai sektor, tarif seluler akan segera turun. Kepastian turunnya tarif ini diperoleh setelah muncul <span style="font-weight: bold;">regulasi tarif interkoneksi baru</span> yang diumumkan Menteri Komunikasi dan Informatika. I<span style="font-weight: bold;">sinya adalah tarif interkoneksi sambungan langsung jarak jauh (SLJJ) dan seluler turun 5 % hingga 40 %</span>. Regulasi ini juga bisa menyeret tarif seluler reguler ke angka yang lebih kecil. Aturan tarif interkoneksi tersebut <span style="font-weight: bold;">harus dilaksanakan oleh operator seluler mulai 1 April</span> mendatang. <span style="font-weight: bold;">Penurunan paling besar terjadi pada layanan komunikasi lokal antar seluler beda operator. Selama ini batas atas yang diberlakukan adalah Rp. 898 permenit, dipangkas 42% menjadi Rp. 522 per menit. Penurunan terkecil terjadi pada komunikasi lokal seluler ke PSTN yang sebelumnya Rp. 513 per menit menjadi Rp. 464 per menit atau diturnkan 9,5%.<br /><br /><br />III. Pulsa Murah (Apa Iya ??????)<br /><br /></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1ARcNgIrTsWMYRZAwtzZU23S5aBcvsxvgTvD4iGUu8xqXSy9W2xiznlL6FYOo4JajUpwfMGsaSPtlIQv0BUvXRV_uA3yl5ZKdYWJOJ9MFwfukCr5mWUkmu6P1RRTI3mEOAo-q0zhyphenhyphenTIY/s1600-h/simpati-pede.gif"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1ARcNgIrTsWMYRZAwtzZU23S5aBcvsxvgTvD4iGUu8xqXSy9W2xiznlL6FYOo4JajUpwfMGsaSPtlIQv0BUvXRV_uA3yl5ZKdYWJOJ9MFwfukCr5mWUkmu6P1RRTI3mEOAo-q0zhyphenhyphenTIY/s320/simpati-pede.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5183081368437243074" border="0" /></a>Di berbagai media massa dan media elektronik serta media iklan outdoor kita sering kali melihat berbagai operator berlomba-lomba mengiklankan diri bahwa tarif mereka adalah tarif yang termurah. Tapi apakah tarif murah tersebut sudah wajar dan memang benar-benar murah ??? t<span style="font-weight: bold;">arif murah belum tentu wajar lho!!!!<br /><br />Tarif yang wajar adalah tarif yang menjamin kesinambungan berlangsungnya usaha telekomunikasi. </span>Kita tentunya tidak menginginkan terjadinya perang tarif yang mengakibatkan para penyelenggara komunikasi justru saling membunuh. Jika ini yang terjadi, pada akhirnya konsumen justru kehilangan jasa telekomunikasi yang berkualitas.<br /><br />pada sisi lain, konsumen berhak menikmati kualitas jasa telekomunikasi yang wajar dengan tarif yang wajar. Ini berarti bahwa konsumen berhak menikmati tarif yang murah tanpa mengorbankan kualitas dari jasa telekomunikasi itu sendiri. Misalnya, karena tarif yang sangat murah mengakibatkan peningkatan volume percakapan karena <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">teledensitas</span>nyapun naik sehingga kapasitas <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">network</span>pun menjadi naik dan overload dan mengakibatkan p<span style="font-weight: bold;">embicaraan terputus di tengah jalan</span>.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Apa benar tarif yang mereka gembar-gemborkan lewat iklan benar-benar murah ???? Jawabannya : BELUM TENTU MURAH</span>, karena selalu terdapat tulisan-tulisan kecil yang menyatakan <span style="font-weight: bold;">"syarat dan ketentuan berlaku".</span> Tulisan-tulisan kecil ini sangat bermakna di dalam menentukan tarif percakapan. Yang paling penting adalah <span style="font-weight: bold;">tarif murah</span> hanya berlaku untuk sesama pelanggan satu operator atau dengan istilah teknis <span style="font-weight: bold;">percakapan <span style="font-style: italic;">on net</span></span>. Adapun untuk percakapan antar operator yang berbeda atau <span style="font-weight: bold;">tarif <span style="font-style: italic;">off net</span></span> <span style="font-weight: bold;">tarif hampir tidak mengalami perubahan yang berarti. Tarif murah hanya bisa dinikmati dengan cara tertentu dan tidak berlaku secara keseluruhan.<br /><span style="font-weight: bold;"></span><br /><br /></span>Perbedaan tarif antara <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">on net</span> dan <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">off net</span> sebenarnya menciptakan kondisi subsidi silang karena tingginya tarif <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">off ne</span>t dan rendahnya tarif <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">on net</span>. Padahal biaya investasi jaringan tidak membedakan antara jaringan untuk off net dan on net. Operator bisa memberikan tarif on net sangat murah karena tidak ada konsekuensi biaya kepada pihak ketiga. <span style="font-weight: bold;">Jadi sebenarnya batas bawah tarif on net adalah NOL ALIAS GRATISSSS!!!, meskipun secara operasional operator mengalami kerugian. Namun hal ini bisa dilakukan untuk sementara waktu untuk mematikan persaingan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;"></span>Jadi dapat disimpulkan bahwa tarif murah itu hanyalah senjata marketing untuk mengakusisi pelanggan antar operator. Dengan tarif murah dan sering kali layanan yang diberikan trouble karena network overload para operator tersebut sudah untung walo cuma sedikit!!!!!<br /><br />Pulsa murah atau tarif murah menurut saya hanya sementara karena merupakan strategi marketing untuk mengakuisisi pelanggan antar operator. Jadi buat operator-operator di luar sana buatlah tarif yang wajar dengan tidak mengurangi jasa yang diberikan. Jangan "<span style="font-style: italic;">OVER PROMISE</span>" lah kalo orang marketing bilang...<span style="font-weight: bold;"></span><br /></span><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></p> </div>simple thinghttp://www.blogger.com/profile/15655411387918713172noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7373255510451083249.post-73464441747640669292008-03-29T05:35:00.000-07:002008-12-09T11:46:36.761-08:00lateral marketing (keluar dari pasar yang sudah jenuh)<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgV5RnJkf3rti0VHt-NswCVwZeQ86s_2X-lTR9RGLIcgtHv3hRsUuf8tkzn0uIyWg3VDOdBB3-jvur0n11OuNvWQgdDELTct4SrjvLbVBD6dG62E_KCeULhTKRCKcJ8XcumpNbW6BFe0Cw/s1600-h/LateralThinking.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgV5RnJkf3rti0VHt-NswCVwZeQ86s_2X-lTR9RGLIcgtHv3hRsUuf8tkzn0uIyWg3VDOdBB3-jvur0n11OuNvWQgdDELTct4SrjvLbVBD6dG62E_KCeULhTKRCKcJ8XcumpNbW6BFe0Cw/s320/LateralThinking.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5183142086389906690" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;">hmmm malem-malem habis makan enaknya ngeblog bener gak ??? soalnya mau keluar malem-malem juga males bawaannya.<br /><br />Postingan saya sebelumnya membahas tentang industri seluler di Indonesia yang sudah sangat <span style="font-style: italic;">hyperfragmented</span> dan para operatornya sudah terjebak di dalam perang harga untuk saling menjatuhkan satu sama lain.<br /><br />Nah sekarang saya akan membahas bagaimana strategi yang digunakan untuk membebaskan kita dari pasar yang sudah terfragmentasi. buku diatas adalah buku yang mengajak kita berpikir secara lateral atau berpikir diluar apa yang biasanya dipikirkan orang lain, berpikir secara lateral adalah mengajak kita berkreatif. seperti biasanya tulisan ini akan disajikan secara simpel dan mudah dimengerti<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifyIaxEnyhoGD6YDWHNOB6-SMfP0XOidqMFXFlfBjx7Bva5Hrvt5tku96WOcQkTt7p27CBAPuNOfB-zCdESy5ao2Tdw6FkE_q1t8kkuAPIyZNU97zJIwmttBPdEJtLsX4hiC0JVvZVIp0/s1600-h/Vertical_LateralThinking.Gif"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifyIaxEnyhoGD6YDWHNOB6-SMfP0XOidqMFXFlfBjx7Bva5Hrvt5tku96WOcQkTt7p27CBAPuNOfB-zCdESy5ao2Tdw6FkE_q1t8kkuAPIyZNU97zJIwmttBPdEJtLsX4hiC0JVvZVIp0/s320/Vertical_LateralThinking.Gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5183147699912162578" border="0" /></a><br /></div><div style="text-align: justify;">Dalam menghadapi pasar yang terfragmentasi atau telah dipenuhi produk yang homogen, pemasar haruslah dapat berpikir secara <span style="font-style: italic;">lateral</span>. Karena di dalam pola pikir manusia selain pola pikir secara konvensional atau secara<span style="font-style: italic;"> vertikal</span> terdapat pula pola pikir secara <span style="font-style: italic;">horizontal</span> atau <span style="font-style: italic;">lateral</span>.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Pola pikir konvensional</span> digambarkan sebagai garis vertikal, yang menambahkan yang sudah ada ke atas atau ke bawah. Misalnya makin bagus, makin cepat, dan seterusnya. <span style="font-weight: bold;">Pola pikir lateral</span>, adalah pola pikir menyamping secara horisontal. Artinya bukan hanya meneruskan apa yang sudah ada ke atas atau ke bawah - tetapi menciptakan jalur baru disampingnya. Inovasi yang lahir dari pola pikir lateral inilah, yang merupakan bagian dari <span style="font-weight: bold;">Lateral Marketing</span>.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Lateral marketing ini fokus di dalam :</span><br /><ol><li>berpikir menambahkan kebutuhan lain atau elemen lain yang dapat memuaskan konsumen di dalam produk yang sama</li><li>berpikir menambahkan segmen konsumen mana lagi yang dapat dijangkau dengan produk yang sama</li><li>berpikir menambahkan nilai lebih suatu produk yang dapat dijual kepada konsumen yang sudah ada</li><li>berpikir menambahkan fungsi produk yang baru jika produk tersebut diinovasi</li><li>memikirkan produk baru yang dapat menciptakan segmen baru di pasaran sehingga dapat mengalahkan produk kompetitor</li></ol>Lateral marketing berbeda dengan konvesional marketing karena bergerak dari pemikiran yang berbeda konvensiona dimulai dari pikiran "apa" (<span style="font-style: italic;">decutive thinking</span>) yang dapat ditambahkan agar dapat memuaskan konsumen, tetapi lateral marketing berpikir dari "bagaimana" (<span style="font-style: italic;">inductive thinking</span>) untuk memuaskan konsumen.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Bagaimana Lateral Marketing Bekerja ?????<br /></span>lateral marketing dimulai dengan memisahkan skema marketing secara vertikal yang terdiri dari tiga level utama, yaitu :<br /><ol><li>Level definisi pasar </li><li>Level definisi produk</li><li>level marketing mix</li></ol>setelah itu para pemasar, memutuskan dari ketiga level diatas mana yang akan dimulai dengan mengaplikasikan lateral marketing. Dan kita jika kita memilih <span style="font-weight: bold;">level definisi pasar</span> maka kita harus berpkir secara lateral mengenai utilitas produk, konsumen, dan situasi pembelian. jika kita fokus pada <span style="font-weight: bold;">definisi produk</span> maka kita berpikir mengenai inovasi produk. jika kita memilih <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">marketing mix</span> berarti kita fokus pada bagaimana suatu produk akan dijual.<br />Proses dari lateral marketing sendiri terdiri dengan berpikir secara kreatif atau lateral dengan menciptakan antara produk yang ada sekarang "existing" dengan ide-ide gila, nah jembatan yang menghubungkan antara "existing produk" dan ide-ide gila menjadi kenyataan itulah yang disebut dengan <span style="font-style: italic;">lateral marketing</span>.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">3 Langkah Mudah Lateral Marketing </span><br /><ol><li>pilihlah satu dari ketiga elemen (market, produk, marketing mix) yang akan difokuskan untuk dilakukan pengembangan atau diferensiasi</li><li>Dari elemen yang telah dibuat tersebut buatlah suatu ide kreatif yang dapat membuat suatu celah antara exixting produk dan pengembangan</li><li>buatlah suatu ide yang dapat menjembatani celah tersebut</li></ol><br /><span style="font-weight: bold;">berpikirlah kratif jangan terjebak di dalam perang tarif yang berkepanjangan...</span><br /></div>simple thinghttp://www.blogger.com/profile/15655411387918713172noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-7373255510451083249.post-41103887751082054922008-03-01T23:29:00.000-08:002008-03-01T23:35:26.633-08:00Tak Kenal Maka Tak sayang<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial;">marketing adalah salah satu dari disiplin ilmu yang saya pelajari di universitas. makanya dari dulu saya ingin buat blog tentang marketing dan baru terealisasikan sekarang karena saking banyaknya pekerjaan dan banyaknya masalah hidup yang saya hadapi.<br /><br />marketing adalah ilmu yang simpel tetapi membutuhkan sedikit keberanian dan keinginan untuk menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. semua orang dapat melakukan marketing di dalam hidupnya tetapi tidak semua orang sukses dalam menjalankan profesi marketing.<br /><br />so ijinkan saya untuk berbagi dengan semuanya tentang apa itu marketing dan permasalahan serta perkembangannya. jika ada ide dan saran tentang blog ini silahkan menghubungi saya.<br /><br />terima kasih<br /></span><span style="font-family: arial;"></span></div>simple thinghttp://www.blogger.com/profile/15655411387918713172noreply@blogger.com1